Festival Bubur Asyura dijadikan kegiatan wisata tahunan Kotim
Sampit (ANTARA) - Festival Bubur Asyura yang digelar masyarakat Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berlangsung sukses dan disambut antusias sehingga pemerintah daerah memutuskan memasukkan kegiatan ini dalam kalender wisata setempat.
"Terima kasih atas penyelenggaraan ini. Saya mengira tadi tidak sebesar ini. Luar biasa. Ini akan kita buat menjadi agenda tahunan. Kita masukkan dalam kalender pariwisata daerah," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Festival Bubur Asyura digelar masyarakat Kelurahan Baamang Hulu untuk memeriahkan tahun baru Islam serta memperingati 10 Muharam yang dikenal dengan sebutan hari Asyura. Kegiatan digelar di Jalan Baamang I RT 5 Kelurahan Baamang Hulu yang berada di pinggir Sungai Mentaya.
Bupati Halikinnor datang bersama Ketua DPRD Rinie, Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, sejumlah anggota DPRD serta pejabat lain. Rombongan disambut tradisi lawang sakepeng serta pertunjukan bela diri tradisional oleh puluhan anggota Perguruan Kuntau Bangkui Selamat.
Rombongan juga disuguhi penampilan tarian batirik. Bupati bersama sempat ikut membantu proses pembuatan bubur asyura bersama Ibu-ibu di kelurahan setempat.
Sementara itu saat acara, kegiatan bernuansa Islam ini diisi pembacaan maulid Al Habsyi serta pembacaan doa bersama. Selanjutnya, tamu dan masyarakat bersama-sama menyantap bubur asyura yang rasanya lezat.
Bupati Halikinnor mengapresiasi masyarakat Kelurahan Baamang Hulu serta lokasi lainnya di Kotawaringin Timur yang masih mempertahankan tradisi membuat bubur asyura. Ini menjadi bagian syiar Islam serta tradisi bernuansa Islam yang harus dipertahankan.
Untuk itu, dia memerintahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menjadikan Festival Bubur Asyura sebagai agenda rutin tahunan dan dimasukkan dalam kalender wisata Kotawaringin Timur.
Festival Bubur Asyura tradisi bernuansa Islam yang harus dilestarikan. Untuk tahun depan, Halikinnor meminta kegiatan ini digelar secara besar-besaran dan anggarannya akan dialokasikan oleh pemerintah.
"Tahun depan kita buat festival bubur asyura terbesar, bahkan kalau bisa memecahkan Rekor MURI. Sekaligus nanti kita kumpulkan anak yatim untuk kita beri santunan," ujar Halikinnor.
Sementara itu Ketua Panitia Festival Bubur Asyura, Dadang Siswanto mengatakan, kegiatan ini rutin digelar masyarakat Kelurahan Baamang Hulu. Kegiatan didanai secara swadaya melalui sumbangan masyarakat dan donatur.
"Kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi, melestarikan budaya sekaligus kita menikmati bersama bubur asyura. Dia mengaku bangga karena masyarakat sangat kompak bahu-membahu menyelenggarakan kegiatan tersebut hingga sukses," ujar Dadang.
Pria yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur itu menambahkan, pihaknya juga sengaja menampilkan seni bela diri tradisional kuntau oleh Perguruan Kuntau Bangkui Selamat. Tujuannya untuk mempromosikan dan melestarikan seni bela diri asli daerah setempat.
Dadang juga dipercaya menjadi Ketua Dewan Pembina Perguruan Kuntau Bangkui Selamat. Saat ini anggota perguruan ini sebanyak 1.640 tersebar di Sampit dan sejumlah kecamatan di luar pusat kota.
Selain itu, panitia juga memberi kesempatan kepada pelaku UMKM untuk menjual produk mereka di lokasi kegiatan. Hal ini disambut positif karena membawa dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.
Sementara itu, Nisa salah seorang warga mengaku senang bisa hadir menyaksikan Festival Bubur Asyura dan berkesempatan menikmati bubur tersebut. Dia mendukung kegiatan tersebut digelar setiap tahun karena cukup positif.
"Apalagi ini kegiatan bernuansa keagamaan. Kalau digelar besar-besaran dan menjadi kegiatan pariwisata, nantinya juga akan membawa dampak secara ekonomi bagi masyarakat," demikian Nisa.
