Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara BUMN Arya Sinulingga mengingatkan calon presiden Anies Baswedan, soal kontribusi Pulau Kalimantan untuk Indonesia.
"Ekspor batubara di Kalimantan Timur mencapai Rp100 triliun. Itu baru dari Kalimantan Timur belum Kalimantan secara keseluruhan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, sudah waktunya membalas apa yang sudah diberikan Kalimantan untuk Indonesia. Kontribusi Kalimantan untuk Indonesia sudah sangat besar.
“Kalau cuma Rp600 triliun, untuk pembangunan ibu kota baru, itu kecil dibanding kontribusi Kalimantan,” ujarnya.
Hal ini disampaikan Arya menanggapi pernyataan Anies Baswedan, yang mengkritik rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan.
Dalam narasinya, Anies menyebut anggaran untuk IKN jika dipakai untuk membangun puskesmas, maka seluruh kelurahan yang belum ada puskesmas akan ada. Jika dipakai untuk kesejahteraan polisi atau tentara maka akan meningkat.
Menurut Arya, sudah waktunya bandul pembangunan dipindah ke Kalimantan. Sebab sumber daya alam yang dikeruk dari Kalimantan sudah memberikan kontribusi besar untuk Indonesia.
Kata dia, saat ini, semua pembangunan terpusat di Jawa. Sehingga banyak fenomena anak-anak muda terbaik di luar Jawa justru merantau ke Jawa.
“Akibatnya kalaupun dikasih pembangunan, orang-orang terbaiknya pergi ke Jawa,” katanya.
Berita Terkait
Alasan keamanan, Bahrain minta laga tandang ke Indonesia bisa bermain di lokasi netral
Rabu, 16 Oktober 2024 22:23 Wib
Exco PSSI: STY sudah pelajari gaya permainan Uzbekistan
Sabtu, 27 April 2024 9:55 Wib
BUMN apresiasi Kejagung bongkar kasus PT Timah
Kamis, 28 Maret 2024 16:12 Wib
Shin Tae-yong targetkan timnas masuk empat besar Piala Asia U-23
Selasa, 6 Februari 2024 21:37 Wib
Stafsus Kementerian BUMN bantah kereta cepat mulai sepi peminat
Selasa, 30 Januari 2024 18:50 Wib
Meski ada sanksi FIFA, pembangunan pusat latihan timnas di IKN akan tetap dibangun
Selasa, 11 April 2023 21:07 Wib
Dukungan ADB merupakan penghargaan atas transformasi BUMN
Jumat, 18 November 2022 15:25 Wib
Publik jangan 'panic buying' soal BBM subsidi
Senin, 29 Agustus 2022 16:58 Wib