Pemprov diminta waspadai spekulan menjelang Ramadhan

id spekulan jelang Ramadhan ,Kalteng,Medan

Pemprov diminta waspadai spekulan menjelang Ramadhan

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah berbincang dengan pedagang saat melakukan pemantauan di Pasar Besar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (1/2/2023). ANTARA FOTO/Auliya Rahman/Lmo/nym.

Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara Gunawan Benjamin meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara mewaspadai adanya spekulan komoditas pangan menjelang Ramadhan 1445 H yang jatuh mulai Maret 2024.

"Kemungkinan untuk munculnya spekulan itu selalu ada," ujar Gunawan di Medan, Sumut, Jumat.

Menurut dia, kondisi di mana meningkatnya kebutuhan pangan menjelang Ramadhan berpotensi memunculkan praktik spekulasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Para spekulan itu, kata Gunawan, akan menahan barang supaya harganya naik dan keuntungan mereka melonjak.

"Jalur distribusi pasokan pangan ini harus diwaspadai," tutur dia.

Oleh sebab itu, Gunawan berharap Pemprov Sumut melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) beserta Satgas Pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terus memantau kondisi di lapangan.

Khususnya KPPU, Gunawan menilai organisasi tersebut mesti rutin mendalami perbedaan harga komoditas pangan di tingkat petani maupun di pasar.

Jarak yang terlalu besar, dia menambahkan, berpotensi menjadi indikasi praktik spekulasi.

"Misalnya, selisih harga cabai merah di tingkat petani dan pasar yang biasanya Rp8 ribu-Rp10 ribu melonjak lebih dari Rp10 ribu. Ini berarti ada rantai pasok yang mesti diawasi KPPU," kata Gunawan.

Adapun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah mengantisipasi stok pangan menjelang Ramadhan 2024, khususnya beras.

Hal itu dilakukan agar pasokan di masyarakat terus terjaga dan harga tidak melonjak.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara Muhammad Juwaini menyatakan saat ini selalu ada penanaman padi setiap bulan di Sumatera Utara sehingga panen berpotensi terjadi pada Maret 2024.

"Dengan tersedianya stok, harga dapat dijaga, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi," ujar Juwaini.