PLN bertekad warisi semangat pemuda sebagai fondasi pembangunan nasional

id pln, sumpah pemuda,dirut pln darmawan prasodjo, perusahaan listrik negara, fondasi pembangunan

PLN bertekad warisi semangat pemuda sebagai fondasi pembangunan nasional

Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat menjadi salah satu pembangkit yang berhasil diambil alih oleh Indonesia dari Pemerintah Kolonial Belanda dan masih beroperasi hingga saat ini. PLTA Bengkok memiliki empat unit pembangkit di dua lokasi berbeda. Di lokasi utama PLTA Bengkok, terdapat tiga unit pembangkit dengan kapasitas total 3x1.050 kilowatt (kW), sementara satu unit lainnya adalah PLTA Dago yang memiliki kapasitas 700 KW. Sehingga, total pembangkit ini mampu menghasilkan listrik bersih sebesar 3,85 megawatt (MW). (ANTARA/HO-PLN)

Palangka Raya (ANTARA) -
Tepat 27 Oktober diperingati sebagai Hari Listrik Nasional (HLN) ke-79 dan selama 79 tahun juga PT PLN (Persero) telah menerangi masyarakat seantero Indonesia.
 
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan yang diterima di Palangka Raya, Selasa, mengatakan, PLN bertekad mewarisi semangat para pemuda untuk all out menjalankan mandat sebagai fondasi pembangunan nasional.
 
"PLN menegaskan komitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 8 persen," jelasnya.
 
Dengan mengusung tema “Energi Baru untuk Indonesia Maju”, diharap dapat terus berinovasi dalam menyediakan energi bersih secara berkelanjutan demi kemajuan Indonesia.
 
"Tugas PLN kini bukan hanya menyediakan listrik andal, tetapi juga menjaga lingkungan, menurunkan emisi gas rumah kaca dan fasilitator kemajuan bangsa Indonesia," ujarnya.
 
Melalui listrik hijau yang andal dan merata, PLN berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi, menciptakan lapangan kerja, memerangi kelaparan, menekan angka kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: PLN UID Kalselteng-PT MMAI kerja sama jual beli tenaga listrik 1,73 MVA
 
Darmawan menyampaikan, untuk mewujudkan hal tersebut, PLN telah melakukan berbagai transformasi selama empat tahun terakhir, mulai dari sektor pembangkitan, transmisi, distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan, hingga pelayanan pelanggan.
 
"PLN telah mengubah proses bisnis yang tadinya lambat dan berbelit, kita ubah menjadi proses bisnis yang simpel, sederhana, cepat, dan trengginas," jelasnya.
 
PLN juga berhasil mengkonsolidasi aset-aset yang sebelumnya terpecah menjadi tertata rapi, dalam bentuk holding dan subholding.
 
Selain itu, PLN berhasil mengubah cara pandang dari backward looking, menjadi forward looking, dengan melakukan modernisasi dan digitalisasi pembangkitan, transmisi, sistem kontrol, distribusi, layanan pelanggan, sistem keuangan, pengadaan, dan perencanaan.
 
Darmawan mengatakan, buah dari transformasi ini juga membuat PLN tetap tangguh bahkan bertahan selama pandemi COVID-19. Saat penjualan menurun, PLN justru berhasil meningkatkan pendapatan listrik dan membukukan keuntungan PLN yang terbesar sepanjang sejarah.
 
“Empat tahun lalu kita menghadapi Covid-19. Banyak perusahaan-perusahaan besar terpuruk, tetapi PLN mampu bangkit lebih cepat. Ini semua berkat PLN yang terus guyub dan kompak, karena itu adalah modal dasar kita apapun tantangannya,” tuturnya.

Baca juga: PLN UID Kalselteng-Dinas ESDM perkuat kolaborasi wujudkan Kalteng menyala
 
Darmawan memastikan, PLN juga akan terus mendukung program transisi energi yang telah menjadi isu global. Di tengah perubahan iklim, PLN mengubah strategi dari yang berbasis pengembangan berbahan bakar fosil menjadi pengembangan berbasis energi terbarukan.
 
“Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, di mana kita bukan lagi hanya menyediakan listrik, tetapi tugas kita adalah menyediakan energi bersih yang terjangkau. Bagaimana ke depannya kita harus menyediakan energi yang seimbang antara growth, prosperity, dan environmental sustainability,” ujar Darmawan.
 
Ke depan, PLN juga bertekad untuk terus melakukan inovasi dan pengembangan hingga menjadi perusahaan energi terbaik, bukan hanya di Asia Tenggara bahkan dunia.
 
“Tentu saja ini tantangan yang luar biasa, kita harus bekerja lebih keras. Ini adalah satu opportunity bagi kita semua utuk tumbuh lebih kokoh dan jaya lagi. PLN akan betul-betul menjadi pusat energi terkemuka bukan hanya di Indonesia, tapi di Asia Tenggara bahkan di dunia,” ucap Darmawan.
 
HLN ke-79 merupakan momen penting untuk mengenang peran kelistrikan di Indonesia yang telah mengukir sejarah panjang, bahkan sejak prakemerdekaan.
 
Dimulai pada akhir abad ke-19, saat itu listrik hanya digunakan oleh perusahaan milik pemerintah kolonial untuk mendukung operasional perusahaan, seperti pabrik gula, perkebunan, pelabuhan, dan jalur kereta api di Indonesia.
 
Kelistrikan untuk umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda, NV Nign yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya untuk melayani penyediaan listrik bagi masyarakat.
 
Pada tahun 1927, pemerintah kolonial Belanda mendirikan s'Lands Waterkracht Bedriven (LWB) sebagai perusahaan listrik negara yang mengelola berbagai pembangkit listrik di wilayah Indonesia, termasuk PLTA di Jawa Barat, Sulawesi, dan Sumatra. Selain itu, di beberapa Kotapraja dibentuk juga perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
 
Ketika Belanda menyerah pada Jepang di Perang Dunia II, perusahaan listrik juga diambil oleh Jepang. Namun, saat Jepang menyerah di tangan Sekutu dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda serta buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan yang dikuasai Jepang.
 
Hingga akhirnya pada tanggal 27 Oktober 1945 Pemerintah Republik Indonesia melalui Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 membentuk Jawatan Listrik dan Gas yang merupakan cikal bakal terbentuknya PT PLN (Persero). Setelahnya, Pemerintah juga menetapkan 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional hingga saat ini.
 
"HLN ke-79 ini menjadi momentum PLN untuk memperteguh komitmennya bersama Pemerintah guna memastikan ketersediaaan listrik bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali. Kami bertekad untuk melanjutkan warisan sejarah listrik nasional melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber energi secara optimal dengan tata kelola yang berwawasan lingkungan demi masa depan bangsa,” tutup Darmawan.