Selama Januari-Oktober 2024 Call Center 112 Palangka Raya evakuasi 63 ODGJ
Palangka Raya (ANTARA) - Koordinator Call Center 112 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sucipto mengatakan sejak Januari hingga Oktober 2024 pihaknya telah berhasil mengevakuasi sebanyak 63 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
"Evakuasi tersebut dilakukan karena ODGJ tersebut kerap meresahkan warga saat berkeliaran di Kota Palangka Raya, bahwa ada yang sampai mengamuk dan membahayakan nyawa warga," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, bahwa pada Januari hingga Maret 2024 pihaknya berhasil mengevakuasi sebanyak 18 ODGJ, kemudian angka tersebut meningkat pada April hingga Juni 2024, menjadi 20 ODGJ.
Sementara pada Juli hingga September 2024, pihaknya berhasil mengevakuasi 17 ODGJ, dan di bulan Oktober ini pihaknya sudah mengevakuasi sebanyak delapan ODGJ.
"Memang rata-rata ODGJ yang dievakuasi ada satu atau dua orang yang merupakan ODGJ yang sama, yang sebelumnya telah dikembalikan ke keluarga kemudian kembali meresahkan warga," ucapnya.
Sucipto menambahkan, hal tersebut terjadi karena tidak seluruh ODGJ yang dievakuasi oleh tim Call Center 112 Kota Palangka Raya, diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei, melainkan dikembalikan ke keluarga. Sementara dikembalikannya ODGJ ke keluarga tersebut, dilakukan setelah proses diskusi bersama keluarga dan pihak keluarga telah sepakat serta menyanggupi untuk merawat ODGJ tersebut.
Baca juga: Legislator Kota sesalkan KDRT masih terjadi di Palangka Raya
"Kami selalu siap untuk menerima dan menanggapi laporan masyarakat. Setelah menerima laporan, tim kami akan segera bergerak untuk melakukan evakuasi dan penanganan. Kemudian kalau ODGJ itu masih ada keluarga, kami kemudian berkoordinasi untuk menentukan langkah," ujarnya.
Sucipto juga mengungkapkan, dengan adanya peningkatan jumlah evakuasi ODGJ menjadi upaya bersama untuk meningkatkan perhatian lebih terhadap kesehatan mental masyarakat. Untuk itu, dirinya berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap ODGJ di lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika menemukan ODGJ yang membutuhkan bantuan untuk dilakukan evakuasi.
"Kami juga berharap agar masyarakat dapat lebih memahami dan tidak stigmatisasi terhadap ODGJ. Mereka juga manusia yang membutuhkan kasih sayang dan pertolongan," demikian Sucipto.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta bantu perluas akses pasar UMKM
Baca juga: Basirun resmi dilantik jadi wakil ketua I DPRD Kota Palangka Raya
Baca juga: DPKUKMP beri pembinaan 120 koperasi di Palangka Raya
"Evakuasi tersebut dilakukan karena ODGJ tersebut kerap meresahkan warga saat berkeliaran di Kota Palangka Raya, bahwa ada yang sampai mengamuk dan membahayakan nyawa warga," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, bahwa pada Januari hingga Maret 2024 pihaknya berhasil mengevakuasi sebanyak 18 ODGJ, kemudian angka tersebut meningkat pada April hingga Juni 2024, menjadi 20 ODGJ.
Sementara pada Juli hingga September 2024, pihaknya berhasil mengevakuasi 17 ODGJ, dan di bulan Oktober ini pihaknya sudah mengevakuasi sebanyak delapan ODGJ.
"Memang rata-rata ODGJ yang dievakuasi ada satu atau dua orang yang merupakan ODGJ yang sama, yang sebelumnya telah dikembalikan ke keluarga kemudian kembali meresahkan warga," ucapnya.
Sucipto menambahkan, hal tersebut terjadi karena tidak seluruh ODGJ yang dievakuasi oleh tim Call Center 112 Kota Palangka Raya, diserahkan ke Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei, melainkan dikembalikan ke keluarga. Sementara dikembalikannya ODGJ ke keluarga tersebut, dilakukan setelah proses diskusi bersama keluarga dan pihak keluarga telah sepakat serta menyanggupi untuk merawat ODGJ tersebut.
Baca juga: Legislator Kota sesalkan KDRT masih terjadi di Palangka Raya
"Kami selalu siap untuk menerima dan menanggapi laporan masyarakat. Setelah menerima laporan, tim kami akan segera bergerak untuk melakukan evakuasi dan penanganan. Kemudian kalau ODGJ itu masih ada keluarga, kami kemudian berkoordinasi untuk menentukan langkah," ujarnya.
Sucipto juga mengungkapkan, dengan adanya peningkatan jumlah evakuasi ODGJ menjadi upaya bersama untuk meningkatkan perhatian lebih terhadap kesehatan mental masyarakat. Untuk itu, dirinya berharap masyarakat dapat lebih peduli terhadap ODGJ di lingkungan sekitar dan segera melaporkan jika menemukan ODGJ yang membutuhkan bantuan untuk dilakukan evakuasi.
"Kami juga berharap agar masyarakat dapat lebih memahami dan tidak stigmatisasi terhadap ODGJ. Mereka juga manusia yang membutuhkan kasih sayang dan pertolongan," demikian Sucipto.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya diminta bantu perluas akses pasar UMKM
Baca juga: Basirun resmi dilantik jadi wakil ketua I DPRD Kota Palangka Raya
Baca juga: DPKUKMP beri pembinaan 120 koperasi di Palangka Raya