Jumlah nelayan bertambah, Bupati Kotim komitmen tingkatkan sektor perikanan
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menyatakan komitmennya untuk terus berupaya meningkatkan sektor perikanan, khususnya dengan membantu nelayan agar bisa terus mengembangkan usaha mereka.
"Potensi perikanan kita masih cukup besar, makanya saya terus mendorong agar potensi ini dioptimalkan. Tentunya dengan harapan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan kita," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Menurut Halikinnor, berbagai bantuan terus diupayakan untuk nelayan, baik bantuan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sendiri.
Saat ini terdapat Sentra Perikanan Terpadu (SPT) Sijura di Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Di lokasi itu saat ini terdapat dermaga bantuan pemerintah pusat, los pasar ikan dan bangunan lainnya.
Pemerintah daerah juga sedang mengupayakan pabrik es balok, SPBU Nelayan dan lainnya. Ini semua merupakan upaya serius pemerintah daerah meningkatkan sektor perikanan, khususnya dengan memberi kemudahan kepada nelayan.
"Saya minta masyarakat untuk memaksimalkan berbagai fasilitas yang sudah tersedia. Pemerintah daerah terus berupaya agar sektor perikanan ini semakin meningkat dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," ujar Halikinnor.
Baca juga: 16 Desa di Kotim siap dicanangkan sebagai Desa Bersinar
Sementara itu berdasarkan data Dinas Perikanan Kotawaringin Timur yang juga dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur berupa Kotawaringin Timur Dalam Angka 2023, jumlah nelayan tangkap dan budidaya di Kotawaringin Timur terus meningkat.
Jumlah rumah tangga perikanan tangkap untuk perikanan laut pada 2020 sebanyak 1.427 keluarga, 2021 sebanyak 1.465 keluarga, 2022 sebanyak 2.590 keluarga dan 2023 sebanyak 2.600 keluarga.
Mereka tersebar di tiga kecamatan yang berada di pesisir yaitu Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Konsentrasi terbanyak berada di Kecamatan Teluk Sampit.
Sementara itu jumlah nelayan tangkap untuk perikanan umum tersebar di seluruh kecamatan yakni 17 kecamatan di kabupaten ini. Jumlahnya pada 2020 sebanyak 1.377 keluarga, 2021 sebanyak 1.425 keluarga, 2022 sebanyak 2.893 keluarga dan 2023 sebanyak 2.910 keluarga.
Dengan begitu, total jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Kotawaringin Timur pada 2020 sebanyak 2.204 keluarga, 2021 sebanyak 2.804 keluarga, 2022 sebanyak 5.483 keluarga dan 2023 sebanyak 5.510 keluarga.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah rumah tangga perikanan budidaya. Jumlahnya yakni 3.450 keluarga pada 2022, menjadi 3.636 keluarga pada 2023. Mereka tersebar di 17 kecamatan, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, disusul Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut.
Rumah tangga nelayan budidaya pada 2022 terdiri nelayan tambak sebanyak 285 keluarga, kolam 3.005 keluarga, keramba 120 keluarga dan jaring apung 40 keluarga. Sedangkan pada 2023 meningkat yaitu nelayan tambak 285 keluarga, kolam 3.187 keluarga, keramba 124 keluarga dan jaring apung 40 keluarga.
Baca juga: Sampit terkepung banjir, BPBD bantu dan evakuasi warga terdampak
Baca juga: Diskominfo Kotim usulkan pembangunan 35 BTS hingga ke pelosok
Baca juga: Wabup Kotim minta masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan konten pornografi
"Potensi perikanan kita masih cukup besar, makanya saya terus mendorong agar potensi ini dioptimalkan. Tentunya dengan harapan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya nelayan kita," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Menurut Halikinnor, berbagai bantuan terus diupayakan untuk nelayan, baik bantuan yang bersumber dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sendiri.
Saat ini terdapat Sentra Perikanan Terpadu (SPT) Sijura di Desa Sei Ijum Raya Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Di lokasi itu saat ini terdapat dermaga bantuan pemerintah pusat, los pasar ikan dan bangunan lainnya.
Pemerintah daerah juga sedang mengupayakan pabrik es balok, SPBU Nelayan dan lainnya. Ini semua merupakan upaya serius pemerintah daerah meningkatkan sektor perikanan, khususnya dengan memberi kemudahan kepada nelayan.
"Saya minta masyarakat untuk memaksimalkan berbagai fasilitas yang sudah tersedia. Pemerintah daerah terus berupaya agar sektor perikanan ini semakin meningkat dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat," ujar Halikinnor.
Baca juga: 16 Desa di Kotim siap dicanangkan sebagai Desa Bersinar
Sementara itu berdasarkan data Dinas Perikanan Kotawaringin Timur yang juga dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kotawaringin Timur berupa Kotawaringin Timur Dalam Angka 2023, jumlah nelayan tangkap dan budidaya di Kotawaringin Timur terus meningkat.
Jumlah rumah tangga perikanan tangkap untuk perikanan laut pada 2020 sebanyak 1.427 keluarga, 2021 sebanyak 1.465 keluarga, 2022 sebanyak 2.590 keluarga dan 2023 sebanyak 2.600 keluarga.
Mereka tersebar di tiga kecamatan yang berada di pesisir yaitu Mentaya Hilir Selatan, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Konsentrasi terbanyak berada di Kecamatan Teluk Sampit.
Sementara itu jumlah nelayan tangkap untuk perikanan umum tersebar di seluruh kecamatan yakni 17 kecamatan di kabupaten ini. Jumlahnya pada 2020 sebanyak 1.377 keluarga, 2021 sebanyak 1.425 keluarga, 2022 sebanyak 2.893 keluarga dan 2023 sebanyak 2.910 keluarga.
Dengan begitu, total jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Kotawaringin Timur pada 2020 sebanyak 2.204 keluarga, 2021 sebanyak 2.804 keluarga, 2022 sebanyak 5.483 keluarga dan 2023 sebanyak 5.510 keluarga.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah rumah tangga perikanan budidaya. Jumlahnya yakni 3.450 keluarga pada 2022, menjadi 3.636 keluarga pada 2023. Mereka tersebar di 17 kecamatan, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, disusul Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut.
Rumah tangga nelayan budidaya pada 2022 terdiri nelayan tambak sebanyak 285 keluarga, kolam 3.005 keluarga, keramba 120 keluarga dan jaring apung 40 keluarga. Sedangkan pada 2023 meningkat yaitu nelayan tambak 285 keluarga, kolam 3.187 keluarga, keramba 124 keluarga dan jaring apung 40 keluarga.
Baca juga: Sampit terkepung banjir, BPBD bantu dan evakuasi warga terdampak
Baca juga: Diskominfo Kotim usulkan pembangunan 35 BTS hingga ke pelosok
Baca juga: Wabup Kotim minta masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan konten pornografi