"Penyebab robohnya patung Pahlawan Nasional Tjilik Riwut diduga akibat angin kencang yang terjadi pada malam hari tadi," kata Pransang kepada para wartawan di Kasongan, Sabtu.
Dia memperkirakan penyebab lainnya karena konstruksi kerangka besi yang ada di dalam patung tokoh kebanggaan masyarakat Kalimantan Tengah itu, mengalami pengeroposan karena termakan usia.
"Patung tersebut dibangun pada 2008 jadi sudah cukup lama berdiri. Diperkirakan kerangka besi di dalam patung sudah keropos dimakan usia," ucapnya.
Dia telah menghubungi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat untuk melakukan pengecekan teknis secara langsung terhadap kondisi patung dan penyebab robohnya.
Dinas PUPR pun diminta mengkaji apakah patung itu masih bisa dibangun kembali. Peristiwa itu sudah dilaporkannya ke Bupati Katingan Sakariyas yang meminta agar kondisi patung tidak dibiarkan berlama-lama seperti itu.
Dia menegaskan robohnya patung Gubernur Kalimantan kedua periode 30 Juni 1958-Februari 1967 bukan karena faktor lain seperti sengaja dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Jangan kita berpikir bahwa kejadian ini karena ada unsur lain. Peristiwa robohnya patung tersebut murni karena dimakan usia, terbukti pada bagian pondasi saya lihat banyak yang retak-retak," tegasnya.
Robohnya bagian pinggang ke atas patung Pahlawan Nasional Tjilik Riwut yang berada di tengah bundaran perkantoran Bupati Katingan diperkirakan terjadi pada Sabtu (18/6) dini hari. Sejak berdiri patung ini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Katingan.
Peristiwa tersebut menjadi viral di media sosial. Netizen yang sebagian besar warga Katingan berharap agar pemerintah daerah segera memperbaikinya atau membangun kembali patung tersebut dengan lebih kokoh dan kuat.