Pulau sampah diharapkan jadi sarana edukasi dan rekreasi

id Pulau sampah,DPRD DKI Jakarta,sarana edukasi dan rekreasi,Kalteng

Pulau sampah diharapkan jadi sarana edukasi dan rekreasi

Petugas Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengangkat sampah di aliran Kali Gading Nias, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Rabu (8/5/2024). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa/aa.)

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi C DPRD Provinsi DKI Jakarta Lukmanul Hakim berharap pulau sampah di Kepulauan Seribu menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat.
 
"Selain menjadi TPST (tempat pembuangan sampah terpadu), pulau sampah  juga bisa menjadi sarana edukasi untuk mengolah sampah berteknologi tinggi serta bisa menjadi rekreasi ramah lingkungan dengan menyerap lebih banyak pekerja lokal," kata Lukmanul di Jakarta, Rabu.
 
Lukmanul berharap dukungannya tersebut  bisa menjadi solusi pengolahan sampah warga Jakarta mengingat TPST Bantar Gebang dinilai sudah kelebihan kapasitas (over capacity).
 
Ia menilai wacana tersebut dapat menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mengelola permasalahan sampah di Ibu kota yang saban harinya menyumbang 8.500 ton sampah.
 
“Saya rasa harus disegerakan sebagai solusi pengolahan sampah jangka panjang 50 sampai 100 tahun dan sebelum TPST Bantar Gebang over capacity,” ujarnya.
 
Apalagi Singapura sudah berhasil membuat Pulau Semakau dengan sistem pengolahan sampah terintegrasi, hijau, dan berkelanjutan yang berkontribusi besar hingga populer sebagai salah satu negara terbersih di dunia.
 
“Singapura yang wilayahnya lebih kecil dari Jakarta saja punya Pulau Semakau sebagai tempat pembuangan sampah akhir yang terbukti efektif dalam mengelola sampah,” ujarnya.
 
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan lokasi di Kabupaten Kepulauan Seribu sebagai solusi keterbatasan lahan dalam pengelolaan dan proses akhir sampah dengan cara lebih ramah lingkungan.
 
Diharapkan masyarakat Jakarta dan sekitarnya tidak hanya mengandalkan pembuangan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
 
"Kita harus punya fasilitas pengolahan sampah ramah lingkungan yang mampu menampung dengan volume yang lebih besar sehingga sanggup memenuhi kebutuhan hingga 50 tahun ke depan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto.
 
Menurut dia selain lokasi pengelolaan nantinya juga akan dilengkapi dengan tempat menampung lumpur dari hasil pengerukan 13 sungai.