Rokok keretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng selama Januari 2023
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat, selama Januari 2023 di provinsi setempat telah terjadi inflasi sebesar 0,13 persen atau mengalami kenaikan indeks harga konsumen dari 115,64 pada Desember 2022 menjadi 115,79 di Januari 2023.
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kalteng Akhmad Tantowi di Palangka Raya, Rabu, mengatakan bahwa terjadinya inflasi di provinsi setempat akibat kenaikan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sekitar 0,62 persen, kelompok perawatan pribadi
dan jasa lainnya 0,48 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,21 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen, dan kelompok kesehatan 0,15 persen.
"Hanya kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pendidikan yang relatif stabil di provinsi ini selama Januari 2023," tambahnya.
Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi di Kalteng pada Januari 2023 yakni rokok kretek filter, beras, daging babi, emas perhiasan, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, rokok putih, tomat, rokok kretek, kol putih/kubis, dan bawang merah.
"Sedangkan komoditas penyumbang deflasi diantaranya, bensin, kangkung, bahan bakar rumah tangga, ikan gabus, ikan patin, sawi hijau, daun paku/pakis, ikan lais, solar, dan bayam," beber Akhmad.
Baca juga: BPS: Penurunan angka kematian bayi di Kalteng mencapai 90 persen
Meskipun masih mengalami inflasi pada Januari 2023, menurut Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS ini, tetap nilai inflasinya menurun apabila dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan harga BBM seiring penurunan harga minyak mentah dunia dan penurunan harga bahan bakar rumah tangga di tingkat pengecer.
Dia mengatakan, dari 90 kota yang menjadi pengamatan IHK di seluruh Indonesia, 80 diantaranya mengalami inflasi, dan hanya 10 deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen dengan IHK sebesar 116,79, dan terendah di Manokwari sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 118,11.
Sedangkan untuk di pulau Kalimantan, dari 12 kota yang diamati, ada 11 mengalami inflasi, dan hanya satu kota deflasi. inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 0,45 persen, dan terrendah di Tanjung Selor sekitar 0,04 persen," demikian Akhmad.
Baca juga: BPS: Ketimpangan pengeluaran kelompok terbawah di Kalteng kategori rendah
Baca juga: BPS: Penduduk miskin di Kalteng alami penurunan 3,49 ribu orang
Baca juga: BPS: Penumpang transportasi udara di Kalteng alami kenaikan 2,13 persen
Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kalteng Akhmad Tantowi di Palangka Raya, Rabu, mengatakan bahwa terjadinya inflasi di provinsi setempat akibat kenaikan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sekitar 0,62 persen, kelompok perawatan pribadi
dan jasa lainnya 0,48 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,21 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15 persen, dan kelompok kesehatan 0,15 persen.
"Hanya kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pendidikan yang relatif stabil di provinsi ini selama Januari 2023," tambahnya.
Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi di Kalteng pada Januari 2023 yakni rokok kretek filter, beras, daging babi, emas perhiasan, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, rokok putih, tomat, rokok kretek, kol putih/kubis, dan bawang merah.
"Sedangkan komoditas penyumbang deflasi diantaranya, bensin, kangkung, bahan bakar rumah tangga, ikan gabus, ikan patin, sawi hijau, daun paku/pakis, ikan lais, solar, dan bayam," beber Akhmad.
Baca juga: BPS: Penurunan angka kematian bayi di Kalteng mencapai 90 persen
Meskipun masih mengalami inflasi pada Januari 2023, menurut Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS ini, tetap nilai inflasinya menurun apabila dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan harga BBM seiring penurunan harga minyak mentah dunia dan penurunan harga bahan bakar rumah tangga di tingkat pengecer.
Dia mengatakan, dari 90 kota yang menjadi pengamatan IHK di seluruh Indonesia, 80 diantaranya mengalami inflasi, dan hanya 10 deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen dengan IHK sebesar 116,79, dan terendah di Manokwari sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 118,11.
Sedangkan untuk di pulau Kalimantan, dari 12 kota yang diamati, ada 11 mengalami inflasi, dan hanya satu kota deflasi. inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 0,45 persen, dan terrendah di Tanjung Selor sekitar 0,04 persen," demikian Akhmad.
Baca juga: BPS: Ketimpangan pengeluaran kelompok terbawah di Kalteng kategori rendah
Baca juga: BPS: Penduduk miskin di Kalteng alami penurunan 3,49 ribu orang
Baca juga: BPS: Penumpang transportasi udara di Kalteng alami kenaikan 2,13 persen