Menbud: Perlu dukungan Majelis Adat Kerajaan Nusantara untuk pemajuan kebudayaan

id menbud,fadli zon,makn,kalteng,kalimantan tengah,palangka raya

Menbud: Perlu dukungan Majelis Adat Kerajaan Nusantara untuk pemajuan kebudayaan

Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) menyelenggarakan Festival Seni Budaya Kerajaan Nusantara (FSBKN) sebagai upaya mempromosikan sejarah keraton guna memperkuat pemahaman yang lebih baik terkait sejarah budaya nasional, di Surakarta, Jawa Tengah, 14-15 Desember 2024. ANTARA/HO - Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik kehadiran para Raja dan pengurus Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) dan menyampaikan bahwa sebelum ada Republik Indonesia, sudah ada kerajaan dan kesultanan yang jumlahnya banyak.

Dari Aceh hingga Papua, Menteri Fadli mengatakan bahwa masing-masing kerajaan memiliki sejarah yang panjang.

Menurut Menteri Fadli, apa yang menjadi legacy tradisi kerajaan/kesultanan, menjadi bagian yang sangat penting dalam budaya Indonesia, termasuk organisasi-organisasi yang berhimpun pada MKAN.

“Kita butuh dukungan Masyarakat Adat Kerajaan Nusantara, dengan tentunya banyak sekali di dalamnya ekspresi budaya dan tradisi menjadi bagian kehidupan sehari-hari,” kata Menteri Kebudayaan Fadli kepada puluhan peserta yang hadir saat audiensi dengan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Selasa.

Kedepannya, Menbud ingin adanya kolaborasi untuk memajukan kebudayaan di tanah air.

"Ke depan kita ingin banyak kolaborasi. Tanpa ada komunitas dan paguyuban kita akan sulit untuk memajukan kebudayaan, karena para komunitas dan paguyuban ini merupakan tonggak pemajuan kebudayaan," ungkap Menteri Kebudayaan.

Baca juga: Menteri Kebudayaan komitmen wujudkan film sebagai alat promosi budaya bangsa

Baca juga: Kabar gembira bagi pegiat komedi, Menbud dukung usulan Hari Komedi Nasional


Para peserta audiensi kemudian menyambut baik apa yang disampaikan oleh Menteri Fadli Zon.

Para perwakilan yang menyampaikan aspirasinya, umumnya menceritakan ketidakmampuan kerajaan/kesultanan di tengah berbagai persoalan, padahal keraton adalah pusat pelestarian budaya, dan pembentukan karakter bangsa. Poin berikutnya adalah kesultanan/kerajaan sudah mulai dilupakan padahal merupakan tempat pelestarian.

Selain itu beberapa perwakilan juga turut menyampaikan kepada Menteri Kebudayaan dan Wakil Menteri Kebudayaan serta Direktur Jenderal Pelindungan dan Tradisi, komitmen dan harapan mereka untuk kedepannya dapat berkolaborasi dan bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan kebudayaan sebagai bagian dari pemajuan kebudayaan.

Menanggapi aspirasi dan komitmen dari para peserta yang hadir, Menteri Kebudayaan menyatakan ingin masukan-masukan tersebut juga disampaikan secara resmi dan tertulis, sebagai bahan studi untuk menyusun program-program kerjasama bersama MAKN kedepannya.

Adapun, Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan audiensi dengan Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN).

Pada pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dan Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, turut hadir perwakilan kerajaan-kerajaan se-Nusantara, antara lain PYM SPDB Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong, SH., MH., Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 (Sultan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Pernong, Lampung); PYM Dicky Sultan Kusuma Nata Pakoenegara XV (Sultan Kesultanan Paku Negara Sanggau, Kalimantan Barat); dan sejumlah Raja/Sultan lainnya.

Berlokasi di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Komplek Kemendikbudristek, kegiatan audiensi kali ini juga turut hadir perwakilan dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) MAKN (Trah/Kerabat Keluarga Keraton) seperti YM Dr. H. KPH Eddy S Wirabhumin, SH., MM. (Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Ketua Umum DPP MAKN), YM Dra. Hj. RA MGAD Yani WSS Kuswodijojo (Pengageng Kesultanan Sumenep, Sekjen DPP MAKN) beserta sejumlah nama lainnya.