Palangka Raya (ANTARA) - Peserta Jaminan Kesehatan Sosial (JKN), Dedy Chandra (37) yang merupakan warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) merasa terbantu saat mengalami kegawatdaruratan kesehatan.
"Sejak Selasa lalu, saat tengah malam anak saya masuk rumah sakit lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Karena kemarin itu sudah malam, jadi saya sedikit panik dan di luar perkiraan, tapi untungnya untuk proses pendaftaran pelayanannya di rumah sakit ini mudah dan sangat cepat," kata Dedy di Palangka Raya, Jumat.
Dia menambahkan, saat sampai di IGD, buah hatinya juga langsung ditangani oleh petugas. Setelah beberapa saat menunggu observasi akhirnya diinformasikan petugas kalau anaknya yang bernama Ivana Margaretha (3) harus dirawat inap.
"Sekali lagi untungnya di sini bisa dapat ruang rawat inap dengan sangat cepat, bahkan kemarin karena saya tidak bawa kartu BPJS (Kesehatan) anak saya, jadi kami cuma tunjukkan Kartu Identitas Anak (KIA) saja untuk pendaftaran rawat inapnya," katanya.
Dedy mengungkapkan, mulanya sang buah hati yang masih balita itu harus segera mendapatkan layanan kesehatan akibat demam tinggi yang tak kunjung turun selama beberapa hari.
Diketahui bahwa berdasarkan pemeriksaan oleh petugas kesehatan, anak Dedy mengalami gangguan peradangan yang sering disebut dengan bronkitis, yaitu peradangan yang terjadi pada bagian dinding saluran bronkus.
Baca juga: Sepanjang 2023, pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan meningkat 1,6 juta jiwa/hari
"Dampaknya, anak saya harus masuk ruang rawat inap di rumah sakit melalui Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Palangka Raya akibat demam tinggi yang disertai dengan batuk dan muntah," katanya.
Dedy yang terdaftar dalam Program JKN melalui segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) sejak Tahun 2016 ini mengatakan jika keberadaan Program JKN sangat dibutuhkan terutama pada kondisi seperti yang dialami. Dengan adanya Program JKN ia mengaku lebih tenang saat mendampingi sang anak dalam mendapatkan layanan di fasilitas kesehatan.
“Dengan berbekal kartu JKN ini tentu kami merasa sangat terbantu dan tertolong sekali. Apalagi kalau seperti yang saya alami ini, anak saya masuk rumah sakit dan harus dirawat inap tanpa ada persiapan untuk biaya perawatannya," katanya.
Dia pun mengaku program JKN yang iurannya dibayarkan tiap bulan itu sangat terasa manfaatnya. Kemudahan dan manfaat itu dia rasakan mulai dari pendaftaran sampai dengan dirawat di ruang rawat inap beberapa hari. Tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk perawatan sang buah hati.
Dedy menambahkan bahwa tidak hanya terkait tidak adanya biaya pelayanan yang harus dikeluarkan, namun juga dari sisi pelayanan yang diberikan oleh petugas yang ada di rumah sakit tidak mengecewakan.
Tak terkecuali terkait ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan peserta JKN. Semuanya disediakan dan diberikan oleh rumah sakit sehingga ia selaku keluarga dari pasien tidak harus bersusah payah untuk membeli obat sendiri dari luar rumah sakit.
“Kemarin anak saya juga sudah mendapatkan pelayanan penunjang laboratorium, ada dilakukan cek darah sama petugasnya. Terus untuk obat-obatannya juga semua ada di rumah sakit sini, semua diberikan oleh petugas rumah sakit kepada anak saya yang dirawat. Jadi saya tidak ada yang namanya nyari obat sendiri di luar rumah sakit,” jelas Dedy.
Baca juga: Peserta BPJS Kesehatan sebut layanan JKN sangat baik dan jadi penolong saat darurat
Baca juga: Sambut 2024, 13 pemda di Kalteng daftarkan masyarakat jadi peserta JKN
Baca juga: Pemkab Barito Timur jamin kesehatan masyarakat melalui Program JKN