BI hadirkan PeKA cegah pengeruk uang nasabah beraksi di dunia maya

id manipulasi psikologis, social engineering, kejahatan di media sosial, bank indonesia, bank indonesia perwakilan kalteng, kalteng, bi kalteng

BI hadirkan PeKA cegah pengeruk uang nasabah beraksi di dunia maya

Kepala Perwakilan BI Kalimantan Tengah Taufik Saleh pada saat pembukaan FEKDI 2023 di Palangka Raya, Senin (8/5/2023). ANTARA/HO-BI Kalteng.

Palangka Raya (ANTARA) - Uang sebesar Rp19 juta di rekening Bank milik salah seorang Kepala Sekolah di Kabupaten Lamandau, terkuras habis oleh orang tak dikenal. Terkurasnya uang belasan juta rupiah itu bermula dari iming-iming undian berhadiah oleh sebuah Bank, yang disebarkan melalui media sosial akun facebook.

Belum lama ini, Bank Kalteng Cabang Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, juga merilis telah ada sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi korban penipuan di dunia maya, dan mengalami kerugian jutaan rupiah. Hanya kali ini melalui media sosial akun instagram. Tak tanggung-tanggung, akun instagram tersebut mengatasnamakan Bank Kalteng, dan menawarkan pendaftaran fitur BI fast Bank Kalteng dengan biaya transaksi 0 rupiah.

Kedua kasus yang terjadi di tempat berbeda di Provinsi Kalteng ini, dalam dunia perbankan dikenal kejahatan bermodus social engineering atau tehnik memanipulasi psikologis. Di mana orang-orang yang akan menjadi korbannya, digiring untuk melakukan kesalahan keamanan dan memberikan informasi sensitif, baik itu data nomor rekening maupun kode OTP yang masuk ke nomor ponsel.

"Media yang biasa dilakukan dalam melancarkan modus social engineering itu melalui pesan singkat atau washapp, spam call atau panggilan telepon, serta link website," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah Taufik Saleh, baru-baru ini.

Untuk pesan singkat, baik itu sms maupun whatsapp, biasanya berisikan undian, salah transfer, verifikasi transaksi market place, dan meminta korban korban masuk ke link ataupun menghubungi nomor tertentu.

Sedangkan melalui spam call, biasanya ada panggilan telepon dari pihak tertentu yang mengaku sebagai costumer service penyelenggara tertentu, dompet online dan meminta nomor tertentu untuk memverifikasi ataupun membatalkan transaksi.

Dan, melalui link website, biasanya ada link palsu yang mirip dengan layanan keuangan atau market place tertentu meminta korban memasukkan data username ataupun password.

Taufik Saleh mengakui sosial engineering itu sangat berbahaya dan dapat merugikan masyarakat kehilangan uang ataupun terlibat dalam kejahatan yang sebenarnya tidak dilakukan. Sebab, sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk di Kalteng, memiliki akun-akun untuk bertransaksi secara on-line.

"Hal itulah yang mendasari kami menghadirkan PeKA untuk melindungi seluruh konsumen Bank Indonesia. Di mana PeKA itu singkatan dari Peduli, Kenali dan Adukan," ungkapnya.

Adapun peduli bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terkhusus Kalteng, lebih peduli dan memahami manfaat sekaligus risiko dan produk jasa keuangan serta menjaga keamana data pribadi, baik itu nomor handphone, password dan pin. Selanjutnya, Kenali modus kejahatan dan lakukan transaksi pada saluran resmi penyelenggara Layanan Jasa Keuangan.

Adukan dan hubungi Call Center penyelengara layanan dan Bank Indonesia jika mendapat infotmasi nomor rekening atau akun mencurigakan. Di mana adukan ini dapat dilakukan melalui telepon 131 untuk lokal, 1500131 untuk luar negeri, atau website bicara@bi.go.id, ataupun datang ke Kantor pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia terdekat.

Repot melaporkannya?!.

Baca juga: Gubernur BI dorong Kalimantan Tengah wujudkan wisata 'eco friendly'

Kalau bukan masyarakat itu sendiri yang harus pro aktif, siapa lagi. Bagaimanapun, di era pesatnya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia tidak bisa menghindar dari digitalisasi sistem pembayaran. Bank Indonesia selaku bank sentral pun telah menghadirkan PeKA sebagai upaya mencegah para pengeruk uang nasabah melalui manipulasi psikologis atau social engineering beraksi di dunia maya.

Digitalisasi sistem pembayaran pun, dapat memberikan berbagai manfaat bagi rakyat Indonesia. Mulai dari peningkatan transparansi dan akuntabilitas tata kelola keuangan daerah, mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui ekonomi digital, peningkatan keuangan inklusif, dan lainnya.

"Digitalisasi telah merevolusi seluruh sendi kehidupan," demikian Taufik Saleh.

Baca juga: Pemprov Kalteng-BI tingkatkan kolaborasi akselerasi perekonomian daerah

Baca juga: Gunakan perahu, BI Kalteng sediakan layanan kas keliling susur sungai

Baca juga: Ekspedisi Rupiah Susur Sungai di Kalteng sarana mengedukasi masyarakat