Pj Bupati Barito Utara ajak masyarakat bersama turunkan kasus stunting

id stunting barito utara,polres,barito utara,kalteng,gebyar posyandu presisi

Pj Bupati Barito Utara ajak masyarakat bersama turunkan kasus stunting

Pj Bupati Barito Utara Muhlis bersama Kapolres Barito Utara AKBP Gede Eka Yudharma, Dandim 1013 Muara Teweh Letkol Inf Agussalim Tuo dan pejabat menyerahkan bantuan sosial kepada lansia pada kegiatan Gebyar Posyandu Presisi Polres Barito Utara di Muara Teweh, Rabu (8/5/2024).ANTARA/Dokumen Pribadi

Muara Teweh (ANTARA) - Penjabat Bupati Barito Utara, Kalimantan Tengah, Muhlis mengajak kepada masyarakat di daerah setempat agar terus bersama-sama untuk berjuang agar kasus stunting di daerah ini semakin berkurang dan harapannya tidak ada kasus stunting. 

"Sehingga sumber daya manusia (SDM) di daerah kita menjadi sehat dan unggul menuju Indonesia Emas 2045,” kata Muhlis  memberikan sambutan pada Gebyar Posyandu Presisi  dalam rangka penurunan stunting di Mapolres Barito Utara di Muara Teweh, Rabu.
 
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Kapolres Barito Utara AKBP Gede Eka Yudharma, Dandim 1013 Muara Teweh Letkol Inf Agussalim Tuo dan pejabat dan undangan lainnya.

Menurut dia, pemerintah daerah bersama lintas sektor yang tergabung dalam tim percepatan penurunan stunting, Kabupaten Barito Utara pada 2023 prevelansi stunting di angka 15,3 persen.

“Alhamdulillah, saya yakin dan percaya jika kita terus semangat bersatu padu serta bekerja lebih keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan terpenting kerja ikhlas maka pada tahun 2024 ini prevelansi stunting di Kabupaten Barito Utara dapat turun sesuai dengan target nasional,” katanya. 

Menurut dia, permasalahan stunting di Indonesia, menurutnya, saat ini menjadi salah satu prioritas dalam agenda pembangunan nasional. Pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pada RPJMN ini pemerintah menetapkan target penurunan angka prevalensi stunting dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 14 persen pada 2024. 

Salah satu langkah nyata, katanya, yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan orang tua asuh bagi masing-masing pihak, dengan menjadi orang tua asuh bagi balita atau anak yang mengalami stunting tentunya akan lebih mudah untuk mendapatkan perhatian khusus yaitu melalui pemberian makanan tambahan yang sesuai dengan standar gizi.

"Dengan melaksanakan kegiatan gebyar posyandu ini, jadi para orang tua mengetahui kondisi anak-anak mereka apakah terindikasi stunting, jika termasuk dalam kategori stunting, maka orang tua harus lebih bisa fokus untuk memperhatikan pola makan serta asupan gizi pada anak serta tidak memberikan makanan/ jajanan yang kurang bergizi," kata Muhlis.  

Pada kesempatan itu Muhlis menjelaskan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Stunting, kata dia, merupakan permasalahan serius yang memerlukan penanganan secara tepat dan menyeluruh karena dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan, bukan hanya pada masa depan anak itu sendiri namun juga akan berdampak pada keluarga serta bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan pembangunan bangsa dan negara di masa yang akan datang.

Pj Bupati juga berharap melalui kegiatan gebyar posyandu ini sangat membantu Pemerintah Kabupaten Barito Utara dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Barito Utara dalam menurunkan prevelansi stunting. 

“Harapan kita bersama melalui kegiatan gebyar posyandu ini juga akan menghasilkan beberapa output yang baik seperti meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya peran posyandu dalam pemantauan pertumbuhan anak dan pencegahan stunting,” kata dia.

Di samping itu, kata Muhlis, dapat memberikan informasi penting kepada orang tua tentang pola makan yang sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka melalui penyuluhan gizi. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin pada anak-anak mereka, termasuk pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Serta membantu dalam mendeteksi dini anak-anak yang berisiko mengalami stunting, sehingga tindakan intervensi dapat dilakukan lebih awal melalui deteksi dini stunting. Terjalin kerja sama yang erat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan keluarga, dalam upaya bersama untuk menurunkan angka stunting.

"Serta membantu membentuk perilaku sehat dalam keluarga, termasuk pola makan yang baik dan perawatan kesehatan yang tepat bagi anak-anak,” demikian Muhlis.