Diskominfosantik Kalteng maksimalkan penanggulangan hoaks dengan penuntasan blank spot

id Kominfo, diskominfosantik kalteng, agus siswadi, blank spot kalteng, penuntasan blank spot, susah sinyal, hoaks, desa, digitalisasi, akses informasi

Diskominfosantik Kalteng maksimalkan penanggulangan hoaks dengan penuntasan blank spot

Kadiskominfosantik Kalteng Agus Siswadi. (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Merdeka sinyal itu dalam artian mereka di daerah-daerah berpenduduk

Palangka Raya (ANTARA) - Kominfo berupaya memaksimalkan penanggulangan peredaran hoaks atau kabar bohong di Provinsi Kalimantan Tengah melalui penuntasan daerah-daerah blank spot atau wilayah belum terjangkau jaringan seluler.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kalimantan Tengah Agus Siswadi di Palangka Raya, Rabu, mengatakan, penuntasan daerah blank spot sangatlah penting dan erat kaitannya dalam mendukung penanggulangan hoaks.

"Terutama penanggulangan hoaks di tengah masyarakat yang berada di perdesaan atau pelosok yang sulit mendapatkan akses informasi dari luar karena termasuk wilayah blank spot," tegasnya.

Agus menjelaskan, sebuah hoaks yang mungkin terbilang biasa saja bagi masyarakat di perkotaan, dapat menjadi ancaman serius jika hoaks tersebut diterima oleh masyarakat di daerah blank spot.

"Hal ini karena masyarakat di daerah blank spot akan kesulitan untuk melakukan penelusuran atau pengecekkan kebenaran dari informasi yang diterima. Maka dari itu, penuntasan daerah blank spot ini sangatlah penting," jelasnya.

Baca juga: Wagub Kalteng: Otonomi daerah wujudkan kesejahteraan masyarakat

Dia menegaskan, saat ini masih ada sekitar 411 titik blank spot yang tersebar di berbagai daerah di Kalimantan Tengah dan semua titik tersebut juga telah diusulkan kepada pemerintah pusat agar bisa segera dituntaskan.

"Mudah-mudahan dalam dua tahun ini, 2023-2024 titik-titik blank spot itu bisa kita tuntaskan, sehingga Kalimantan Tengah bisa merdeka sinyal," tuturnya.

Agus menjabarkan, 411 blank spot tersebut terdiri dari dua kategori, yakni daerah tidak 4G dan betul-betul blank atau tanpa terjangkau sinyal yang memadai.

"Jika berdasarkan persentase, maka sudah sekitar 87 persen daerah di Kalimantan Tengah ini yang terjangkau sinyal. Merdeka sinyal itu dalam artian mereka di daerah-daerah berpenduduk. Baru kemudian kita upayakan daerah-daerah lintas," katanya.

Baca juga: Kepadatan penumpang arus balik Lebaran di Bandara Tjilik Riwut mulai terjadi

Baca juga: Pemprov Kalteng gelar apel besar pastikan kehadiran ASN pasca Lebaran

Baca juga: Bupati Kotim apresiasi pelayanan publik kembali berjalan usai libur Lebaran