Jakarta (ANTARA) - Pemain tim nasional putri Indonesia, Zahra Muzdalifah, memaparkan perbedaan kepelatihan Mochizuki Satoru dalam timnas dengan kepelatihan klubnya, Cerezo Osaka Ladies, seusai tampil pada pertandingan ujicoba melawan Singapura di Stadion Madya, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa.
Garuda Pertiwi menang besar 5-1 atas Singapura pada pertandingan perdana timnas putri senior di bawah arahan pelatih Mochizuki. Zahra tampil sebagai pemain pengganti pada awal babak kedua sehingga hanya bermain satu babak.
“Soal Coach Mochi dia oke sepak bolanya, tetapi bedanya kalau di Jepang tuh pelatih-pelatihnya sudah langsung to the point, sudah langsung ngasih tahu caranya sat set sat set, kalau Coach Mochi masih memberi tahu dasar-dasarnya. Jadi kayak dari awal lagi," kata Zahra saat ditemui wartawan di mixed zone usai pertandingan melawan Singapura itu.
Zahra mengaku puas dengan permainan timnas putri dan mengapresiasi penuh cara bermain yang diterapkan Pelatih Mochizuki kepada anak-anak asuhnya.
“Menurut aku (skuad timnas kali ini) lebih baik dari sebelumnya, dilihat dari skornya juga Alhamdulillah kita bisa mendapatkan skor yang lebih dari sebelumnya. Dan dari kepelatihan juga, dari Coach Mochi cara dia main itu benar-benar aku suka, kayak misalnya kalau hilang bola harus pressing-pressing," ucapnya.
Mengingat adanya perbedaan jam terbang dan keharusan pelatih Mochizuki membenahi berbagai masalah fundamental dalam pasukan timnas putri, pemain 23 tahun itu mengaku harus beradaptasi lagi saat bergabung dalam timnas.
"Aku masih harus adaptasi, karena aku biasa di Jepang mainnya one-two one-two gitu, jadi mungkin di sini aku harus tahu lagi cara bermain timnas tuh seperti apa," kata dia.
Setelah pertandingan ujicoba melawan Singapura, timnas putri akan berangkat ke Bahrain untuk memainkan dua pertandingan persahabatan di sana pada 8 dan 11 Juni.
Menurut Zahra, setelah pertandingan Selasa ini timnas putri akan diliburkan sebentar untuk kemudian dikumpulkan kembali pada 4 Juni sebelum berangkat ke Bahrain.
"Semoga saja kita bisa mengikuti instruksi dengan cepat dan kita bisa bawa pulang hasil yang maksimal," kata pemain jebolan AS-IOP itu.
Mengenai harapannya kepada sepak bola putri Indonesia, Zahra mendambakan sepak bola putri memiliki kompetisi yang reguler.
"Tentu saja ini harapan semua pemain semoga ke depannya timnas wanita lebih diperhatikan lagi, dan adanya liga," kata pemain yang akrab disapa Zahmuz itu.