Gencarkan pencegahan stunting di Palangka Raya

id Dprd palangka raya, ruselita, stunting, gagal tumbuh, kekerdilan, palangka raya, kalteng

Gencarkan pencegahan stunting di Palangka Raya

Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Ruselita. (ANTARA/Adi Wibowo)

Palangka Raya (ANTARA) -
Anggota DPRD Palangka Raya, Kalimantan Tengah Ruselita meminta pemerintah kota setempat gencar melakukan sosialisasi pencegahan stunting.


 


"Saya sangat yakin dengan mendeteksi secara dini stunting dapat dicegah, terutama melalui peranan keluarga sangat ampuh untuk mencegah persoalan itu," katanya di Palangka Raya, Senin.


 


Srikandi yang tergabung di Komisi C DPRD Palangka Raya itu menuturkan, salah satu agar persoalan tersebut dapat dicegah juga mendorong keluarga mencukupi kebutuhan vitamin dan gizi ibu hamil.


 


Kemudian juga dapat meningkatkan kesadaran keluarga, guna memastikan vitamin yang dikonsumsi dan gizi bagi ibu hamil serta anak tercukupi selama 1.000 hari pertama kehidupan.


 


"Beberapa waktu lalu saya ada mendengar pemkot menandatangani surat keputusan terkait tindak lanjut terhadap upaya mendeteksi dini, antisipasi dan penanganan stunting di 2022 ini," katanya.


 


Pencegahan stunting ini tentu tidak bisa hanya berharap kepada pemerintah dan instansi terkait yang membidangi. Melainkan peranan masyarakat itu sendiri sangat dibutuhkan karena dampaknya juga ke masyarakat.


 


Maka dari itu, dengan bersama-sama melakukan pencegahan dan antisipasi agar hal tersebut tidak terjadi pada anak-anak di 'Kota Cantik'.


 


"Perbanyak makan-makanan sehat, buah-buahan yang mengandung vitamin serta ikan agar stunting tidak menyerang anak-anak kita," ungkap srikandi dari Partai Perindo itu.


 


Disisi lain, pemkot setempat juga terus memaksimalkan peran pendampingan keluarga dalam memastikan 1.000 hari kehidupan pertama anak terpenuhi seluruh kebutuhannya.


 


Melalui tim pendamping keluarga, pemerintah semakin menggencarkan upaya preventif, promotif dan tindakan yang semuanya berdasarkan standar operasional prosedur.


 


Tim pendamping keluarga sebagai ujung tombak akan membantu pemerintah berkomunikasi pada tenaga kesehatan, serta sekaligus memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat.