Kuala Kurun (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunung Mas mengadakan lomba menulis cerita rakyat atau legenda, sebagai bentuk upaya pelestarian sejarah dan warisan budaya tak benda (WBTB) di daerah setempat.
“Pendaftaran dimulai pada 20 September hingga 23 Oktober 2021 dan ada belasan peserta yang mengirimkan naskah,” ucap Kepala Disbudpar Gumas Eigh Manto yang didampingi Kepala Seksi Sejarah dan Warisan Budaya Betri Riana di Kuala Kurun, Rabu.
Dia menyebut, penilaian naskah dilakukan mulai 25 hingga 31 Oktober 2021. Penilaian terhadap naskah para peserta dilakukan oleh tiga juri yakni Firion W Duling, Ita Mariana, dan Aryanie.
Dikatakan olehnya, setelah dinilai dari aspek orisinalitas, isi tulisan, teknik penulisan dan bahasa, dewan juri telah memutuskan enam terbaik dan telah diumumkan pada 1 November 2021 lalu.
Untuk juara I adalah Nanik Kartika dengan judul cerita Legenda Danau Dai, juara II Hermin Ganti dengan judul cerita Asal Usul Kiham Suran, Kiham Tawang, dan Kiham Oho di Sungai Habaon, dan juara III Dicky Wahyudi dengan judul cerita Legenda Rangan Sambon.
Sedangkan untuk juara harapan I adalah Aida Mantuh dengan judul cerita Legenda Goa Haramaung, juara harapan II Tony Sianturi dengan judul cerita Legenda Batu Bawui, dan juara harapan III Cenitio dengan judul cerita Kisah di Balik Bukit Bajai.
Dia menjelaskan, semua peserta lomba mendapat sertifikat penghargaan. Sedangkan para juara mendapat hadiah uang tunai yang berbeda nilainya antara yang satu dengan lainnya, tropi dan sertifikat.
Awalnya, sambung dia, penyerahan hadiah kepada para pemenang direncanakan pada Kamis (4/11). Namun karena satu dan lain hal, penyerahan hadiah terpaksa ditunda dan akan segera dilakukan.
Lebih lanjut, dari pelaksanaan lomba ini diharap dapat menumbuhkan minat dan mengembangkan daya cipta serta kreativitas dalam menulis di kalangan masyarakat, terhadap pelestarian WBTB yakni tradisi lisan berupa cerita rakyat atau legenda di Gumas.
“Lomba menulis cerita rakyat atau legenda ini juga sekaligus menambah dokumentasi antologi berbagai cerita rakyat atau legenda di wilayah Gumas, sebagai WBTB,” demikian Eigh Manto.