Swalayan UMKM Sampit jadi gerbang jangkau pasar internasional

id Swalayan UMKM Sampitjadi gerbang jangkau pasar internasional, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, ekonomi

Swalayan UMKM Sampit jadi gerbang jangkau pasar internasional

Ketua Pengelola Swalayan UMKM Sampit Sugianto (kiri) bersama dua rekannya Anshar dan Nurifah, Selasa (28/1/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Keberadaan Swalayan UMKM Sampit mendapat respons positif dari para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah dan diharapkan menjadi pintu gerbang bagi pelaku UMKM untuk "go internasional" atau menjangkau pasar luar negeri.

“Adanya Swalayan UMKM Sampit ini kami berharap pelaku UMKM bisa terus berkembang, karena kami juga sudah ada tim untuk ekspor jadi swalayan ini bisa menjadi lompatan bagi UMKM lokal untuk go internasional,” kata Pengelola Swalayan UMKM Sampit Sugianto di Sampit, Selasa.

Pemkab Kotim melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan telah melaksanakan soft opening Swalayan UMKM Sampit sejak 7 Desember 2024 lalu, sedangkan Grand Opening direncanakan pada Ramadhan 2025 nanti.

Saat ini setidaknya ada 38 pelaku UMKM yang berjualan di tempat tersebut. Swalayan UMKM Sampit terbagi menjadi beberapa, yakni pusat jajanan atau snack, galeri pakaian maupun aksesoris bertema etnik, pujasera dan playground atau area bermain anak.

Sebagai salah satu pelaku UMKM, Sugianto bersyukur dan menyambut antusias langkah pemerintah daerah mendirikan Swalayan UMKM Sampit, karena dinilai sangat membantu pelaku UMKM untuk mempromosikan sekaligus menjual produk masing-masing.

Diketahui, selama ini kesulitan promosi menjadi kendala utama bagi pelaku UMKM di Kotim dan keberadaan Swalayan UMKM Sampit diharap dapat menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.

“Makanya kami sangat bersyukur, alhamdulillah dengan adanya Swalayan UMKM Sampit ini dan rekan-rekan UMKM lain juga antusias, bahkan mengantre untuk mengisi di bagian pujasera,” ujarnya.

Sugianto mengakui, pada minggu-minggu awal Swalayan UMKM Sampit beroperasi jumlah pengunjung atau konsumen memang cenderung masih sepi. Namun, menurutnya hal ini bukan hanya terjadi pada Swalayan UMKM Sampit, tetapi hampir merata di semua tempat.

Beberapa tempat pujasera yang diisi pelaku UMKM di Sampit yang telah ia kunjungi mengalami hal yang sama. Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini, di antaranya perekonomian yang masih lesu dan pengaruh buah musiman yang mempengaruhi orientasi masyarakat dalam berbelanja.

“Contohnya, pada musim buah durian belum lama ini jadi mengalihkan minat masyarakat untuk berbelanja ke buah itu, karena kebanyakan orang mengejar apa yang sedang musim,” sebutnya.

Baca juga: Warga Tionghoa di Sampit bersih-bersih sambut Tahun Baru Imlek

Oleh karena itu, ia optimistis Swalayan UMKM Sampit bisa menjadi harapan bagi para pelaku UMKM di Kotim untuk bisa berkembang, seiring dengan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat.

Sugianto juga menyebutkan, pada awal soft opening sebenarnya jumlah pengunjung Swalayan UMKM Sampit cukup ramai, khususnya konsumen pujasera yang mencari makan pagi dan makan siang.

Namun, adanya kendala teknis yang kemudian menurunkan minat masyarakat untuk berkunjung ke tempat itu, seperti belum tersedianya pendingin ruangan sementara suhu di dalam gedung itu cukup panas pada siang hari, bahkan malam hari.

Kendati menurutnya, kendala seperti itu tergolong wajar mengingat gedung itu baru pertama operasional sehingga tentu diperlukan penyesuaian. Kabar baiknya lagi, belum lama ini pihaknya telah menerima bantuan delapan unit kipas angin blower dari pemerintah daerah sebagai solusi bagi kendala itu.

“Sebelumnya karena kondisi ruangan panas untuk pujaseranya kami bukan sore hingga malam saja, tapi setelah adanya blower insyaallah kami optimalkan bukanya dari pagi,” sebutnya.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah, Sugianto mengajak dan mengimbau para pelaku UMKM di Kotim untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas produk agar usaha yang dimiliki bisa terus berkembang.

Terlebih, ia membeberkan Swalayan UMKM Sampit bukan hanya sebagai tempat untuk memajang produk UMKM tetapi membuka peluang untuk bisa go internasional, karena mereka memiliki tim yang bisa membantu ekspor produk UMKM ke luar negeri.

Langkah untuk bisa go internasional ini dimulai dengan memperbaiki kemasan produk yang sesuai standar pasar global dan hal ini sudah dilakukan oleh sebagian UMKM.

Bahkan, ada UMKM yang sudah berhasil menembus pasar luar daerah hingga luar negeri, tinggal upaya untuk membuka peluang itu lebih luas bagi pelaku UMKM lainnya di Kotim.

“Insyaallah 2025 ini kami sudah mulai ekspor. Kami juga mengharapkan dukungan pemerintah untuk menyediakan tempat pengemasan seperti rumah kemasan, karena saat ini kami masih memesan dari Jawa. Kalau ada rumah kemasan di Kotim tentu bisa membantu menghemat biaya produksi,” demikian Sugianto.

Baca juga: Pemkab Kotim gencarkan kegiatan fisik di awal tahun

Baca juga: Alasan Bupati Kotim gencar upayakan pengembangan bandara

Baca juga: BPBD Kotim optimalkan aplikasi informasi dan pelaporan bencana