Bupati Kotim sisir kawasan banjir pastikan bantuan sampai kepada warga
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan Wakil Bupati turun ke lokasi banjir untuk memantau kondisi di lapangan sekaligus menyisir desa untuk mengecek penyaluran bantuan kepada warga korban banjir.
"Kami datang ke sini sebagai bentuk perhatian serta keprihatinan atas musibah banjir yang dialami warga. Ini musibah yang harus kita terima. Saya meminta warga menjaga keselamatan dan kesehatan, terutama anak-anak jangan sampai main ke air," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hari ini pasangan kepala daerah menyisir lokasi banjir di Kecamatan Kota Besi hingga Parenggean. Halikinnor melalui jalur sungai dengan menaiki speedboat, sedangkan Irawati melalui jalur darat yang kemudian dilanjutkan jalur sungai.
Saat menemui korban banjir di Desa Tehang Kecamatan Parenggean, Halikinnor mendapat laporan warga bahwa masih banyak yang belum mendapatkan bantuan sembako. Halikinnor pun langsung menelepon Camat Parenggean Siyono seraya memerintahkan agar bantuan terus disalurkan hingga merata.
Halikinnor juga menghubungi sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit agar membantu memasok kebutuhan warga korban banjir. Bantuan dari perusahaan untuk membantu kecukupan bantuan korban banjir.
Halikinnor yang menyisir melalui jalur sungai kemudian bertemu tim dipimpin Irawati yang menyusuri dari jalur darat. Mereka menyalurkan bantuan sembako dan tenda, serta makan bersama korban banjir di lokasi pengungsian.
Hanjalipan merupakan desa terparah dan terlama dilanda banjir. Sudah lebih dari 1,5 bulan desa ini terendam banjir dengan ketinggian dari 1,5 hingga lebih dari 2,5 meter yang menyebabkan seluruh rumah dan fasilitas umum di desa itu terendam.
Baca juga: Santri di Kotim diminta tingkatkan peran membantu pembangunan daerah
Sedikitnya 15 kepala keluarga mengungsi di tenda pengungsian yang dibangun di kawasan seberang pusat desa karena lokasinya lebih tinggi. Pemerintah daerah menyiapkan terpal untuk tenda lebih banyak untuk mengantisipasi semakin banyak warga yang mengungsi akibat banjir yang semakin dalam.
"Untuk bahan makanan tersedia cukup. Kalau mulai menipis maka akan langsung kita pasok lagi. Di sini juga ada petugas kesehatan yang berjaga dan memantau. Dinas Kesehatan dan Puskesmas juga terus memonitor. Bisa pengobatan massal," kata Halikinnor.
Halikinnor berdoa agar warga tetap selamat dan sehat. Dia berharap kondisi alam membaik dan banjir segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas secara normal.
"Ke depan, saya minta kepala desa menginventarisasi lahan di sini untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Saya ingin sekolah, puskesmas, rumah ibadah dan kantor desa pindah ke wilayah seberang karena lebih tinggi sehingga kalau banjir maka minimal anak-anak kita bisa tetap bersekolah dan kesehatan mereka tetap terpantau," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Rihel menyebutkan, hingga Sabtu malam banjir masih merendam 31 yang tersebar di enam kecamatan.
"Ada yang berangsur surut, tetapi ada juga yang semakin dalam. Makanya kami terus berkoordinasi dengan seluruh desa. Bantuan juga terus disalurkan ke desa-desa yang masih membutuhkan agar warga kita yang menjadi korban banjir tidak sampai kesulitan," demikian Rihel.
Baca juga: Masyarakat Kotim diedukasi tentang pentingnya pengendalian kelahiran
Baca juga: Korban banjir di Kotim semakin banyak yang mengungsi
Baca juga: Dinsos Kotim: Relokasi jadi opsi daerah langganan banjir
"Kami datang ke sini sebagai bentuk perhatian serta keprihatinan atas musibah banjir yang dialami warga. Ini musibah yang harus kita terima. Saya meminta warga menjaga keselamatan dan kesehatan, terutama anak-anak jangan sampai main ke air," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hari ini pasangan kepala daerah menyisir lokasi banjir di Kecamatan Kota Besi hingga Parenggean. Halikinnor melalui jalur sungai dengan menaiki speedboat, sedangkan Irawati melalui jalur darat yang kemudian dilanjutkan jalur sungai.
Saat menemui korban banjir di Desa Tehang Kecamatan Parenggean, Halikinnor mendapat laporan warga bahwa masih banyak yang belum mendapatkan bantuan sembako. Halikinnor pun langsung menelepon Camat Parenggean Siyono seraya memerintahkan agar bantuan terus disalurkan hingga merata.
Halikinnor juga menghubungi sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit agar membantu memasok kebutuhan warga korban banjir. Bantuan dari perusahaan untuk membantu kecukupan bantuan korban banjir.
Halikinnor yang menyisir melalui jalur sungai kemudian bertemu tim dipimpin Irawati yang menyusuri dari jalur darat. Mereka menyalurkan bantuan sembako dan tenda, serta makan bersama korban banjir di lokasi pengungsian.
Hanjalipan merupakan desa terparah dan terlama dilanda banjir. Sudah lebih dari 1,5 bulan desa ini terendam banjir dengan ketinggian dari 1,5 hingga lebih dari 2,5 meter yang menyebabkan seluruh rumah dan fasilitas umum di desa itu terendam.
Baca juga: Santri di Kotim diminta tingkatkan peran membantu pembangunan daerah
Sedikitnya 15 kepala keluarga mengungsi di tenda pengungsian yang dibangun di kawasan seberang pusat desa karena lokasinya lebih tinggi. Pemerintah daerah menyiapkan terpal untuk tenda lebih banyak untuk mengantisipasi semakin banyak warga yang mengungsi akibat banjir yang semakin dalam.
"Untuk bahan makanan tersedia cukup. Kalau mulai menipis maka akan langsung kita pasok lagi. Di sini juga ada petugas kesehatan yang berjaga dan memantau. Dinas Kesehatan dan Puskesmas juga terus memonitor. Bisa pengobatan massal," kata Halikinnor.
Halikinnor berdoa agar warga tetap selamat dan sehat. Dia berharap kondisi alam membaik dan banjir segera surut sehingga masyarakat bisa beraktivitas secara normal.
"Ke depan, saya minta kepala desa menginventarisasi lahan di sini untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial. Saya ingin sekolah, puskesmas, rumah ibadah dan kantor desa pindah ke wilayah seberang karena lebih tinggi sehingga kalau banjir maka minimal anak-anak kita bisa tetap bersekolah dan kesehatan mereka tetap terpantau," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Rihel menyebutkan, hingga Sabtu malam banjir masih merendam 31 yang tersebar di enam kecamatan.
"Ada yang berangsur surut, tetapi ada juga yang semakin dalam. Makanya kami terus berkoordinasi dengan seluruh desa. Bantuan juga terus disalurkan ke desa-desa yang masih membutuhkan agar warga kita yang menjadi korban banjir tidak sampai kesulitan," demikian Rihel.
Baca juga: Masyarakat Kotim diedukasi tentang pentingnya pengendalian kelahiran
Baca juga: Korban banjir di Kotim semakin banyak yang mengungsi
Baca juga: Dinsos Kotim: Relokasi jadi opsi daerah langganan banjir