Jayapura (ANTARA) - Sejumlah warga Dogiyai, Provinsi Papua membantu menyelamatkan lima warga bukan asli Papua yang sempat bersembunyi saat terjadi kerusuhan pada Sabtu (12/11).
"Memang benar ada sejumlah warga asli Dogiyai yang membantu warga non OAP (Orang Asli Papua) hingga selamat saat kerusuhan terjadi," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, Senin.
Kabid Humas Polda Papua yang mengaku sedang berada di Dogiyai mengatakan, dari laporan yang diterima M Nasir, Alif, dan Randa ditemukan di rumah milik Pastoran setelah diamankan masyarakat sekitarnya saat melarikan diri dari amukan massa.
Lukman dan Willy bersembunyi di gereja bersama dua teman lainnya, namun karena adanya informasi massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Namun dua rekannya terpisah dari mereka, sehingga tidak diketahui persembunyiannya.
Setelah dirasa aman, Lukman dan Willy kemudian menuju ke arah Gunung Ugapua untuk bersembunyi dan ditemukan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke Simon Petrus untuk mengantarkan ke Polres Dogiyai.
“Lukman mengalami kondisi luka bacok dan patah tulang di tangannya akibat dilukai salah seorang warga, sehingga masih mengalami trauma," kata Kamal.
Dia menjelaskan, saat melakukan pencarian ditemukan jenazah Ikbal yang terkubur tidak jauh dari rumahnya yang sudah hangus terbakar.
Jenazahnya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.
Pencarian masih dilakukan karena ada laporan lima orang belum ditemukan, yaitu Refli, Iwan, Apus, Roni, dan Joni.
"Mudah-mudahan mereka segera ditemukan dalam keadaan selamat, " kata Kombes Kamal.
Insiden kerusuhan di Dogiyai berawal dari kecelakaan lalu lintas yang menewaskan Noldi Goo, balita berusia lima tahun, Sabtu (12/11), sekitar pukul 14.30 WIT di Kampung Ikebo, Distrik Kamu.
Massa kemudian berupaya mengambil sopir truk yang diamankan, namun berhasil digagalkan sehingga melakukan pembakaran dan menyerang warga sipil.
Sekitar 80-an rumah warga dan enam kantor pemerintah serta dua truk ludes terbakar.