Gubernur Kalteng terima bantuan konsentrator oksigen dari presiden

id Pemprov kalteng, gubernur kalteng terima konsentrator oksigen, sugianto sabaran, pandemi covid 19, palangka raya, bandara tjilik riwut

Gubernur Kalteng terima bantuan konsentrator oksigen dari presiden

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran didampingi Kapolda dan Danrem menerima bantuan presiden berupa konsentrator oksigen di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, Kamis, (5/8/2021). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menerima langsung, sekaligus melakukan pengecekkan bantuan presiden berupa konsentrator oksigen atau oxygen concentrator sebanyak 133 unit yang tiba di Bandara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya.

"Bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat Kalteng, terlebih angka kematian cukup tinggi di UGD," kata Sugianto di Palangka Raya, Kamis.

Dijelaskannya, konsentrator oksigen bantuan presiden ini diperuntukan bagi unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit yang ada di Kalteng.

Pihaknya berharap adanya bantuan dari presiden ini bisa menekan angka kematian dan penanganan kasus COVID-19 di Kalteng bisa semakin maksimal.

Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul menjelaskan, bantuan konsentrator oksigen ini untuk membantu mengatasi masalah di UGD. Untuk itu pembagiannya dilakukan sesuai prioritas kebutuhan pada masing-masing rumah sakit dan otomatis tidak dilakukan secara merata.

"Ada rumah sakit tertentu, yang kesulitan masalah oksigen, sehingga 100 persen tempat tidur di UGD-nya akan dilengkapi konsentrator oksigen sehingga mampu mengatasi masalah kebutuhan oksigen," jelasnya.

Baca juga: 190 konsentrator oksigen dikirim ke Kalimantan dan Sulawesi

Untuk itu terkait pembagiannya akan diatur secara teknis oleh pihaknya, sebab apabila dibagikan secara merata maka tidak akan menyelesaikan masalah yang ada saat ini.

Dalam hal ini semua rumah sakit akan pihaknya petakan mana yang paling membutuhkan, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.

Lebih lanjut dijabarkannya, kekosongan suplai oksigen sifatnya relatif. Terjadi kekosongan apabila suplai reguler terhambat karena alasan tertentu.

"Yang berat adalah rumah sakit yang tak memiliki ISO tank karena persediaannya sedikit-sedikit, maka fokus kami juga akan kesitu," ungkapnya.

Namun untuk RSUD Doris Sylvanus maupun di Pangkalan Bun yang memiliki ISO tank yang memiliki persediaan 20-30 ton, itu jarang menghadapi masalah.

"Justru rumah sakit swasta kecil, rumah sakit pemerintah kecil, itu yang jadi masalah karena mereka membelinya tabung, bukan oksigen cair," terangnya.

Baca juga: Ketua DPR RI berikan konsentrator oksigen untuk masyarakat Kalteng

Baca juga: Indonesia terima bantuan donasi 532 tabung oksigen medis