Depok (ANTARA) - Aktor kawakan berdarah Betawi, Mandra membagikan momen keseruannya bersama keluarga saat Lebaran tahun ini.
Baca juga: Harapan Mandra untuk film "Mumun"
Pria yang akrab disapa Bang Mandra ini mengatakan hari pertama Lebaran tahun ini ia sekeluarga pergi mengunjungi makam orang tua istrinya di Purwakarta. Ia bersama keluarga intinya juga mengunjungi makam orang tuanya yang berada tepat di depan rumahnya dan ke tempat saudaranya yang lebih tua.
“Hari pertama hari kedua (Lebaran) biasanya saya masih sibuk dengan kunjungan yang ke yang lebih tua,” kata Mandra.
Meski begitu, Mandra mengatakan acara berkumpul bersama keluarga besar atau halal bi halal baru akan dilaksanakan saat hari ketiga Lebaran berlangsung. Bukan tanpa sebab, menurutnya hari pertama dan kedua Lebaran dirinya masih sibuk untuk pergi bersilaturahmi ke beberapa tempat, sehingga acara bersama keluarga besar baru bisa dilaksanakan di hari ketiga Lebaran.
“Belum. Kalau (kumpul) keluarga mah belum. Biasanya kita di hari ketiga (Lebaran). Hari ketiga (saudara) yang lain datang kemari, sampai (hari) selanjutnya,” ujar Mandra.
Pemeran Mandra dalam serial “Si Doel Anak Sekolahan” ini menceritakan kegiatannya saat berkumpul bersama keluarganya saat Lebaran. Sebagai yang dituakan di keluarganya, keluarga besarnya pasti akan berkumpul di rumahnya. Biasanya, ia akan makan bersama sembari bercengkerama sekaligus berbagi THR untuk anak serta cucunya.
“Biasanya besok (rumah) penuh. Biasanya memberi amplop-amplop ke anak-cucu,” kata Mandra sumringah.
Saat ditanya apakah Mandra akan melakukan halal bi halal untuk rekan bisnis, ia mengatakan hal tersebut dapat dilakukan saat waktu mereka tepat. Biasanya, tamu-tamu selain dari keluarganya datang di hari ketiga Lebaran.
“Ya, itu biasanya bukan dalam arti sunah. Artinya, itu bisa sepanjang jalan,” ujar Mandra.
Seperti kebanyakan keluarga Betawi pada umumnya, keluarga Mandra juga menghidangkan salah satu makanan khas yang wajib ada saat Lebaran, yakni tape ketan dan uli. Uniknya, resep tape ketan tersebut merupakan resep turun-temurun dan dibuat sendiri oleh keluarganya.
“Nah ini (tape uli). Keluarga yang bikin,” kata Mandra.
Mandra juga mengatakan setiap tahunnya ia dan keluarga kompak mengenakan baju berwarna senada. Tahun ini, mereka memakai baju berwarna hitam sebagai tema tahun ini.
“Hampir setiap tahun ada (tradisi baju berwarna senada). Biasanya, dari mulai ibu-ibu ke anak-anak perempuan pada umumnya. Kemarin hitam-hitam,” ujar Mandra.
Berita Terkait
Warga Sampit bagikan 1.000 porsi bubur baayak di akhir Safar
Kamis, 5 September 2024 6:44 Wib
Pj Bupati ajak masyarakat Bartim lebih aktif memajukan tradisi Nariuk
Senin, 19 Agustus 2024 22:31 Wib
Kado indah Veddriq untuk terawatnya tradisi emas Olimpiade
Jumat, 9 Agustus 2024 6:39 Wib
Festival Babukung 2024 pacu perkembangan pariwisata dan ekraf
Jumat, 9 Agustus 2024 6:03 Wib
Tradisi bersih desa masih menjadi budaya masyarakat Kecamatan Maliku
Senin, 22 Juli 2024 7:26 Wib
Kunjungi Kalteng, Menteri ATR jalani tradisi potong pantan
Jumat, 28 Juni 2024 8:42 Wib
Tradisi Ziarah Makam Jelang Paskah Di Palangka Raya
Sabtu, 30 Maret 2024 23:13 Wib
DPRD Murung Raya minta tradisi Pasar Ramadhan dipertahankan
Rabu, 13 Maret 2024 12:40 Wib