Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan pantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah di Kota Palangka Raya dan Sampit, perkembangan harga berbagai komoditas selama Februari 2023, mengalami peningkatan dan berdampak pada terjadinya inflasi 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,91 di provinsi setempat.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat press rilis di Palangka Raya, Rabu, mengatakan bahwa terjadinya inflasi tersebut akibat adanya kenaikan indeks harga pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sekitar 0,51 persen, kelompok kesehatan 0,44 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,29 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,26 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,17 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,09 persen.
"Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok pendidikan sekitar 0,07 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,06 persen, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,06 persen," ucapnya.
Sedangkan untuk komoditas yang memberikan sumbangan inflasi di provinsi ini pada Februari 2023, lanjut dia, terdiri dari beras, rokok kretek filter, kacang panjang, rokok putih, bawang merah, bawang putih, obat dengan resep, bahan bakar rumah tangga, tarif parkir, dan biskuit.
"Bersyukur angkutan udara, tomat, ikan baung, ikan gabus, telur ayam ras, cabai rawit, kangkung, wortel, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, dan makanan ringan/snack alami deflasi, sehingga angka inflasi di Kalteng tidak terlalu tinggi," kata Eko.
Baca juga: Ekonomi Kalteng selama tahun 2022 tumbuh 6,45 persen
Dikatakan, tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2023 terhadap Desember 2022) untuk Kota Palangka Raya, tercatat sekitar 0,24 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2023 terhadap Februari 2022) sebesar 6,12 persen. Sementara pada periode yang sama tahun 2022, tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 0,61 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2022 (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 2,78 persen.
Sedangkan untuk Kota Sampit, tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2023 terhadap Desember 2022), tercatat 0,21 persen dan inflasi tahun ke tahun (Februari 2023 terhadap Februari 2022) sebesar 5,63 persen. Dan, pada periode yang sama tahun kalender 2022 di Sampit mengalami deflasi sebesar 0,55 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2022 (Februari 2022 terhadap Februari 2021) sebesar 5,11 persen.
"Sekalipun masih mengalami inflasi di dua kota di Kalteng itu, pada awal tahun 2023 ini nilainya lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh adanya penurunan harga BBM seiring penurunan harga minyak mentah dunia dan penurunan tarif angkutan udara," demikian Eko.
Baca juga: Nilai tukar petani gabungan di Kalteng naik 1,57 persen di Januari 2023
Baca juga: Rokok keretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng selama Januari 2023