Legislator Kotim dukung pemkab gandeng swasta manfaatkan sampah
Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Darmawati mendukung rencana pemerintah kabupaten setempat menggandeng swasta untuk mengelola dan memanfaatkan sampah.
"Kami berharap ini segera terealisasi. Selain sampah bisa terkelola dengan baik sehingga tidak menumpuk di kota, kerjasama ini juga sangat positif karena sampah bisa dimanfaatkan, bahkan bisa menambah pemasukan bagi pendapatan daerah," kata Darmawati di Sampit, Sabtu.
Tumpukan sampah, khususnya di Sampit, masih menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan masyarakat. Bahkan hingga saat ini ada saja titik-titik tempat warga membuang sampah di pinggir jalan padahal tempat pembuangan sampah tersebut sudah ditutup, salah satunya di depan feri penyeberangan samping Pelabuhan Sampit.
Pemerintah daerah sudah membangun sejumlah depo sampah dan menutup tempat pembuangan sampah di sejumlah lokasi di dalam kota. Tujuannya agar warga bisa membuang sampah ke depo sampah sehingga tidak ada lagi pemandangan sampah menumpuk atau meluber dari tempat pembuangan sampah di pinggir jalan.
Sayangnya hingga kini masih saja ditemukan tumpukan sampah. Terkadang warga mengeluhkan sampah menumpuk lantaran tidak diangkut oleh petugas.
Menyikapi itu, Darmawati berharap kerja sama dengan swasta nantinya bisa membuat pengelolaan sampah di kota ini menjadi lebih baik. Dia juga mendukung sampah didaur ulang maupun dimanfaatkan untuk berbagai hal sehingga dapat mengurangi volume sampah dan memberikan nilai ekonomi tinggi.
"Masyarakat juga menginginkan agar masalah sampah ini bisa benar-benar diatasi supaya tidak terus-menerus menjadi keluhan. Selain itu, nilai ekonomi pemanfaatan sampah nantinya diharapkan membawa dampak yang luas seperti munculnya lapangan kerja baru serta pemasukan bagi pendapatan asli daerah," harap Darmawati.
Rencana kerja sama pengelolaan sampah ini sebelumnya diungkapkan Bupati Halikinnor. Dia menceritakan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berencana mempercayakan pengelolaan sampah kepada swasta untuk diolah sehingga memberikan nilai ekonomi bagi daerah.
"Mereka investasi murni sehingga kita tidak perlu mengeluarkan dana. Nanti ada kerja sama yang saling menguntungkan. Bahkan saya berharap, sampah jadi berkah. Tidak lagi jadi masalah, tetapi bisa menjadi pemasukan bagi daerah," kata Halikinnor.
Baca juga: Kubah Syekh Abu Hamid di Ujung Pandaran disepakati direlokasi
Halikinnor mengatakan sudah ada pembicaraan dengan investor dari Bandung terkait kerja sama pengelolaan sampah. Investor tersebut akan mengolah sampah menjadi briket dan barang lainnya yang bernilai ekonomis.
Kerja sama ini dinilai menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah sendiri mendapat manfaat karena terbantu dalam mengelola sampah, sekaligus mendapat nilai ekonomis dari produk yang dihasilkan.
Halikinnor menyebutkan, sampah yang dihasilkan warga Sampit mencapai lebih dari 100 ton per hari. Jumlah tersebut belum termasuk sampah yang mungkin dibuang warga ke sungai maupun tempat selain tempat pembuangan sampah yang disiapkan pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki tempat pembuangan sampah akhir di Jalan Jenderal Sudirman dengan luas sekitar 60 hektare. Namun jika sampah hanya ditumpuk dan tidak dikelola maka lahan tersebut nantinya akan cepat terisi penuh.
Untuk itulah pemerintah daerah menyambut positif kehadiran investor yang berminat mengelola sampah. Kerja sama ini diharapkan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
Dia berharap permasalahan sampai yang menjadi momok, bisa diselesaikan dengan kerja sama ini. Lebih jauh, kerja sama ini juga diharapkan membawa nilai ekonomi.
