Pencatutan nama pejabat semakin marak, warga di Kalteng diminta waspada

id DPRD Kalimantan Tengah, DPRD kalteng, kalteng, Kalimantan Tengah, pencatutan nama pejabat, penipuan dengan modus pencatutan nama pejabat

Pencatutan nama pejabat semakin marak, warga di Kalteng diminta waspada

Ilustrasi - penipuan terhadap bisnis (ANTARA/Pexels)

Palangka Raya (ANTARA) - Sejumlah anggota DPRD Kalimantan Tengah mengakui nomor telepon genggam pihaknya di 'bajak' oleh oknum tak bertanggungjawab, dan dipergunakan untuk menipu dengan cara meminta uang dengan berbagai modus.

Anggota Komisi III DPRD Kalteng Duwel Rawing di Palangka Raya, kemarin, mengatakan bahwa dirinya terpaksa mengganti nomor telepon genggamnya karena terbukti telah di 'bajak' dan hampir membuat sejumlah orang tertipu.

"Saya sudah melapor ke Telkomsel terkait 'pembajakan' itu. Mereka menyarankan kepada saya ganti nomor saja, agar lebih aman. Ya, saya terpaksa menggantinya," ucapnya.

Sebenarnya, lanjut Politisi senior PDIP Kalteng itu, agak berat mengganti nomor yang telah sangat lama dipakai dan banyak orang mengetahuinya. Namun karena tak ingin ada masalah dan menimbulkan kerugian banyak orang, terpaksa menggunakan nomor baru dan telah menyampaikan ke banyak pihak.

"Pencatutan nama pejabat di Kalteng memang sekarang ini semakin marak. Jadi, kita memang harus lebih hati-hati dan waspada. Jangan sampai menjadi korban penipuan oleh oknum tak bertanggungjawab dengan modus mencatut nama pejabat," kata Duwel.

Hal senada juga disampaikan dua anggota DPRD Kalteng lainnya, yakni Purman Jaya dan Kuwu Senilawati. Sebab, kedua wakil rakyat Kalteng ini juga pernah mengalami nomor telepon genggamnya dibajak, dan mengirimkan pesan singkat ke berbagai pihak yang berisi permintaan tolong ataupun lainnya.

Purman Jaya mengatakan, masyarakat di provinsi ini harus lebih waspada dan cermat apabila menerima pesan singkat berisi permintaan sesuatu, khususnya soal uang. Apalagi jika pesan tersebut berasal dari pejabat, harus terlebih dahulu dicek kebenarannya.

"Jangan sampai jadi korban penipuan. Kalau bisa telepon atau datangi orang bersangkutan agar jelas. Sekarang ini nomor telepon genggam bisa dibajak. Harus lebih hati-hati," demikian Purman.