Kemampuan vaksinasi Kalteng belum maksimal karena adanya keterbatasan persediaan

id Pemprov kalteng, kalteng, dinas kesehatan, covid 19, palangka raya, vaksinasi, suyuti syamsul, kalimantan tengah

Kemampuan vaksinasi Kalteng belum maksimal karena adanya keterbatasan persediaan

Foto Dokumentasi-Vaksinasi massal COVID-19 bagi lansia di Kota Palangka Raya, Sabtu, (22/5/2021). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul menjelaskan, pemerintah daerah bersama instansi terkait lainnya terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi untuk mencapai target sasaran yang telah ditentukan.

Meski demikian, Suyuti saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa, menjelaskan, kemampuan vaksinasi untuk wilayah Kalteng memang belum maksimal karena masalah ketersediaan vaksin.

"Kita punya kemampuan vaksin sampai 30 ribu sehari, namun kemampuan ini tidak bisa maksimal karena keterbatasan vaksin," jelasnya.

Wakil Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalteng ini menyampaikan, vaksin baru datang lagi sebanyak 30 ribu dosis dan vaksin disediakan oleh pusat serta didistribusikan secara bertahap.

Saat ini jumlah keseluruhan stok vaksin yang tersedia kurang lebih sekitar 60 ribuan. Biasanya usai pihaknya menerima vaksin, diperlukan waktu sekitar dua hingga tiga hari untuk kemudian disalurkan ke kabupaten dan kota, serta distribusi ini juga dilakukan oleh Kimia Farma.

"Setiap minggu biasanya ada yang dikirim," jawabnya saat ditanya skala waktu pengiriman stok vaksin dari pusat untuk Kalteng.

Sementara itu, berdasarkan data yang dirilis Tim Satgas Penanganan COVID-19 Kalteng pada Senin (5/7) pukul 15.00 WIB, capaian target vaksinasi tenaga kesehatan tahap I sebesar 108,78 persen dan tahap II sebesar 101,78 persen.

Kemudian capaian target untuk pelayan publik tahap I sebesar 101,68 persen dan tahap II sebesar 53,10 persen, sedangkan lansia tahap I sebesar 34,13 persen dan tahap II sebesar 12,85 persen.

Selanjutnya kasus konfirmasi positif, bertambah sebanyak 139 orang, yaitu di Palangka Raya 61 orang, Katingan  tiga orang, Kobar 36 orang, Sukamara 17 orang, Pulpis 3 orang, Kapuas 18 orang dan Mura  satu orang.

Sembuh, bertambah sebanyak 116 orang, yaitu di Palangka Raya 24 orang, Katingan 44 orang, Kotim 29 orang, Kobar  lima orang, Sukamara  delapan  orang, Pulpis dua orang, Kapuas  satu  orang dan Gumas  tiga orang.

Kasus meninggal, bertambah sebanyak  tiga orang, yaitu di Palangka Raya dua  orang dan Kobar  stau orang, sehingga tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) menjadi 2,7 persen.