Baca juga: Kunjungi DPRD Kotim, mahasiswa STIH Sampit sumbang pemikiran Perda Perparkiran
Baca juga: Lumban Gaol gantikan Parimus pimpin Fraksi Demokrat DPRD Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim ajukan Raperda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
"Terima kasih atas penyelenggaraan ini. Saya mengira tadi tidak sebesar ini. Luar biasa. Ini akan kita buat menjadi agenda tahunan. Kita masukkan dalam kalender pariwisata daerah," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Festival Bubur Asyura digelar masyarakat Kelurahan Baamang Hulu untuk memeriahkan tahun baru Islam serta memperingati 10 Muharam yang dikenal dengan sebutan hari Asyura. Kegiatan digelar di Jalan Baamang I RT 5 Kelurahan Baamang Hulu yang berada di pinggir Sungai Mentaya.
Bupati Halikinnor datang bersama Ketua DPRD Rinie, Wakil Bupati Irawati, Sekretaris Daerah Fajrurrahman, sejumlah anggota DPRD serta pejabat lain. Rombongan disambut tradisi lawang sakepeng serta pertunjukan bela diri tradisional oleh puluhan anggota Perguruan Kuntau Bangkui Selamat.
Rombongan juga disuguhi penampilan tarian batirik. Bupati bersama sempat ikut membantu proses pembuatan bubur asyura bersama Ibu-ibu di kelurahan setempat.
Sementara itu saat acara, kegiatan bernuansa Islam ini diisi pembacaan maulid Al Habsyi serta pembacaan doa bersama. Selanjutnya, tamu dan masyarakat bersama-sama menyantap bubur asyura yang rasanya lezat.
Bupati Halikinnor mengapresiasi masyarakat Kelurahan Baamang Hulu serta lokasi lainnya di Kotawaringin Timur yang masih mempertahankan tradisi membuat bubur asyura. Ini menjadi bagian syiar Islam serta tradisi bernuansa Islam yang harus dipertahankan.
Untuk itu, dia memerintahkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menjadikan Festival Bubur Asyura sebagai agenda rutin tahunan dan dimasukkan dalam kalender wisata Kotawaringin Timur.
Festival Bubur Asyura tradisi bernuansa Islam yang harus dilestarikan. Untuk tahun depan, Halikinnor meminta kegiatan ini digelar secara besar-besaran dan anggarannya akan dialokasikan oleh pemerintah.
"Tahun depan kita buat festival bubur asyura terbesar, bahkan kalau bisa memecahkan Rekor MURI. Sekaligus nanti kita kumpulkan anak yatim untuk kita beri santunan," ujar Halikinnor.
Sementara itu Ketua Panitia Festival Bubur Asyura, Dadang Siswanto mengatakan, kegiatan ini rutin digelar masyarakat Kelurahan Baamang Hulu. Kegiatan didanai secara swadaya melalui sumbangan masyarakat dan donatur.
"Kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi, melestarikan budaya sekaligus kita menikmati bersama bubur asyura. Dia mengaku bangga karena masyarakat sangat kompak bahu-membahu menyelenggarakan kegiatan tersebut hingga sukses," ujar Dadang.
Pria yang merupakan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur itu menambahkan, pihaknya juga sengaja menampilkan seni bela diri tradisional kuntau oleh Perguruan Kuntau Bangkui Selamat. Tujuannya untuk mempromosikan dan melestarikan seni bela diri asli daerah setempat.
Dadang juga dipercaya menjadi Ketua Dewan Pembina Perguruan Kuntau Bangkui Selamat. Saat ini anggota perguruan ini sebanyak 1.640 tersebar di Sampit dan sejumlah kecamatan di luar pusat kota.
Selain itu, panitia juga memberi kesempatan kepada pelaku UMKM untuk menjual produk mereka di lokasi kegiatan. Hal ini disambut positif karena membawa dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.
Sementara itu, Nisa salah seorang warga mengaku senang bisa hadir menyaksikan Festival Bubur Asyura dan berkesempatan menikmati bubur tersebut. Dia mendukung kegiatan tersebut digelar setiap tahun karena cukup positif.
"Apalagi ini kegiatan bernuansa keagamaan. Kalau digelar besar-besaran dan menjadi kegiatan pariwisata, nantinya juga akan membawa dampak secara ekonomi bagi masyarakat," demikian Nisa.
Baca juga: Kunjungi DPRD Kotim, mahasiswa STIH Sampit sumbang pemikiran Perda Perparkiran
Baca juga: Lumban Gaol gantikan Parimus pimpin Fraksi Demokrat DPRD Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim ajukan Raperda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan