Puluhan calon guru penggerak Kotim pamerkan panen hasil belajar
Sampit (ANTARA) - Puluhan calon guru penggerak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah memamerkan hasil belajar selama tujuh bulan pada Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9.
“Pemkab Kotim siap mendukung penuh program guru penggerak. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dunia pendidikan, khususnya di Kotim,” kata Wakil Bupati Irawati saat membuka kegiatan tersebut di Sampit, Minggu.
Acara Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 9 turut dihadiri Kepala Balai Guru Penggerak Kalteng I Ketut Sukajaya, Kepala DPRD Kotim Rinie Anderson, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Muhammad Irfansyah dan lain-lain.
Wanita yang memiliki gelar Sarjana Pendidikan ini menjelaskan, program guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran, bahkan sebagai pemimpin satuan pendidikan atau kepala sekolah.
Hal ini tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor 40 Tahun 2021 yang menetapkan salah satu syarat menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru penggerak. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi dan pendampingan selama tujuh bulan bagi calon guru penggerak.
“Program guru penggerak bertujuan menciptakan pemimpin pembelajaran yang berpusat kepada murid, mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan berkolaborasi,” ucapnya.
Beberapa hal ini ingin dicapai dari program guru penggerak antara lain, mengembangkan diri dan guru lain serta berbagi dan berkolaborasi secara mandiri. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Kotim rekrut 51 panwaslu kecamatan
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Dalam kesempatan itu Irawati juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program guru penggerak, terutama Balai Guru Penggerak Kalteng sebagai kepanjangan tangan Kemendikbud Ristek di daerah yang selama ini telah memaksimalkan pelayanan dan informasi berkaitan dengan guru penggerak.
“Mari kita terus saling bahu-membahu untuk tujuan akhir, yakni mewujudkan pendidikan yang maju dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhammad Irfansyah menyampaikan total 38 calon guru penggerak dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA yang mengikuti Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 9. Kegiatan ini adalah kesempatan bagi para calon guru penggerak untuk menunjukkan hasil pembelajaran yang didapat dari PGP selama tujuh bulan terakhir.
“Jadi dalam kegiatan ini mereka menampilkan apa-apa saja hasil pembelajaran selama 6-7 bulan terakhir, baik dalam bentuk produk maupun program kegiatan,” sebut Irfansyah.
Ia melanjutkan, kegiatan lokakarya ini merupakan tahapan terakhir dari PGP. Berikutnya, akan dilaksanakan pengumuman kelulusan dan penyerahan sertifikat bagi para guru penggerak.
Irfansyah menambahkan, sejauh ini ada 69 guru di Kotim yang lulus sebagai guru penggerak, 10 di antaranya telah diangkat menjadi kepala sekolah dan 5 lainnya sebagai pengawas sekolah. Sedangkan, pada angkatan 9 ada 32 calon guru penggerak yang diharapkan dapat lulus semua.
Sejauh ini kebanyakan guru penggerak di Kotim berasal dari satuan pendidikan di wilayah perkotaan, meskipun ada beberapa dari kecamatan luar kota. Namun, ia berharap perlahan tapi pasti kedepannya seluruh guru di Kotim dapat mengikuti dan lulus sebagai guru penggerak.
“Guru penggerak ini adalah program dari Kementerian, jadi kedepannya seluruh guru di Indonesia harus menjadi guru penggerak, baik itu PNS maupun non PNS. Oleh sebab itu, kami selalu mendorong guru-guru di Kotim agar dapat mengikuti program ini,” demikian Irfansyah.
Baca juga: Bunda PAUD Kotim resmikan sekolah tiga bahasa di Sampit
Baca juga: Penuh perjuangan, 'Asan' si orang utan dievakuasi dari kawasan bandara di Sampit
Baca juga: SMPN 1 Sampit ajarkan siswa respons cepat dan efektif hadapi bencana
“Pemkab Kotim siap mendukung penuh program guru penggerak. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan dunia pendidikan, khususnya di Kotim,” kata Wakil Bupati Irawati saat membuka kegiatan tersebut di Sampit, Minggu.
