Sampit (ANTARA) - Sebagai wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Kecamatan Mentawa Baru Ketapang (MBK) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mulai menyiagakan peralatan dan personel seiring masuknya musim kemarau.
“Hari ini kami melaksanakan apel siaga, sebagai wujud kami dari Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) MBK dan masyarakat dalam menindaklanjuti ancaman karhutla,” kata Kapolsek Ketapang Kompol Suyono di Sampit, Rabu.
Hal itu ia sampaikan usai Apel Siaga Pengendalian Bencana Karhutla, Kekeringan dan Banjir di halaman Kantor Kecamatan MBK. Apel siaga ini melibatkan antara lain pemerintah kecamatan, kepolisian, TNI, masyarakat peduli api (MPA), relawan, dan lainnya.
Kegiatan diisi dengan pengecekan personel dan peralatan disusul dengan simulasi pemadam penanggulangan karhutla untuk melatih kesiapsiagaan seluruh personel dalam menghadapi situasi genting. Simulasi dipandu oleh petugas BPBD dan Disdamkarmat Kotim.
“Kami harap dengan kegiatan hari ini, kedepannya setiap ada kejadian karhutla semua personel dapat bergerak cepat dalam melaksanakan pemadaman,” ucap Suyono.
Kecamatan MBK diketahui merupakan salah satu kecamatan yang paling rawan bencana karhutla. Bahkan, pada 2023 lalu jumlah kasus karhutla di MBK paling banyak dari 17 kecamatan di Kotim, yakni 254 kasus dengan luasan 766,59 hektare.
Baca juga: Pemkab Kotim bujuk NAM Air buka penerbangan Sampit-Surabaya
Camat MBK, Irpansyah menjelaskan hal tersebut dikarenakan sebagian besar wilayah MBK merupakan lahan gambut yang mudah terbakar ketika kering dan sulit untuk dipadamkan, sehingga memungkinkan kebakaran terus meluas.
“Hampir 60 persen wilayah di kecamatan ini adalah lahan gambut, makanya kami sering turun ke lapangan untuk sosialisasi ke masyarakat agar jangan sampai membakar lahan sembarangan,” ujarnya.
Seiring dengan dilaksanakan apel siaga, pihaknya juga mengaktifkan seluruh posko satgas karhutla di kelurahan dan desa sampai Oktober 2024. Tujuannya agar masing-masing desa dan kelurahan bisa melakukan upaya-upaya pencegahan karhutla, baik itu sosialisasi ke masyarakat maupun patroli.
Meski, menurutnya upaya tersebut tidak bisa 100 persen mencegah terjadinya karhutla, karena masih ada ancaman karhutla yang disebabkan faktor alam, namun dengan semakin banyak yang terlibat diharapkan kejadian karhutla di MBK tahun ini tidak separah tahun sebelumnya.
“Kita hanya bisa berusaha, sedangkan hasilnya Tuhan yang menentukan. Tapi kami harap masyarakat juga turut membantu dalam mencegah karhutla, karena kalau sudah terjadi maka yang merasakan dampaknya orang banyak. Terutama dampak asap pada kesehatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam seminggu terakhir ada satu kejadian karhutla di wilayah MBK, tepatnya di Desa Bapeang. Namun, api dapat segera ditangani oleh MPA setempat.
Baca juga: Diskominfo Kotim paparkan kendala optimalisasi PPID di daerah
Baca juga: Polres Kotim optimalkan ETLE pada Operasi Patuh Telabang
Baca juga: Bupati Kotim ajak masyarakat sukseskan PIN Polio 2024