Rata-rata penghasilan rumah tangga miskin di Kalteng Rp2,66 juta/bulan
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat jumlah penduduk miskin di provinsi setempat per Maret 2022 mencapai 145,10 ribu orang, meningkat 4,1 ribu orang terhadap September 2021 dan meningkat 5,1 ribu orang pada Maret 2021.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat press rilis di Palangka Raya, Jumat, mengatakan berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, penduduk miskin di perkotaan Maret 2022 bertambah sebanyak 2 ribu orang atau 3,42 persen dibandingkan September 2021.
"Peningkatan jumlah penduduk miskin juga terjadi di perdesaan sebanyak 2,1 ribu orang atau 2,51 persen. Jadi, secara total Maret 2022, terjadi peningkatan penduduk miskin di Kalteng sebanyak 4,1 ribu orang atau 2,89 persen," ucapnya.
Adapun ukuran garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar Rp 548.816 per kapita per bulan, dan untuk komponennya terdiri komoditi Makanan dan Bukan Makanan. Pada Maret 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.
Eko mengatakan komoditi Beras dan rokok kretek filter masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 19,24 persen dan 13,82 persen di perkotaan. Sedangkan di perdesaan, beras memberi sumbangan sebesar 23,00 persen dan rokok kretek filter 15,23 persen.
Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (6,78 persen di perkotaan dan 5,28 persen di perdesaan), telur ayam ras (4,44 persen di perkotaan dan 3,94 persen di perdesaan), mie instan (3,60 persen di perkotaan dan 3,77 di perdesaan), gula pasir (2,75 persen di perkotaan dan 3,70 persen di perdesaan), bawang merah (2,26 persen di perkotaan dan 2,52 di perdesaan), kue basah (2,13 persen di perkotaan dan 1,98 persen di perdesaan), dan seterusnya.
Baca juga: BPS catat penduduk miskin turun pada Maret 2022
"Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, pendidikan dan sabun cuci," beber dia.
Dia menyebut garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga, dalam memenuhi kebutuhannya, agar tidak dikategorikan miskin.
"Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga di Kalteng pada Maret 2022 adalah berpenghasilan Rp 2.667.246/bulan, naik 4,74 persen dibanding September 2021 yang berkisar Rp2.546.421/bulan," demikian Eko.
Baca juga: BPS: Penerbangan dari dan ke Kalteng terus alami kenaikan
Baca juga: Turun 7,4 persen di Mei 2022, komoditas ekspor Kalteng semua non migas
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng selama Juni 2022 alami penurunan
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat press rilis di Palangka Raya, Jumat, mengatakan berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, penduduk miskin di perkotaan Maret 2022 bertambah sebanyak 2 ribu orang atau 3,42 persen dibandingkan September 2021.
"Peningkatan jumlah penduduk miskin juga terjadi di perdesaan sebanyak 2,1 ribu orang atau 2,51 persen. Jadi, secara total Maret 2022, terjadi peningkatan penduduk miskin di Kalteng sebanyak 4,1 ribu orang atau 2,89 persen," ucapnya.
Adapun ukuran garis kemiskinan pada Maret 2022 sebesar Rp 548.816 per kapita per bulan, dan untuk komponennya terdiri komoditi Makanan dan Bukan Makanan. Pada Maret 2022, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, pada umumnya hampir sama.
Eko mengatakan komoditi Beras dan rokok kretek filter masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 19,24 persen dan 13,82 persen di perkotaan. Sedangkan di perdesaan, beras memberi sumbangan sebesar 23,00 persen dan rokok kretek filter 15,23 persen.
Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (6,78 persen di perkotaan dan 5,28 persen di perdesaan), telur ayam ras (4,44 persen di perkotaan dan 3,94 persen di perdesaan), mie instan (3,60 persen di perkotaan dan 3,77 di perdesaan), gula pasir (2,75 persen di perkotaan dan 3,70 persen di perdesaan), bawang merah (2,26 persen di perkotaan dan 2,52 di perdesaan), kue basah (2,13 persen di perkotaan dan 1,98 persen di perdesaan), dan seterusnya.
Baca juga: BPS catat penduduk miskin turun pada Maret 2022
"Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, pendidikan dan sabun cuci," beber dia.
Dia menyebut garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga, dalam memenuhi kebutuhannya, agar tidak dikategorikan miskin.
"Secara rata-rata, garis kemiskinan per rumah tangga di Kalteng pada Maret 2022 adalah berpenghasilan Rp 2.667.246/bulan, naik 4,74 persen dibanding September 2021 yang berkisar Rp2.546.421/bulan," demikian Eko.
Baca juga: BPS: Penerbangan dari dan ke Kalteng terus alami kenaikan
Baca juga: Turun 7,4 persen di Mei 2022, komoditas ekspor Kalteng semua non migas
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng selama Juni 2022 alami penurunan