Pemukiman di Palangka Raya mulai terendam luapan air Sungai Kahayan

id BPBD Palangka Raya,Kalteng,Heri Fauzi,Banjir ,Pemukiman

Pemukiman di Palangka Raya mulai terendam luapan air Sungai Kahayan

Tim dari BPBD Kota Palangka Raya melakukan pengecekan debit air di sejumlah tempat yang ada di wilayah kota setempat, kemarin. ANTARA/BPBD Kota Palangka Raya

Palangka Raya (ANTARA) - Sejumlah pemukiman di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mulai terendam banjir akibat luapan air Sungai Kahayan yang beberapa hari ini debit airnya terus meningkat.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Heri Fauzi di Palangka Raya, Jumat, mengatakan beberapa kawasan pemukiman warga memang sudah tergenang air namun aktivitas warga di kawasan setempat masih normal seperti seperti biasanya.

"Pemukiman warga yang terendam luapan air Sungai Kahayan yakni kawasan Jalan Pelatuk enam dan tujuh serta Jalan Anoy yang berada di Kelurahan Palangka Kecamatan Jekan Raya. Kemudian ada di Kelurahan Bukit Tunggal Jalan Danau Rangas, Bulu Perindu dan Mutiara," kata Heri.

Dia menuturkan, meluapnya air Sungai Kahayan ke pemukiman warga diakibatkan tingginya intensitas hujan yang terjadi di hulu Kabupaten Gunung Mas sehingga air dari hulu dikirim ke Palangka Raya.

Saat ini kondisi air masih merendam wilayah pemukiman dan belum naik ke rumah-rumah warga. Hanya saja melihat kondisi beberapa hari ini, tidak menutup kemungkinan debit air sungai akan terus naik.

"Ya masyarakat harus mewaspadai terkait hal ini, karena luapan air Sungai Kahayan seperti ini setiap tahunnya selalu terjadi di wilayah kita," bebernya.

Heri juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di bantaran Sungai Kahayan dan Rungan, agar memperhatikan aliran listriknya jangan sampai terendam ke air yang dapat membahayakan orang banyak.

Kemudian waspadai masuknya binatang buas akibat banjir ke pemukiman warga, berdasarkan pengalaman sebelumnya banyak hewan-hewan buas yang masuk ke rumah karena habitatnya terganggu akibat luapan air sungai kahayan tersebut.

"Kemudian yang terpenting adalah bagi masyarakat yang memiliki anak balita jangan sampai menjadi korban, seperti tenggelam terbawa hanyut karena tidak dijaga oleh orang tuanya serta bahaya lainnya," demikian Heri Fauzi.