Merespons tantangan geografis distribusi logistik Pilkada Kalteng

id pilkada kalteng,pilkada palangka raya,pilkada serentak

Merespons tantangan geografis distribusi logistik Pilkada Kalteng

Personel kepolisian bersama petugas Bawaslu menyeberangi Sungai Tompobulu untuk mendistribusikan logistik Pilkada 2024 ke Dusun Makmur, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (26/11/2024). Jalur tersebut dipilih untuk memangkas waktu tempuh pendistribusian logistik hingga dua jam menuju TPS 01 Dusun Makmur yang memiliki Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 176 orang. ANTARA FOTO/Hasrul Said/YU

Palangka Raya (ANTARA) - Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan agenda penting dalam rangkaian demokrasi di Indonesia. Di Kalimantan Tengah (Kalteng), distribusi logistik Pilkada Serentak 2024 menjadi salah satu tantangan terbesar karena kondisi geografis yang cukup kompleks.

Wilayah ini terdiri atas dataran rendah, hutan lebat, sungai besar, serta riam yang sulit dilewati. Ditambah lagi, cuaca ekstrem seperti hujan lebat sering menjadi penghalang.

"Namun, berkat upaya maksimal dan koordinasi dan berbekal pengalaman dari penyelenggara, distribusi logistik di seluruh wilayah Kalteng optimistis berhasil terlaksana dengan lancar," katanya.

Ketua KPU Provinsi Kalimantan Tengah Sastriadi mengatakan distribusi logistik Pilkada di Kalteng memerlukan perencanaan yang matang karena setiap daerah memiliki karakteristik geografis yang unik.

Di antara tantangan distribusi logistik Pilkada di Kalteng seperti di wilayah Kabupaten Katingan. Wilayah ini menjadi salah satu wilayah yang paling menantang dalam distribusi logistik.

Di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Mendawai dan Kecamatan Katingan Kuala, akses transportasi darat sangat terbatas. Satu-satunya cara untuk mendistribusikan logistik adalah melalui jalur sungai.

Proses pengiriman ini memakan waktu hingga delapan jam perjalanan menggunakan kapal atau perahu motor. Riam dan arus sungai yang deras menambah tingkat kesulitan.

Selain itu tantangan geografis juga ada di Kabupaten Gunung Mas yang sebagian wilayahnya memiliki medan berbukit dengan jalan yang licin, terutama pada musim hujan.

Untuk menjangkau beberapa kecamatan tertentu seperti kecamatan Bukit Raya, logistik Pilkada harus diangkut menggunakan kendaraan 4 wheel drive (WD) atau mobil dengan sistem penggerak pada keempat rodanya.

Kondisi jalan yang berlumpur dan berbatu sering memperlambat perjalanan, sehingga tim pengirim harus bekerja ekstra untuk memastikan logistik tiba tepat waktu.

Di beberapa wilayah lain, seperti Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara, pengiriman logistik Pilkada harus melewati riam yang berbahaya.

Selain itu, hujan deras yang sering terjadi membuat sungai meluap dan meningkatkan risiko kecelakaan.

"Untuk itu jajaran KPU di Kalteng bersama berbagai pihak terkait lainnya telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memastikan logistik dapat terdistribusi dengan baik, meskipun dihadapkan pada tantangan berat," katanya.
 

Strategi penyelenggara menyiapkan logistik tepat waktu

Di wilayah seperti Katingan dan Gunung Mas, penyelenggara menggunakan kombinasi transportasi darat dan air untuk mengirim logistik.

Transportasi perahu digunakan di daerah yang sulit dijangkau melalui jalur darat, sedangkan kendaraan 4WD dimanfaatkan untuk jalan darat yang berbatu atau berlumpur.

Ketua KPU Kabupaten Katingan Wahyuni mengatakan,untuk memastikan distribusi logistik tiba secara aman dan tepat waktu, pihaknya juga melibatkan masyarakat lokal.

"Ini karena penduduk setempat yang lebih mengenal medan menjadi pemandu atau operator transportasi, sehingga perjalanan lebih efisien," katanya.

Selain itu, proses distribusi juga dilakukan melalui pengawasan yang ketat, koordinasi yang intensif dan berkelanjutan. Ini dilakukan untuk memastikan barang tiba tepat waktu dengan aman.

Koordinasi berjenjang juga menjadi salah satu upaya strategis untuk memonitor perjalanan logistik, mengatasi hambatan di lapangan, dan memberikan laporan secara terkini (real time)

"Kemudian untuk wilayah terjauh, distribusi juga dimulai lebih awal untuk mengantisipasi potensi keterlambatan akibat cuaca buruk. Selain itu, penyelenggara bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca secara berkala," kata Wahyuni.

