Legislator Kotim dukung pembangunan ulang jembatan di Sampit
Sampit (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Bunyamin mendukung wacana pembangunan ulang jembatan di Jalan Kapten Mulyono Sampit karena memang dibutuhkan.
"Saya mendukung dan berharap jembatan itu dibangun secara permanen karena karena setiap harinya kendaraan yang melintas semakin banyak dan kapasitas juga semakin bertambah," kata Bunyamin di Sampit, Sabtu.
Jembatan tersebut adalah jembatan yang oleh warga sering disebut dengan nama Jembatan Patah. Penamaan itu lantaran jembatan berlantai kayu ulin itu sangat sering rusak.
Pemicu kerusakan yang sering terjadi adalah banyaknya truk yang melintasi jembatan tersebut. Hal itu lantaran jembatan ini menjadi salah satu akses menuju dan dari Pelabuhan Bagendang.
Kayu ulin yang digunakan diperkirakan hanya mampu menahan kendaraan bermuatan maksimal delapan ton, sesuai kemampuan jalan di kawasan itu. Namun faktanya, jembatan itu dilintasi truk-truk dengan muatan belasan ton.
Akibatnya, kayu ulin yang digunakan sebagai lantai jembatan sering patah. Meski sering diperbaiki, lantai jembatan itu biasanya akan kembali rusak.
Baca juga: Warga Sampit dukung jembatan ini dibangun ulang
"Makanya kami dukung agar jembatan itu dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih kokoh. Kita juga mempertimbangkan untuk jangka panjang agar jembatan ini bisa digunakan dalam waktu lama," kata Bunyamin.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kaspul Zain saat rapat dengan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur pada Senin (18/7) lalu mengatakan, jembatan berlantai ulin tersebut tidak mampu menahan beban kendaraan yang lewat dengan muatan lebih dari delapan ton. Jika dipaksakan maka hampir pasti akan patah dan rusak.
Pekan lalu bahkan baru dilakukan perbaikan kerusakan lantai jembatan. Saat ini jembatan tersebut sudah fungsional seperti semula. Namun dengan kontruksi lantai ulin seperti saat ini, kerusakan bisa terjadi lagi.
Pemerintah daerah sudah berencana mengganti atau membangun ulang jembatan tersebut pada 2023. Rencananya akan dibangun dengan jembatan bentang 40 meter dan lebar 6 meter dengan kebutuhan dana sekitar Rp4,5 miliar.
Untuk itulah Kaspul Zain meminta dukungan Komisi IV untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Diharapkan anggarannya bisa disetujui sehingga bisa dibangun pada 2023 nanti.
"Dalam pagu indikatif 2023 kami bisa menganggarkan sekitar Rp3 miliar sehingga masih diperlukan Rp1,5 miliar. Makanya kami mohon dukungan Komisi IV agar ini bisa dipenuhi. Untuk perencanaannya kami masukkan dalam APBD Perubahan 2022 ini. Semoga disetujui sehingga pada 2023 kita bisa melaksanakan penggantian jembatan," demikian Kaspul Zain.
Baca juga: Kotim raih penghargaan Stan Terbaik di Apkasi Otonomi Expo 2022
Baca juga: Forum Anak Daerah diharapkan bantu cegah kekerasan terhadap anak di Kotim
Baca juga: Kekerasan terhadap anak meningkat, Bupati Kotim perintahkan bentuk tim
"Saya mendukung dan berharap jembatan itu dibangun secara permanen karena karena setiap harinya kendaraan yang melintas semakin banyak dan kapasitas juga semakin bertambah," kata Bunyamin di Sampit, Sabtu.
Jembatan tersebut adalah jembatan yang oleh warga sering disebut dengan nama Jembatan Patah. Penamaan itu lantaran jembatan berlantai kayu ulin itu sangat sering rusak.
Pemicu kerusakan yang sering terjadi adalah banyaknya truk yang melintasi jembatan tersebut. Hal itu lantaran jembatan ini menjadi salah satu akses menuju dan dari Pelabuhan Bagendang.
Kayu ulin yang digunakan diperkirakan hanya mampu menahan kendaraan bermuatan maksimal delapan ton, sesuai kemampuan jalan di kawasan itu. Namun faktanya, jembatan itu dilintasi truk-truk dengan muatan belasan ton.
Akibatnya, kayu ulin yang digunakan sebagai lantai jembatan sering patah. Meski sering diperbaiki, lantai jembatan itu biasanya akan kembali rusak.
Baca juga: Warga Sampit dukung jembatan ini dibangun ulang
"Makanya kami dukung agar jembatan itu dibangun ulang dengan konstruksi yang lebih kokoh. Kita juga mempertimbangkan untuk jangka panjang agar jembatan ini bisa digunakan dalam waktu lama," kata Bunyamin.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kaspul Zain saat rapat dengan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur pada Senin (18/7) lalu mengatakan, jembatan berlantai ulin tersebut tidak mampu menahan beban kendaraan yang lewat dengan muatan lebih dari delapan ton. Jika dipaksakan maka hampir pasti akan patah dan rusak.
Pekan lalu bahkan baru dilakukan perbaikan kerusakan lantai jembatan. Saat ini jembatan tersebut sudah fungsional seperti semula. Namun dengan kontruksi lantai ulin seperti saat ini, kerusakan bisa terjadi lagi.
Pemerintah daerah sudah berencana mengganti atau membangun ulang jembatan tersebut pada 2023. Rencananya akan dibangun dengan jembatan bentang 40 meter dan lebar 6 meter dengan kebutuhan dana sekitar Rp4,5 miliar.
Untuk itulah Kaspul Zain meminta dukungan Komisi IV untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Diharapkan anggarannya bisa disetujui sehingga bisa dibangun pada 2023 nanti.
"Dalam pagu indikatif 2023 kami bisa menganggarkan sekitar Rp3 miliar sehingga masih diperlukan Rp1,5 miliar. Makanya kami mohon dukungan Komisi IV agar ini bisa dipenuhi. Untuk perencanaannya kami masukkan dalam APBD Perubahan 2022 ini. Semoga disetujui sehingga pada 2023 kita bisa melaksanakan penggantian jembatan," demikian Kaspul Zain.
Baca juga: Kotim raih penghargaan Stan Terbaik di Apkasi Otonomi Expo 2022
Baca juga: Forum Anak Daerah diharapkan bantu cegah kekerasan terhadap anak di Kotim
Baca juga: Kekerasan terhadap anak meningkat, Bupati Kotim perintahkan bentuk tim