"Ini harus ada solusi agar sampah bisa dikelola, paling tidak bisa didaur ulang. Sampah bisa jadi berkah jika diolah. Insya Allah tanggal 4 September 2021 kita akan penandatanganan MoU dengan pimpinan perusahaan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Ketua PWI Pusat apresiasi PWI Kotim pelopori vaksinasi untuk masyarakat
"Kami berharap ini segera terealisasi. Selain sampah bisa terkelola dengan baik sehingga tidak menumpuk di kota, kerjasama ini juga sangat positif karena sampah bisa dimanfaatkan, bahkan bisa menambah pemasukan bagi pendapatan daerah," kata Darmawati di Sampit, Sabtu.
Tumpukan sampah, khususnya di Sampit, masih menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan masyarakat. Bahkan hingga saat ini ada saja titik-titik tempat warga membuang sampah di pinggir jalan padahal tempat pembuangan sampah tersebut sudah ditutup, salah satunya di depan feri penyeberangan samping Pelabuhan Sampit.
Pemerintah daerah sudah membangun sejumlah depo sampah dan menutup tempat pembuangan sampah di sejumlah lokasi di dalam kota. Tujuannya agar warga bisa membuang sampah ke depo sampah sehingga tidak ada lagi pemandangan sampah menumpuk atau meluber dari tempat pembuangan sampah di pinggir jalan.
Sayangnya hingga kini masih saja ditemukan tumpukan sampah. Terkadang warga mengeluhkan sampah menumpuk lantaran tidak diangkut oleh petugas.
Menyikapi itu, Darmawati berharap kerja sama dengan swasta nantinya bisa membuat pengelolaan sampah di kota ini menjadi lebih baik. Dia juga mendukung sampah didaur ulang maupun dimanfaatkan untuk berbagai hal sehingga dapat mengurangi volume sampah dan memberikan nilai ekonomi tinggi.
"Masyarakat juga menginginkan agar masalah sampah ini bisa benar-benar diatasi supaya tidak terus-menerus menjadi keluhan. Selain itu, nilai ekonomi pemanfaatan sampah nantinya diharapkan membawa dampak yang luas seperti munculnya lapangan kerja baru serta pemasukan bagi pendapatan asli daerah," harap Darmawati.
Rencana kerja sama pengelolaan sampah ini sebelumnya diungkapkan Bupati Halikinnor. Dia menceritakan, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur berencana mempercayakan pengelolaan sampah kepada swasta untuk diolah sehingga memberikan nilai ekonomi bagi daerah.
"Mereka investasi murni sehingga kita tidak perlu mengeluarkan dana. Nanti ada kerja sama yang saling menguntungkan. Bahkan saya berharap, sampah jadi berkah. Tidak lagi jadi masalah, tetapi bisa menjadi pemasukan bagi daerah," kata Halikinnor.
Baca juga: Kubah Syekh Abu Hamid di Ujung Pandaran disepakati direlokasi
Halikinnor mengatakan sudah ada pembicaraan dengan investor dari Bandung terkait kerja sama pengelolaan sampah. Investor tersebut akan mengolah sampah menjadi briket dan barang lainnya yang bernilai ekonomis.
Kerja sama ini dinilai menguntungkan kedua belah pihak. Pemerintah sendiri mendapat manfaat karena terbantu dalam mengelola sampah, sekaligus mendapat nilai ekonomis dari produk yang dihasilkan.
Halikinnor menyebutkan, sampah yang dihasilkan warga Sampit mencapai lebih dari 100 ton per hari. Jumlah tersebut belum termasuk sampah yang mungkin dibuang warga ke sungai maupun tempat selain tempat pembuangan sampah yang disiapkan pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki tempat pembuangan sampah akhir di Jalan Jenderal Sudirman dengan luas sekitar 60 hektare. Namun jika sampah hanya ditumpuk dan tidak dikelola maka lahan tersebut nantinya akan cepat terisi penuh.
Untuk itulah pemerintah daerah menyambut positif kehadiran investor yang berminat mengelola sampah. Kerja sama ini diharapkan membawa manfaat bagi kedua belah pihak.
Dia berharap permasalahan sampai yang menjadi momok, bisa diselesaikan dengan kerja sama ini. Lebih jauh, kerja sama ini juga diharapkan membawa nilai ekonomi.
"Ini harus ada solusi agar sampah bisa dikelola, paling tidak bisa didaur ulang. Sampah bisa jadi berkah jika diolah. Insya Allah tanggal 4 September 2021 kita akan penandatanganan MoU dengan pimpinan perusahaan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Ketua PWI Pusat apresiasi PWI Kotim pelopori vaksinasi untuk masyarakat