Sepekan rumah terendam, warga di Sampit sesalkan drainase perumahan tidak optimal
Sampit (ANTARA) - Sejumlah warga di Perumahan Wengga Metropolitan, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengeluhkan tidak optimalnya drainase di perumahan tersebut sehingga memicu banjir, bahkan ada warga yang rumahnya sudah sepekan terendam air.
"Sejak malam Natal (25/12/2023) lalu sampai sekarang masih terendam. Kemarin bahkan lebih parah dari ini. Drainase atau saluran tidak sebanding sehingga air meluap dan menggenangi kawasan permukiman sekitar," kata Adrianus warga Wengga Metropolitan 19 Jalur 14 No 338 di Sampit, Jumat.
Adrianus adalah satu dari beberapa warga yang merasakan banjir di perumahan itu. Setiap hujan deras, dirinya dan tetangga sekitar selalu waswas banjir bertambah parah.
Banjir di lokasi itu berasal dari luapan drainase atau saluran air di belakang rumah warga setempat. Saluran air diduga dangkal dan kurang lebar sehingga tidak mampu menampung air saat hujan deras dan akhirnya meluber merendam lokasi tersebut.
Beberapa rumah warga yang sudah direnovasi dengan ditinggikan, berhasil aman dari banjir. Namun rumah warga yang masih konstruksi asal dari pengembang, sangat rawan dilanda banjir, terlebih deretan rumah di bagian belakang yang hanya berjarak beberapa meter dari saluran air yang mudah meluap tersebut.
Banjir menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi warga setempat yang rumahnya terendam. Selain kerugian materi, juga kerugian tenaga dan waktu bagi warga.
"Ini hampir setiap tahun dirasakan ketika musim hujan melanda. Sudah tidak enak tidur, saya juga sampai mandi dan kadang tidur menumpang di rumah tetangga yang rumahnya agak tinggi dan sudah ada rehabilitasi rumah," kata Adrianus.
Baca juga: Bawaslu Kotim soroti insiden warga kesetrum saat ganti baliho caleg
Warga setempat menilai, seharusnya Kota Sampit tidak dilanda banjir jika drainase berjalan baik. Drainase yang tidak bagus dibuat oleh pengembang menyebabkan aliran air tidak lancar.
Perkembangan perumahan di Kota Sampit yang sangat pesat, seakan membuat pengembang berlomba melakukan kegiatan pembangunan perumahan. Sayangnya, pembangunan yang cepat tidak diiringi dengan pembangunan drainase yang baik.
Adrianus berharap ini menjadi perhatian bersama oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan dan pengembang perumahan khususnya yang memiliki tanggung jawab. Pengembang jangan tutup mata tanpa melakukan perawatan dan perbaikan drainase untuk menjaga lingkungan yang baik bagi para penghuni perumahan.
"Hal ini bertolak belakang dengan konsep perumahan di luar kota yang mengutamakan drainase dulu, daripada pembangunan rumah. Harapan ke depan semoga tidak terulang lagi kejadian yang serupa berkali-kali," demikian Adrianus.
Bupati Halikinnor dalam beberapa kesempatan mengingatkan pengembangan perumahan untuk membuat saluran air yang baik dan merawatnya agar air tidak sampai meluap dan merendam perumahan tersebut.
"Kalau drainasenya baik maka air mudah mengalir sehingga tidak sampai meluap dan memicu banjir. Saya minta seluruh pengembang perumahan untuk memperhatikan masalah ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Kesadaran masyarakat Kotim membayar tagihan PDAM meningkat
Baca juga: Parpol di Kotim waswas terkendala aplikasi saat penyampaian LADK
Baca juga: Bupati ajak masyarakat ikut meriahkan HUT ke-71 Kotim
"Sejak malam Natal (25/12/2023) lalu sampai sekarang masih terendam. Kemarin bahkan lebih parah dari ini. Drainase atau saluran tidak sebanding sehingga air meluap dan menggenangi kawasan permukiman sekitar," kata Adrianus warga Wengga Metropolitan 19 Jalur 14 No 338 di Sampit, Jumat.
Adrianus adalah satu dari beberapa warga yang merasakan banjir di perumahan itu. Setiap hujan deras, dirinya dan tetangga sekitar selalu waswas banjir bertambah parah.
Banjir di lokasi itu berasal dari luapan drainase atau saluran air di belakang rumah warga setempat. Saluran air diduga dangkal dan kurang lebar sehingga tidak mampu menampung air saat hujan deras dan akhirnya meluber merendam lokasi tersebut.
Beberapa rumah warga yang sudah direnovasi dengan ditinggikan, berhasil aman dari banjir. Namun rumah warga yang masih konstruksi asal dari pengembang, sangat rawan dilanda banjir, terlebih deretan rumah di bagian belakang yang hanya berjarak beberapa meter dari saluran air yang mudah meluap tersebut.
Banjir menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi warga setempat yang rumahnya terendam. Selain kerugian materi, juga kerugian tenaga dan waktu bagi warga.
"Ini hampir setiap tahun dirasakan ketika musim hujan melanda. Sudah tidak enak tidur, saya juga sampai mandi dan kadang tidur menumpang di rumah tetangga yang rumahnya agak tinggi dan sudah ada rehabilitasi rumah," kata Adrianus.
Baca juga: Bawaslu Kotim soroti insiden warga kesetrum saat ganti baliho caleg
Warga setempat menilai, seharusnya Kota Sampit tidak dilanda banjir jika drainase berjalan baik. Drainase yang tidak bagus dibuat oleh pengembang menyebabkan aliran air tidak lancar.
Perkembangan perumahan di Kota Sampit yang sangat pesat, seakan membuat pengembang berlomba melakukan kegiatan pembangunan perumahan. Sayangnya, pembangunan yang cepat tidak diiringi dengan pembangunan drainase yang baik.
Adrianus berharap ini menjadi perhatian bersama oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan dan pengembang perumahan khususnya yang memiliki tanggung jawab. Pengembang jangan tutup mata tanpa melakukan perawatan dan perbaikan drainase untuk menjaga lingkungan yang baik bagi para penghuni perumahan.
"Hal ini bertolak belakang dengan konsep perumahan di luar kota yang mengutamakan drainase dulu, daripada pembangunan rumah. Harapan ke depan semoga tidak terulang lagi kejadian yang serupa berkali-kali," demikian Adrianus.
Bupati Halikinnor dalam beberapa kesempatan mengingatkan pengembangan perumahan untuk membuat saluran air yang baik dan merawatnya agar air tidak sampai meluap dan merendam perumahan tersebut.
"Kalau drainasenya baik maka air mudah mengalir sehingga tidak sampai meluap dan memicu banjir. Saya minta seluruh pengembang perumahan untuk memperhatikan masalah ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Kesadaran masyarakat Kotim membayar tagihan PDAM meningkat
Baca juga: Parpol di Kotim waswas terkendala aplikasi saat penyampaian LADK
Baca juga: Bupati ajak masyarakat ikut meriahkan HUT ke-71 Kotim