Tokoh Katolik Fakfak suarakan tambahan kuota haji

id wapres ri,ma'ruf amin,tambahan kouta haji,tokoh ,katolik,manokwari,fakfak,papua barat

Tokoh Katolik Fakfak suarakan tambahan kuota haji

Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat bertemu tokoh agama dan adat Fakfak, Papua Barat, Jumat (14/7/2023). ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

Manokwari (ANTARA) - Tokoh agama Kristen Katolik Kabupaten Fakfak Diakon Didimus Temongmere menyuarakan kebutuhan tambahan kuota haji bagi warga Muslim Fakfak kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

"Tolong Pak Wapres kuota haji untuk saudara-saudara kami di Fakfak, ditambah kuota lagi supaya orang-orang kami (Muslim Fakfak) bisa naik haji," kata Diakon Didimus dalam acara dialog Wapres dengan tokoh agama dan tokoh adat Fakfak, di Fakfak, Papua Barat, Jumat.

Diakon menyampaikan hal tersebut karena jumlah umat Muslim di Fakfak cukup besar dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua.

Dia juga melaporkan kepada Wapres bahwa hubungan antarumat beragama di Kabupaten Fakfak sampai saat ini sangat baik.

Menurut Diakon, saat agama Katolik pertama kali masuk di Kampung Sekru, Fakfak pada tahun 1894, umat Muslim Fakfak yang telah lebih dulu hadir, menerima kehadiran saudara-saudaranya yang Katolik dengan terbuka.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Fakfak Mohamad Don Daeng Husein mengamini bahwa kuota haji bagi Musim di Fakfak perlu ditambah. Dia menyampaikan Fakfak merupakan wilayah dengan penganut agama Islam terbanyak di Tanah Papua.
 

“Kami di Fakfak penganut Islam terbanyak di Tanah Papua, setiap tahun kuota haji sangat kurang dengan masa tunggu cukup lama. Kami minta ada penambahan kuota haji terutama bagi masyarakat asli Fakfak,” ujar Husein.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun menyatakan kegembiraannya atas terjalinnya kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Fakfak yang memiliki semboyan Satu Tungku Tiga Batu.

Baca juga: Air zamzam tambahan untuk jamaah haji telah dikirim ke Indonesia

Baca juga: Daging Dam dikirim ke Indonesia mulai masuk ke pengemasan

Wapres menyatakan kerukunan umat beragama adalah unsur utama dari kerukunan nasional. Menurutnya, tanpa kerukunan umat beragama, maka kerukunan nasional tidak akan terwujud.

"Dan daerah-daerah yang pernah mengalami ketidakrukunan itu dampaknya luar biasa, kemundurannya. Pernah terjadi di Ambon, itu jangan lagi terjadi di mana-mana. Itu sudah masa lalu yang tidak boleh terulang," tegas Wapres.

"Ini saya gembira karena di Fakfak ini semuanya bisa hidup rukun dan bisa saling membantu sesuai dengan falsafahnya ya, Satu Tungku Tiga Batu," kata Wapres.

Wapres pun berjanji untuk membahas dan menindaklanjuti seluruh aspirasi yang diutarakan tokoh agama dan tokoh adat Fakfak.