Dishanpang dukung Posyandu optimalkan pencegahan stunting di Pulang Pisau
Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah membantu Posyandu di Kabupaten Pulang Pisau agar semakin optimal dalam melakukan upaya pencegahan maupun penanggulangan kasus stunting (gangguan pertumbuhan).
"Posyandu yang menjadi binaan kami, adalah Posyandu Balita Harapan Ibu di Desa Saka Kajang, Kecamatan Jabiren Raya. Kami di antaranya rutin memberi bantuan kepada ibu dan anak melalui Posyandu ini berupa makanan tambahan," kata Kepala Dishanpang Kalteng Riza Rahmadi dihubungi dari Palangka Raya, Rabu.
Adapun pada hari ini, Dishanpang Kalteng kembali memberi makanan tambahan tersebut, meliputi telur hingga kacang hijau. Menjadi fokus di desa setempat adalah 12 anak berisiko stunting, dengan pemberian makanan tambahan satu telur per hari, serta 500 gram kacang hijau untuk setiap anak.
"Selain pemberian makanan tambahan, kami juga turut berpartisipasi mengedukasi masyarakat tentang berbagai hal lainnya dalam upaya pencegahan stunting, terutama dalam pemenuhan gizi yang tepat," ucapnya.
Baca juga: PLN pastikan keandalan pasokan listrik untuk Kalteng saat Idul Adha
Riza mengatakan, salah satu hal yang gencar pihaknya kampanyekan adalah pemenuhan gizi B2SA, yakni beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Pangan beragam artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta bergizi artinya mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kemudian seimbang artinya dikonsumsi secara cukup sesuai kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya, serta aman yang artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan maupun penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik.
"B2SA yang juga dapat kita pahami bersama, yakni kenyang tidak harus nasi, namun juga dengan berbagai macam pangan lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut Riza Rahmadi menyampaikan, berdasarkan perkembangan laporan dari Posyandu setempat jika bulan lalu ada empat anak status gizi bawah garis merah, maka bulan ini berhasil diintervensi sehingga tersisa dua anak bawah garis merah.
"Ini merupakan kabar baik, berkat upaya bersama, baik perangkat desa, Posyandu, masyarakat, serta dukungan dari Dishanpang Kalteng, upaya pencegahan stunting di desa ini berjalan optimal," ucapnya.
Baca juga: Kalimantan Tengah bersiap jadi penyangga IKN
Baca juga: DTPHP Kalteng: Ketersediaan hewan kurban capai ribuan untuk penuhi kebutuhan masyarakat
Baca juga: Belasan tim berebut ratusan juta rupiah di Kejurnas Gubernur Cup Voli Kalteng
"Posyandu yang menjadi binaan kami, adalah Posyandu Balita Harapan Ibu di Desa Saka Kajang, Kecamatan Jabiren Raya. Kami di antaranya rutin memberi bantuan kepada ibu dan anak melalui Posyandu ini berupa makanan tambahan," kata Kepala Dishanpang Kalteng Riza Rahmadi dihubungi dari Palangka Raya, Rabu.
Adapun pada hari ini, Dishanpang Kalteng kembali memberi makanan tambahan tersebut, meliputi telur hingga kacang hijau. Menjadi fokus di desa setempat adalah 12 anak berisiko stunting, dengan pemberian makanan tambahan satu telur per hari, serta 500 gram kacang hijau untuk setiap anak.
"Selain pemberian makanan tambahan, kami juga turut berpartisipasi mengedukasi masyarakat tentang berbagai hal lainnya dalam upaya pencegahan stunting, terutama dalam pemenuhan gizi yang tepat," ucapnya.
Baca juga: PLN pastikan keandalan pasokan listrik untuk Kalteng saat Idul Adha
Riza mengatakan, salah satu hal yang gencar pihaknya kampanyekan adalah pemenuhan gizi B2SA, yakni beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Pangan beragam artinya terdapat bermacam-macam jenis makanan, baik hewani maupun nabati, sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta bergizi artinya mengandung zat gizi makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kemudian seimbang artinya dikonsumsi secara cukup sesuai kebutuhan masing-masing individu dengan tetap memperhatikan proporsinya, serta aman yang artinya harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi sehingga proses pengolahan maupun penyimpanan makanan harus dilakukan dengan baik.
"B2SA yang juga dapat kita pahami bersama, yakni kenyang tidak harus nasi, namun juga dengan berbagai macam pangan lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut Riza Rahmadi menyampaikan, berdasarkan perkembangan laporan dari Posyandu setempat jika bulan lalu ada empat anak status gizi bawah garis merah, maka bulan ini berhasil diintervensi sehingga tersisa dua anak bawah garis merah.
"Ini merupakan kabar baik, berkat upaya bersama, baik perangkat desa, Posyandu, masyarakat, serta dukungan dari Dishanpang Kalteng, upaya pencegahan stunting di desa ini berjalan optimal," ucapnya.
Baca juga: Kalimantan Tengah bersiap jadi penyangga IKN
Baca juga: DTPHP Kalteng: Ketersediaan hewan kurban capai ribuan untuk penuhi kebutuhan masyarakat
Baca juga: Belasan tim berebut ratusan juta rupiah di Kejurnas Gubernur Cup Voli Kalteng