"Masyarakat cenderung ingin perubahan wajah yang cepat terlihat ketika melakukan treatment kecantikan dan mengharapkan hasil yang alami, maka permintaan layanan ini banyak digunakan," kata dokter penanggung jawab Klinik Jasper Skincare, dr Inge Yuliana, GP Aesthetic dalam siaran pers pada Selasa.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa industri kosmetika yang mencakup sektor industri farmasi, kimia, dan obat tradisional mengalami pertumbuhan hingga 9,61 persen.
Menurut Inge, konsumen memilih botox untuk mengatasi kerutan yang muncul karena berekspresi sehari-hari. Sedangkan, filler cenderung digunakan untuk mempercantik bagian-bagian tertentu seperti bawah bibir, kantung mata, pipi, dan lain-lain.
“Banyaknya permintaan untuk layanan tersebut saat ini juga karena alat-alat teknologi pendukung yang sudah dimiliki sebagian klinik kecantikan di Indonesia, salah satunya Jasper Skincare.
Baca juga: Polisi ringkus seorang wanita diduga pelaku penyuntikan 'filler' ilegal
Inge mengungkapkan, hal tersebut menunjukkan bahwa industri kosmetika semakin maju, jadi masyarakat tidak perlu sampai ke luar negeri karena kualitas alat di Indonesia sudah mumpuni.
“Di Klinik Jasper Skincare sendiri, kami sudah memiliki alat-alat eksklusif dari luar negeri seperti Pico Laser dari Italia, Vbeam Candela dan Medlite dari Amerika serta Biaxis dari Jerman,” ungkap Inge.
Kalau tidak up-to-date dengan perkembangan di dunia kecantikan, kata Inge, klinik kecantikan tidak akan bisa bertahan, terutama di era saat ini yang serba digital.
“Di era digital, edukasi seputar skincare sudah banyak dilakukan oleh para expert. Mereka rajin memberi pengetahuan terkait perawatan kulit wajah di platform media sosial. Namun, agar bisa memiliki kulit wajah yang glowing dan halus, Skincare saja tidak cukup, perlu treatment sebagai pendukung,” tambahnya.
Maka dari itu, lanjut Inge, “Pilihlah klinik kecantikan terbaik dengan jaminan alat-alat yang mumpuni di setiap layanan treatment.”
Dengan begitu, Inge menambahkan, “Apabila masyarakat memilih klinik yang tepat di Indonesia, maka industri kosmetika bisa memiliki peluang menjadi salah satu pendukung perekonomian di tanah air.”
Baca juga: Ini perbedaan 'filler' dan 'botox'
Baca juga: Filler tidak dianjurkan untuk anak di bawah 17 tahun
Baca juga: Pakar Kesehatan sebut metode 'filler' payudara berbahaya dari sisi medis