Waspada diare akibat Krisis air bersih

id Diare,Krisis air bersih,Lebak, Banten,Kalteng

Waspada diare akibat Krisis air bersih

Ilustrasi - Bakteri. (Ist)

Lebak, Banten (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mewaspadai penyebaran penyakit diare saat kemarau sebagai dampak El Nino yang mengakibatkan krisis air bersih.

"Kita minta masyarakat agar membudayakan pola hidup sehat menghadapi kemarau itu," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Sabtu.

Ia menjelaskan penyebaran penyakit diare sangat rawan pada musim kemarau panjang seperti sekarang ini.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak krisis air bersih di daerah ini sudah tersebar di 21 kecamatan.

"Dengan demikian, masyarakat harus waspada krisis air bersih tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit menular di antaranya diare," katanya.

Masyarakat jika memasak air dan makanan yang diolah sendiri, kata dia, harus mendidih dan kondisinya bersih juga rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun sehingga tidak terkontaminasi bakteri E-coli

Dijelaskan bahwa bakteri E-coli menyebabkan buang air besar hingga berkali-kali dan penderita bisa kehabisan cairan dalam tubuhnya atau dehidrasi.

Selama ini, diare termasuk jenis penyakit menular yang mematikan sehingga harus cepat ditangani tenaga medis untuk mencegah dehidrasi.

"Kami minta warga yang terserang diare agar berobat ke puskesmas terdekat," katanya.

Menurut dia, para petugas medis di puskesmas -puskesmas di 28 kecamatan agar menyosialisasi kesehatan kepada masyarakat setempat di antaranya membudayakan pola hidup sehat juga mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan gizi, protein dan karbohidrat.

Selain itu, katanya, masyarakat juga diminta tidak merokok juga menjaga kebersihan lingkungan dan sebelum makan terlebih dahulu mencuci tangan.

Selama ini, kata dia, penyebaran penyakit diare itu akibat warga mengonsumsi air yang tidak bersih saat sumur dan sungai mengering karena kemarau.

Di samping itu juga masih banyak ditemukan masyarakat tidak memiliki sanitasi yang layak sehingga perilaku kebiasaan mereka buang air besar (BAB) sembarangan.

Karena itu, pihaknya menginstruksikan petugas medis puskesmas agar mewaspadai penyakit menular yang dipicu akibat musim kemarau.

Masyarakat, katanya, jika mengonsumsi air minum tentu dimasak dengan matang juga tidak BAB di kebun atau sungai.

Sebab, perilaku itu bisa menimbulkan berbagai penyakit menular juga sangat mematikan.

"Kami meminta petugas puskesmas agar tak henti-henti memberikan penyuluhan kesehatan guna mencegah penyakit menular," katanya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Rangkasbitung Kabupaten Lebak Yangyang Citra Gumelar mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan pencegahan penyakit menular menyusul terjadi musim kemarau agar tidak terjadi kasus peningkatan diare maupun ISPA.

"Kami minta warga agar membiasakan pola hidup sehat dan sebelum makan terlebih dulu mencuci tangan," katanya.