Ketua Muhammadiyah Palangka Raya tolak paham radikal dan intoleran
Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sofyan Sori mengajak masyarakat di daerah setempat untuk menolak paham-paham radikalisme dan intoleran yang dapat mengganggu keamanan daerah.
"Sebenarnya dalam Islam itu radikal tidak ada, tetapi adanya adu domba dan dalam Islam sudah jelas dikatakan jika persoalan maka tabayyun, karena jika tidak tabayyun maka kemungkinan besar muncul radikalisme," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Dia menuturkan, adanya radikalisme itu karena ketidakpahaman dalam Islam, apalagi Muhammadiyah Islam berkemajuan. Maka dari itu masyarakat di daerah setempat harus menolak munculnya paham radikalisme, intoleran dan terorisme ataupun ujaran kebencian yang dapat mengacaukan keamanan dan ketertiban dalam bermasyarakat.
Menurutnya, munculnya radikal tersebut di tengah masyarakat merupakan sebuah kesempitan atau ketidakpahaman, mengaku Islam tetapi belum Islam.
Maka dari itu Muhammadiyah melalui pengajian, pendidikan dan kegiatan keagamaan lainnya, selalu mengajarkan Islam yang benar tanpa ada radikalisme.
"Islam itu penyejuk, mendamaikan dan mensejahterakan.Tuduhan muncul karena ketidakpahaman dalam Islam. Maka itu Muhammadiyah melalui pendidikan, sehingga arah radikal bisa dihilangkan," beber Sofyan Sori yang juga sebagai Dewan Penasehat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Palangka Raya.
Sofyan Sori yang juga penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangka Raya itu mengungkapkan, bahwa melihat di Kalteng, aman-aman saja, meskipun ada riak-riak, masyarakat di provinsi setempat memiliki pemahaman yang bagus untuk mengantisipasi paham radikalisme serta bibit-bibit terorisme sulit untuk berkembang di daerah setempat.
Apalagi antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terus berusaha dalam menanamkan ajaran Islam yang sebenar, guna membentengi masyarakat agar tidak terjerumus dalam paham-paham yang dapat membawa mereka ke arah yang tidak benar.
Baca juga: Ketua DPRD harapkan MUI berpartisipasi aktif cegah paham radikalisme
"Ingat radikalisme itu ada penyimpangan, sehingga menganggap dia yang benar. Masyarakat ketika ada menemukan paham yang mengarah pada ujaran kebencian maupun radikalisme, alangkah baiknya segera melaporkan ke MUI setempat. Maka itu segera ditindaklanjuti. Untuk Palangka Raya sudah sangat kondusif," katanya.
Sofyan Sori menambahkan, Muhammadiyah juga mendukung tahapan Pemilihan Umum (pemilu) dan mendorong masyarakat juga untuk mendukung.
Sebab, dalam hidup memang ada perbedaan dan itu tidak bisa dipungkiri. Jika mempertahankan perbedaan masing-masing tentu hal itu tidak merugikan, padahal harusnya bisa saling melengkapi.
"Ibaratkan sebuah rumah itu jika satu cat saja maka tidak elok dipandang, namun jika warna-warni maka bagus terlihat," tutup Sofyan Sori.
Baca juga: Terdapat beberapa mahasiswa dan dosen terpapar paham radikalisme
Baca juga: Ma'ruf Amin tegaskan tak ada satu agama pun yang mengajarkan tentang kekerasan
"Sebenarnya dalam Islam itu radikal tidak ada, tetapi adanya adu domba dan dalam Islam sudah jelas dikatakan jika persoalan maka tabayyun, karena jika tidak tabayyun maka kemungkinan besar muncul radikalisme," katanya di Palangka Raya, Kamis.
Dia menuturkan, adanya radikalisme itu karena ketidakpahaman dalam Islam, apalagi Muhammadiyah Islam berkemajuan. Maka dari itu masyarakat di daerah setempat harus menolak munculnya paham radikalisme, intoleran dan terorisme ataupun ujaran kebencian yang dapat mengacaukan keamanan dan ketertiban dalam bermasyarakat.
Menurutnya, munculnya radikal tersebut di tengah masyarakat merupakan sebuah kesempitan atau ketidakpahaman, mengaku Islam tetapi belum Islam.
Maka dari itu Muhammadiyah melalui pengajian, pendidikan dan kegiatan keagamaan lainnya, selalu mengajarkan Islam yang benar tanpa ada radikalisme.
"Islam itu penyejuk, mendamaikan dan mensejahterakan.Tuduhan muncul karena ketidakpahaman dalam Islam. Maka itu Muhammadiyah melalui pendidikan, sehingga arah radikal bisa dihilangkan," beber Sofyan Sori yang juga sebagai Dewan Penasehat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Palangka Raya.
Sofyan Sori yang juga penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palangka Raya itu mengungkapkan, bahwa melihat di Kalteng, aman-aman saja, meskipun ada riak-riak, masyarakat di provinsi setempat memiliki pemahaman yang bagus untuk mengantisipasi paham radikalisme serta bibit-bibit terorisme sulit untuk berkembang di daerah setempat.
Apalagi antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terus berusaha dalam menanamkan ajaran Islam yang sebenar, guna membentengi masyarakat agar tidak terjerumus dalam paham-paham yang dapat membawa mereka ke arah yang tidak benar.
Baca juga: Ketua DPRD harapkan MUI berpartisipasi aktif cegah paham radikalisme
"Ingat radikalisme itu ada penyimpangan, sehingga menganggap dia yang benar. Masyarakat ketika ada menemukan paham yang mengarah pada ujaran kebencian maupun radikalisme, alangkah baiknya segera melaporkan ke MUI setempat. Maka itu segera ditindaklanjuti. Untuk Palangka Raya sudah sangat kondusif," katanya.
Sofyan Sori menambahkan, Muhammadiyah juga mendukung tahapan Pemilihan Umum (pemilu) dan mendorong masyarakat juga untuk mendukung.
Sebab, dalam hidup memang ada perbedaan dan itu tidak bisa dipungkiri. Jika mempertahankan perbedaan masing-masing tentu hal itu tidak merugikan, padahal harusnya bisa saling melengkapi.
"Ibaratkan sebuah rumah itu jika satu cat saja maka tidak elok dipandang, namun jika warna-warni maka bagus terlihat," tutup Sofyan Sori.
Baca juga: Terdapat beberapa mahasiswa dan dosen terpapar paham radikalisme
Baca juga: Ma'ruf Amin tegaskan tak ada satu agama pun yang mengajarkan tentang kekerasan