Berkat langkah-langkah strategis tersebut, distribusi logistik Pilkada di Kalimantan Tengah dapat berjalan dengan lancar. Seluruh logistik, mulai dari kotak suara, surat suara, hingga alat protokol kesehatan, tiba di lokasi pemungutan suara tepat waktu.

Sementara itu, Ketua KPU Provinsi Kalteng Sastriadi menegaskan bahwa distribusi logistik Pilkada di Kalimantan Tengah adalah contoh nyata bagaimana tantangan geografis dapat diatasi dengan perencanaan matang dan kolaborasi yang kuat.

Meski harus melalui sungai selama delapan jam di Katingan, melintasi jalan berbatu di Gunung Mas, atau menghadapi riam berbahaya di wilayah lainnya, logistik berhasil tiba tepat waktu.

"Hal ini menunjukkan bahwa semangat demokrasi tetap hidup meski dihadapkan pada berbagai hambatan," katanya.

Ke depan, diharapkan keberhasilan ini dapat menjadi inspirasi untuk penyelenggaraan Pilkada di daerah lain dengan karakteristik geografis yang serupa.

Dengan komitmen bersama, tantangan apa pun dapat diatasi demi tercapainya demokrasi yang inklusif dan merata di seluruh pelosok negeri.
 

Sumber daya yang memadai

Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kalimantan Tengah (Kalteng) didukung oleh kekuatan besar dari berbagai elemen.

Ketua KPU Provinsi Kalteng Sastriadi mengatakan, untuk mewujudkan pemilu yang transparan, jujur, dan adil, KPU Kalteng memanfaatkan total 57 komisioner yang tersebar di berbagai tingkat wilayah.

Mereka bekerja sama dengan 200 Pegawai Negeri Sipil (PNS) KPU, 94 tenaga administrasi, 52 jagat sana (petugas lapangan), 20 pengemudi, serta 31 pramubakti untuk memastikan kelancaran operasional.

Selain itu, kekuatan utama juga datang dari jajaran ad hoc. Sebanyak 7.050 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih), 1.088 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) beserta sekretariatnya, 99.426 Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan 31.122 Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menjadi garda depan di lapangan.

"Tak kalah penting, 8.892 anggota Linmas hadir untuk mendukung keamanan dan ketertiban selama proses pilkada berlangsung. Ini juga didukung dengan hadirnya aparat TNI dan Polri," katanya

Dengan total personel mencapai puluhan ribu orang, struktur ini mencerminkan kesiapan KPU Kalteng untuk menjamin keberlangsungan pilkada tepat jadwal dan terpercaya.

Kolaborasi antara tenaga inti dan ad hoc ini merupakan fondasi penting dalam menjaga legitimasi demokrasi di Kalteng.

"Seluruh kekuatan ini memiliki tugas dan peran yang saling terikat terutama dalam menyukseskan Pilkada Provinsi Kalteng serta 13 kabupaten dan satu kota yang jumlah peserta Pilkada sebanyak 37 pasangan calon," katanya.

Sementara itu, Pilkada di Provinsi Kalteng 2024 diikuti oleh empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Adapun paslon nomor urut 1 adalah Willy M Yoseph-Habib Ismail, nomor urut 2 Nadalsyah-Supian Hadi, nomor urut 3 Agustiar Sabran-Edy Pratowo, dan nomor urut 4 Abdul Razak-Sri Suwanto.

"Pada Pilkada tahun ini, kami juga akan melayani 1.960.053 masyarakat, terdiri dari 1.006.845 laki-laki dan 953.208 perempuan untuk menggunakan hak pilih di TPS pada 27 November 2024," kata Sastriadi.

Pilkada Serentak 2024 di Kalimantan Tengah adalah bukti bahwa demokrasi sejati mampu menjangkau setiap pelosok, meskipun menghadapi medan yang sulit dan tantangan alam yang berat.

Dengan dedikasi, perencanaan matang, dan kolaborasi semua pihak, distribusi logistik yang kompleks dapat diatasi, memastikan setiap warga negara dapat menggunakan hak pilihnya.

Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi penyelenggaraan pemilu di masa depan, membuktikan bahwa dengan semangat kebersamaan, tidak ada hambatan yang terlalu besar untuk dilewati demi terwujudnya demokrasi yang inklusif dan berkeadilan.