“Tetap kita menjaga kebersihannya seperti gigi asli. Banyak juga masyarakat yang beranggapan, karena gigi palsu dia pikir ‘Dok, saya nggak perlu sikat lagi karena gigi palsu’. Itu kan salah karena tentu akan menimbulkan masalah juga kalau tidak dibersihkan,” katanya dalam acara media gathering di PDEC x Tooth & Co Dental Clinic, Jakarta, Senin.
Pada jenis gigi palsu permanen, Andy mengatakan pasien harus tetap menyikat gigi dua kali sehari pada waktu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta melakukannya dengan baik dan benar.
Kemudian pada jenis gigi palsu lepasan, lanjutnya, gigi tiruan itu harus dilepas pada malam hari untuk dibersihkan dan direndam supaya tidak ada sisa-sisa makanan yang terjebak. Jika gigi palsu lepasan kotor, maka dapat berpotensi menimbulkan penyakit gusi atau gigi berlubang pada gigi-gigi asli yang masih tersisa.
Andy juga menganjurkan untuk melakukan pembersihan pada celah-celah gigi dengan benang gigi atau dental floss. Menurutnya, cara perawatan ini sangat membantu untuk menjaga kebersihan daerah gigi yang tidak bisa dijangkau oleh bulu sikat.
Baca juga: Menyikat gigi sebaiknya 30 menit setelah makan
“Benang gigi ini ada caranya. Tapi yang pasti itu harus dimasukkan. Pada saat dimasukkan, itu biasanya harus dilakukan gerakan mencungkil, bentuk seperti 'letter U', terus ditarik ke atas supaya makanan yang nyangkut bisa terangkat,” katanya.
Sama seperti pada pasien dengan gigi normal, pasien yang menggunakan gigi palsu juga harus tetap melakukan kontrol atau dental check up setidaknya satu kali setiap enam bulan.
Dengan rutin kontrol, kata Andy, maka dokter juga dapat mengecek kembali kondisi gigi palsu pada pasien; apakah masih bagus, apakah sudah longgar, atau bahkan mulai tampak sisa makanan yang sering menempel pada daerah tertentu.
Jika pasien bisa menjaga kebersihan dan rajin kontrol ke dokter gigi, Andy mengatakan biasanya kondisi gigi palsu menjadi lebih awet. Penggantian gigi palsu akan dianjurkan dokter apabila pasien menjalankan kebiasaan yang buruk pada kondisi gigi dan mulutnya.
“Misalkan sering jatuh atau kadang dipakai dan kadang enggak dipakai (gigi palsunya), itu nantinya akan mempengaruhi terhadap akurasinya (pas atau tidaknya gigi lepasan saat dipasang). Kemudian kalau sudah kotor gigi palsunya biasanya sudah mulai berjamur ya itu sudah harus dibuatkan yang baru,” kata Andy.
Baca juga: Tips jaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa
Baca juga: Amankah gunakan pasta gigi berflouride?
Baca juga: Cara periksa kebersihan gigi anak setelah menyikat gigi