Acara Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 9 turut dihadiri Kepala Balai Guru Penggerak Kalteng I Ketut Sukajaya, Kepala DPRD Kotim Rinie Anderson, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kotim Muhammad Irfansyah dan lain-lain.
Wanita yang memiliki gelar Sarjana Pendidikan ini menjelaskan, program guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran, bahkan sebagai pemimpin satuan pendidikan atau kepala sekolah.
Hal ini tertuang dalam Permendikbud Ristek Nomor 40 Tahun 2021 yang menetapkan salah satu syarat menjadi kepala sekolah harus memiliki sertifikat guru penggerak. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi dan pendampingan selama tujuh bulan bagi calon guru penggerak.
“Program guru penggerak bertujuan menciptakan pemimpin pembelajaran yang berpusat kepada murid, mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan berkolaborasi,” ucapnya.
Beberapa hal ini ingin dicapai dari program guru penggerak antara lain, mengembangkan diri dan guru lain serta berbagi dan berkolaborasi secara mandiri. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik.
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Berkolaborasi dengan orangtua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid.
Baca juga: Jelang Pilkada 2024, Bawaslu Kotim rekrut 51 panwaslu kecamatan
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah.
Dalam kesempatan itu Irawati juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program guru penggerak, terutama Balai Guru Penggerak Kalteng sebagai kepanjangan tangan Kemendikbud Ristek di daerah yang selama ini telah memaksimalkan pelayanan dan informasi berkaitan dengan guru penggerak.
“Mari kita terus saling bahu-membahu untuk tujuan akhir, yakni mewujudkan pendidikan yang maju dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Muhammad Irfansyah menyampaikan total 38 calon guru penggerak dari jenjang pendidikan TK, SD, SMP hingga SMA yang mengikuti Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP Angkatan 9. Kegiatan ini adalah kesempatan bagi para calon guru penggerak untuk menunjukkan hasil pembelajaran yang didapat dari PGP selama tujuh bulan terakhir.
“Jadi dalam kegiatan ini mereka menampilkan apa-apa saja hasil pembelajaran selama 6-7 bulan terakhir, baik dalam bentuk produk maupun program kegiatan,” sebut Irfansyah.
Ia melanjutkan, kegiatan lokakarya ini merupakan tahapan terakhir dari PGP. Berikutnya, akan dilaksanakan pengumuman kelulusan dan penyerahan sertifikat bagi para guru penggerak.
Irfansyah menambahkan, sejauh ini ada 69 guru di Kotim yang lulus sebagai guru penggerak, 10 di antaranya telah diangkat menjadi kepala sekolah dan 5 lainnya sebagai pengawas sekolah. Sedangkan, pada angkatan 9 ada 32 calon guru penggerak yang diharapkan dapat lulus semua.
Sejauh ini kebanyakan guru penggerak di Kotim berasal dari satuan pendidikan di wilayah perkotaan, meskipun ada beberapa dari kecamatan luar kota. Namun, ia berharap perlahan tapi pasti kedepannya seluruh guru di Kotim dapat mengikuti dan lulus sebagai guru penggerak.
“Guru penggerak ini adalah program dari Kementerian, jadi kedepannya seluruh guru di Indonesia harus menjadi guru penggerak, baik itu PNS maupun non PNS. Oleh sebab itu, kami selalu mendorong guru-guru di Kotim agar dapat mengikuti program ini,” demikian Irfansyah.
Baca juga: Bunda PAUD Kotim resmikan sekolah tiga bahasa di Sampit
Baca juga: Penuh perjuangan, 'Asan' si orang utan dievakuasi dari kawasan bandara di Sampit
Baca juga: SMPN 1 Sampit ajarkan siswa respons cepat dan efektif hadapi bencana