Palangka Raya (ANTARA) -
PT PLN (Persero) Direktorat Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan (DITMPRO&EBT) melaksanakan rapat koordinasi bersama seluruh Unit Induk Pembangunan (UIP) dan pusat-pusat yang ada di lingkungan DITMPRO&EBT.
Pelaksanaan Rapat Koordinasi ini dilaksanakan di Pontianak, Kalimantan Barat dengan Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) sebagai tuan rumah. Turut hadir Direktur DITMPRO&EBT Wiluyo Kusdwiharto, jajaran Executive Vice President (EVP) dan General Manager di lingkungan DITMPRO&EBT.
“Pada rakor tahun ini, kami membahas isu-isu strategis koorporat dan Direktorat Manajemen Proyek & Energi Baru Terbarukan untuk meningkatkan awareness pegawai di lingkungan DITMPRO&EBT," kata Plh General Manager PLN UIP KLB, Onda Irawan dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Kamis.
Selain itu, juga bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait budaya K3 di lingkungan Direktorat Manajemen Proyek & EBT untuk menuju PLN Zero Harm Zero Loss.
Lebih lanjut disampaikannya, mengusung tema “Great Team with Collaboration for Better Project Execution Facing Global Issue”, rakor ini diharap menjadi wadah koordinasi di internal DITMPRO&EBT untuk memperkuat sinergi, guna mendukung pertumbuhan berkualitas dan pencapaian kinerja dalam menghadapi tantangan isu-isu global pada 2024.
Dalam rakor juga dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) terhadap tiga topik yaitu strategi dalam penyelesaian pembangkit, strategi dalam penyelesaian transmisi dan gardu induk, hingga perencanaan anggaran untuk proyek 2025. Pelaksanaan FGD juga dihadiri secara daring via zoom bersama pegawai-pegawai UIP lainnya yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: Rasio elektrifikasi di Kalimantan Tengah capai 93,38 persen
Executive Vice President Project Management Office (EVP PMO), Octavianus Duha berharap hasil dari rakor ini dapat membuahkan hasil yang dapat mendukung pencapaian kinerja.
"Kami berharap semoga melalui FGD ini dapat dirumuskan strategi yang komprehensif," terangnya.
Selain itu juga dapat diaplikasikan dan relevan dalam upaya pencapaian kinerja organisasi tahun 2024 baik itu kepada unit maupun divisi di lingkungan Direktorat Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan.
Direktur Manejemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan, Wiluyo Kusdwiharto menjelaskan beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam merealisasikan eksekusi proyek dalam menghadapi isu-isu global.
“Diperlukan debottleneck system untuk meningkatkan keandalan dan penjualan serta mengurangi ketergantungan gas dan BBM, kemudian digitalisasi untuk meningkatkan kecepatan eksekusi dan optimalisasi proses bisnis serta tetap mengedepankan prinsip dan budaya K3 dalam bekerja. Keselamatan jiwa manusia ditempatkan di posisi paling penting dalam seluruh kegiatan PLN,” jelas Wiluyo.