Palangka Raya (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong pembuatan dan pemanfaatan 'eco enzym' di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai pengganti desinfektan yang ramah lingkungan dan aman.
Eco enzym merupakan cairan yang aman, dibuat dari bahan-bahan alami dan salah satu manfaatnya sebagai pengganti desinfektan atau klorin, kata Ketua PMI Kalteng Suhaemi di Palangka Raya, Rabu.
"Tentunya ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia," katanya saat membuka pelatihan eco enzym PMI se-Kalteng.
Suhaemi mengharapkan para peserta mengikuti pelatihan ini dengan baik dan menggali sebanyak-banyaknya pengetahuan terkait eco enzym, sehingga bisa diaplikasikan di daerah masing-masing.
Diketahui eco enzym merupakan cairan alami serba guna yang merupakan hasil fermentasi dari gula merah atau molase, sisa buah atau sayuran serta air.
Pembuatannya memerlukan waktu sekitar tiga bulan di wilayah tropis dan enam bulan di wilayah sub tropis. Hasil akhirnya berupa cairan berwarna kecoklatan dengan aroma asam segar.
Adapun manfaat eco enzym dalam kehidupan sehari-hari sangat beragam, diantaranya sebagai pembersih alami, yakni pembersih lantai alami, karbol dan lainnya.
"Saya menyampaikan terima kasih kepada PMI pusat dan para tim eco enzym yang sudah memfasilitasi PMI se-Kalteng belajar bersama tentang pengolahan eco enzym," ucapnya.
Lebih lanjut Suhaemi menyampaikan, selama ini PMI Kalteng telah melakukan banyak hal untuk membantu pemerintah, baik secara mandiri maupun resmi tergabung dalam Satgas COVID-19 dalam pencegahan dan penanganan penyebaran virus Corona.
Hal-hal yang telah dilakukan tersebut, seperti penyemprotan dan pembagian cairan desinfektan, pelayanan kesehatan dan sosial, pembagian kit kesehatan dan masker sekaligus promosi prokes, evakuasi pasien positif COVID-19 dan ikut serta memakamkan jenazah, serta lainnya.
"Kami mengharapkan agar tugas-tugas kemanusiaan ini terus kita lakukan, dengan penuh semangat dan tetap mengedepankan kesehatan diri pribadi dan keluarga, serta menerapkan protokol kesehatan," tutupnya.
Berita Terkait
Sejumlah cabor belum ada sumbang medali untuk Kalteng di PON XXI Aceh-Sumut 2024
Rabu, 11 September 2024 20:02 Wib
Pemkab Kotim gandeng YBBI untuk pendataan dan pemetaan sawit rakyat
Rabu, 11 September 2024 19:22 Wib
Legislator Kotim dukung pembangunan Jembatan Mentaya
Rabu, 11 September 2024 19:14 Wib
Puluhan siswa dan guru SD di Situbondo tertular cacar air hingga "lockdown"
Rabu, 11 September 2024 18:38 Wib
Pengadilan perkuat vonis mantan Dirut PERTAMINA terkait korupsi
Rabu, 11 September 2024 18:12 Wib
DPMD Kapuas dukung desa warnasari dalam pengelolaan air layak minum
Rabu, 11 September 2024 16:54 Wib
Pemkab Kapuas kembali terima penghargaan dari ANRI
Rabu, 11 September 2024 16:45 Wib
Gedung sekolah direnovasi, siswa SD di Sampit mengungsi ke musala
Rabu, 11 September 2024 16:37 Wib