Pemkab Kotim bangga masyarakat lestarikan rumah adat Dayak Tamuan

id Pemkab Kotim bangga masyarakat lestarikan rumah adat Dayak Tamuan, kalteng, sampit, kotim, Kotawaringin Timur, Alang arianto

Pemkab Kotim bangga masyarakat lestarikan rumah adat Dayak Tamuan

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto mewakili Bupati Halikinnor, meresmikan rumah adat Dayak Tamuan milik Senan A. Sanday di Desa Sebabi Kecamatan Telawang, Minggu (13/8/2023). ANTARA/HO-Pemkab Kotim

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada masyarakat yang berupaya melestarikan rumah adat khas Dayak Tamuan sebagai bagian dari pelestarian kebudayaan masyarakat suku Dayak. 

"Atas nama pribadi maupun selaku kepala daerah, pemerintah daerah mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada Bapak Senan A. Sanday yang telah mendedikasikan diri menjaga dan memelihara kelestarian seni budaya daerah dengan membangun rumah adat suku Dayak Tamuan ini," kata Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kotawaringin Timur, Alang Arianto di Kecamatan Telawang, Minggu. 

Alang mewakili Bupati Halikinnor meresmikan rumah adat suku Dayak Tamuan milik Senan A. Sanday. Rumah adat ingin berlokasi di Desa Sebabi Kecamatan Telawang. 

Menurut Alang, rumah ini merupakan representasi adat dan kebudayaan masyarakat suku Dayak tamuan, yang di era saat ini hanya orang-orang tertetu saja yang pernah melihatnya. 

Bagi sebagian orang, rumah semacam ini hanyalah tinggal cerita atau sebuah kenangan yang sulit untuk diwujudkan kembali dalam keadaan nyata. Untuk itu pemerintah daerah sangat mengapresiasi keberadaan rumah adat tersebut. 

Pemilik rumah mau mengeluarkan dana pribadi untuk upaya pembangunan replika dari hunian adat suku Dayak Tamuan ini, juga mengenalkan kembali kepada masyarakat luas tentang rumah masyarakat Dayak tempo dulu yang secara umum saat ini hanya dikenal masyarakat dengan sebutan rumah betang. 

Baca juga: Kelurahan Ketapang Kotim berjuang menjadi juara tingkat regional

Keberadaan rumah adat suku Dayak Tamuan ini, baik dari segi ukurannya maupun modelnya, memberi gambaran bahwa suku Dayak Tamuan tempo dulu tinggal dalam satu keluarga besar di dalam satu rumah yang besar

Filosofi ini menggambarkan kerukunan, kerja sama, toleransi, kekerabatan, sikap saling tolong menolong, saling menghormati, dan saling menyayangi serta melindungi.

"Sedangkan model rumah yang syarat nuansa seni dan budaya menggambarkan betapa nenek moyang suku Dayak Tamuan adalah orang yang memiliki sekaligus mencintai nilai seni yang tinggi, memelihara dan menghargai seni budaya dan memiliki daya kreasi yang tinggi," tambahnya. 

Nilai-nilai yang terkandung dari rumah adat suku Dayak Tamuan ini patut dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari karena mengandung nilai-nilai luhur dan bernilai tinggi yang sangat baik untuk ketahanan jika dimplementasikan dalam keluarga saat ini. 

Rumah adat suku Dayak Tamuan ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang melihatnya. Rumah ini akan menjadi destinasi wisata dan memberi brand tersendiri pada Desa Sebabi, bahkan Kecamatan Telawang. 

Keberadaan rumah adat suku Dayak Tamuan ini juga akan bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun penelitian, khususnya terkait kebudayaan. 

"Oleh sebab itu saya berpesan, rawatlah rumah ini dengan baik, tata lingkungannya seindah mungkin, dan promosikan melalui media sosial agar masyarakat tahu dan mengunjunginya. Daya tarik rumah adat suku Dayak Tamuan ini akan mampu menggerakkan perekonomian desa dan peningkatan pendapatan asli desa," demikian Alang Arianto. 

Baca juga: Legislator minta normalisasi sungai cegah banjir di Sampit

Baca juga: Porprov Kalteng sukses, Kotim siap tuan rumah kejuaraan nasional

Baca juga: Kotim sukses juara Gala Siswa Indonesia ketiga kali