Sosialisasi pemilu KPU pada pemulung di TPA

id Sosialisasi pemilu,KPU Temanggung,kalteng,TPA

Sosialisasi pemilu KPU pada pemulung di TPA

Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyampaikan sosialisasi Pemilu 2024 kepada pemilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sanggrahan, Kranggan, Temanggung , Jawa Tengah, Jumat (23/6/2023). Guna menyukseskan pesta demokrasi, petugas KPUD bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) melaksanakan sosialisasi Pemilu 2024 secara langsung kepada kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan mengakses informasi. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.

Temanggung (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, melakukan sosialisasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 kepada para pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sanggrahan.

Anggota KPU Kabupaten Temanggung Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Henry Sofyan di Temanggung, Jumat, mengatakan KPU mempunyai berbagai sasaran untuk sosialisasi, antara lain kaum perempuan, komunitas, disabilitas, pemulung, dan sebagainya.

"Pemulung ini adalah kelompok marginal, mereka bekerja dari pagi sampai malam, dia tidak ada hari libur. Mereka memiliki keterbatasan untuk mengakses informasi tentang pemilu, maka kami melakukan sosialisasi di TPA ini," katanya.

Ia menyampaikan pihaknya melakukan sosialisasi secara personal, tidak mengumpulkan orang tetapi menemui masing-masing pemulung untuk sosialisasi secara persuasif.

"Kami berinisiatif ke sini, langsung mendatangi mereka dengan harapan mereka mengetahui informasi-informasi tentang Pemilu 2024," katanya.

Ia menyebutkan di TPA Sanggrahan ini ada sekitar 70 pemulung atau pemilah sampah. Tetapi yang bisa ditemui sekitar 50an orang.

"Kami juga melibatkan PPK ke sini untuk bertemu pemulung langsung karena personel KPU terbatas," katanya.

Menurut dia hal yang perlu disosialisasikan kepada para pemulung, misalnya kapan pelaksanaan pemilu, apa saja surat suara dalam pemilu nanti, mengapa mereka harus mencoblos atau pentingnya pemilu.

"Kami juga mengedukasi mereka agar tidak terpengaruh politik uang, politisasi sara, kemudian kabar-kabar hoaks sehingga mereka bisa memilih sesuai hati nurani, sesuai dengan keinginannya," katanya.