Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan vaksin COVID-19 dalam penanganan pandemi.
"Sudah terbukti vaksin bisa mengurangi tingkat keparahan COVID-19 varian Omicron," kata Brian dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Selemah apa pun virus, lanjutnya, itu tetap dapat menginfeksi manusia jika mendapatkan medium transmisi. Selain itu, jika virus tersebut ada di dalam badan manusia yang sudah memiliki kekebalan tubuh atau antibodi, maka virus itu akan menjadi sangat lemah.
"Sebaliknya, jika virus itu masuk ke dalam tubuh yang tidak memiliki antibodi, selain menginfeksi juga akan mengubah bentuknya menyesuaikan lingkungan tubuh manusia yang dilewatinya," jelasnya.
"Kalau perubahan (virus) menjadi tambah jinak, ya aman. Tapi jika perubahan malah menjadikan varian mutan yang lebih berbahaya, ini yang sangat berisiko," ujar Brian menambahkan.
Sebelumnya, pada Senin (7/2), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengecam penyebaran pesan bernada antivaksin.
Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali itu juga menekankan bahwa kelompok penyebar pesan antivaksin harus bertanggung jawab terhadap jumlah kematian pasien COVID-19 yang tidak ingin mendapatkan vaksin.
Menurut Luhut, sebanyak 69 persen dari total 356 kematian pasien akibat COVID-19 sejak 21 Januari 2022 disebabkan karena belum mendapatkan vaksin dosis lengkap.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 persen merupakan pasien yang memiliki penyakit penyeta atau komorbid, dan 44 persen lainnya merupakan kelompok masyarakat lanjut usia atau lansia.
"Mayoritas pasien dirawat berat, kritis, dan meninggal dunia adalah para lanjut usia. Jadi saya mohon, kalau Anda lansia dan belum vaksin, cepat-cepat vaksin," ujar Luhut.
Hingga Kamis (10/2), data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan sebanyak 133,7 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksin dosis lengkap dan 6,3 juta masyarakat telah memperoleh vaksin penguat (booster).
Berita Terkait
Jelang laga perdana, Spanyol tidak remehkan Kanada
Jumat, 10 November 2023 7:19 Wib
Pemain tengah Uruguay Torreira tak ingin remehkan kekuatan Korea Selatan
Rabu, 23 November 2022 14:23 Wib
Liga Champions: Jurgen Klopp tak akan remehkan Villarreal
Selasa, 26 April 2022 23:36 Wib
Jangan remehkan nyeri haid, bisa jadi tanda endometriosis
Selasa, 29 Maret 2022 15:22 Wib
Jangan pernah remehkan COVID-19, siapapun bisa tertular
Jumat, 30 Oktober 2020 22:43 Wib
Trump tetap remehkan corona meski tau itu berbahaya
Kamis, 10 September 2020 17:40 Wib
Doja Cat kini positif COVID-19 setelah sempat remehkan virus corona
Senin, 27 Juli 2020 11:49 Wib
Masyarakat Kotim diimbau tidak remehkan ancaman penularan COVID-19
Minggu, 17 Mei 2020 21:23 Wib