Sebanyak 100 orang warga Bukit Batabuah Agam di zona tidak aman dari erupsi Marapi

id erupsi Marapi, warga Bukit Batabuah Agam,Kalteng,Desa Bakit Batabuah

Sebanyak 100 orang warga Bukit Batabuah Agam di zona tidak aman dari erupsi Marapi

Gunung marapi saat mengalami erupsi. Kepala Desa Nagari Bukit Batabuah mengungkap adanya 100 lebih warga yang menurutnya berada di zona tidak aman dalam radius 4,5 kilometer dari puncak Marapi. Antara/Altas Maulana. 

Lubuk Basung, Sumbar (ANTARA) - Sebanyak 100 orang warga di Nagari atau Desa Bukit Batabuah Kabupaten Agam, Sumatera Barat berada di zona merah atau daerah yang dinyatakan tidak aman oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) erupsi Marapi.
 
"Ada warga kami sebanyak 100 orang di radius 4,5 kilometer atau zona tidak aman Gunung Marapi berada di Jorong Batang Salasiah Rubai Cumantiang ," kata Wali Nagari atau Kepala Desa Bakit Batabuah Firdaus, Rabu.
 
Ia juga menyayangkan dalam pemetaan kesiapsiagaan pada rapat koordinasi bersama BPBD dan TNI-Polri serta PVMBG, tidak dijelaskan adanya pemukiman warga di dalamnya.
 
"Ini yang kami sayangkan karena di dalam peta ada beberapa rumah penduduk yang tidak ada dalam peta hingga tidak terdeteksi berada di radius 4,5 kilometer," kata Firdaus.
 
Sebelum itu ada pemukiman masyarakat. Contohnya daerah Tabek Gadang dan Rubai Cumantiang yang di dalamnya ada daerah kecil namanya Bareco. Itu tidak ada dalam peta," kata dia.
 
Ia menegaskan warga yang berada di radius 4,5 kilometer dari puncak Marapi sekitar lereng gunung bisa diberikan edukasi menyeluruh sebagai langkah antisipasi kesiagaan bencana.
 
"Yang dibutuhkan paling utama saat ini adalah informasi yang valid agar bisa warga memahami karena jika kami dan kelompok siaga bencana yang menyampaikan kadang tidak diterima," kata dia.
 
Bahkan warganya mengira level III itu adalah level aman dan level II tidak aman, informasi ini yang tidak maksimal berjalan.
 
Sementara itu, Asisten Pemkab Agam Rahman mengatakan pihaknya belum bisa memastikan adanya warga yang bertempat tinggal di radius 4,5 kilometer sehingga perlu dilakukan pemetaan secara nyata.
 
"Ini yang perlu dilakukan pendataan. Kami akan data lagi apakah mereka yang berada di lereng Gunung Marapi termasuk ke dalam zona itu. Mungkin kecemasan warga hingga menyampaikan ini masuk, tetapi ternyata tidak, agar ada kepastian," katanya.