Sampit (ANTARA) - Korban banjir di Desa Sumber Makmur Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengeluhkan penyakit gatal-gatal yang mulai dirasakan sejumlah warga setempat.
"Kami di sini mengeluhkan sakit. Gatal-gatal. Banjir di sini sudah sekitar satu minggu," kata Dullah, warga Desa Sumber Makmur, Sabtu.
Keluhan itu disampaikan Dullah saat dikunjungi Wakil Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Rudianur. Politisi Partai Golkar itu blusukan ke beberapa desa di Kecamatan Mentaya Hilir Utara yang sedang dilanda banjir.
Dullah sendiri harus mengungsi ke rumah mertuanya lantaran rumahnya juga terendam banjir. Desa Sumber Makmur merupakan desa yang dulunya berstatus kawasan transmigrasi pada 1986 silam.
Saat ini banjir melanda sejumlah kawasan di kecamatan tersebut. Banjir cukup parah terjadi di Desa Natai Baru, Natai Nangka, Ramban atau Bagendang Tengah dan Sumber Makmur. Banjir merendam puluhan rumah, termasuk di Desa Sumber Makmur yang tercatat 36 rumah yang terendam.
Warga yang rumahnya terendam harus menaikkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi agar tidak rusak. Begitu pula untuk tidur, mereka membuat semacam dipan tinggi untuk berbaring.
Baca juga: Legislator Kotim berharap pembangunan SPBN kembali diperjuangkan bantu nelayan
Banjir tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat, tetapi juga mengganggu kesehatan. Seperti dialami keluarga Riyanto yang merasakan gatal-gatal sejak terjadi banjir.
"Gatal-gatal. Korengan. Rumah kami sudah tiga hari ini ikut terendam. Banjirnya belum surut," kata istri Riyanto.
Keluarga ini harus ekstra menjaga keselamatan dua anak yang masih kecil. Selain mencegah hal tidak diinginkan akibat banjir, mereka kini mulai cemas karena serangan penyakit mulai menghantui.
Sementara itu Rudianur mengatakan, korban banjir di Desa Sumber Makmur belum mendapat bantuan. Selain itu, warga juga memerlukan bantuan terkait penyakit dampak banjir yang mulai mereka rasakan.
"Saya harap ini menjadi perhatian. Harap segera ada bantuan sembako dan pemeriksaan kesehatan agar warga kita yang dilanda banjir tidak sampai sakit," kata Rudianur.
Rudianur sengaja berkeliling memantau banjir di desa itu dan berbincang dengan warga setempat. Dia menyaksikan langsung rumah-rumah warga yang terendam. Banjir juga melanda kantor desa serta halaman sekolah sehingga menyulitkan aktivitas masyarakat.
Baca juga: Tempat usaha di Kotim diwajibkan fasilitasi pemasaran produk unggulan daerah
Baca juga: Blusukan ke lokasi banjir, legislator Kotim temukan warga belum terima bantuan
Baca juga: LKBN ANTARA dan Radar Sampit tingkatkan sinergi diseminasi informasi