Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyiapkan anggaran sekitar Rp280 juta untuk pemeliharaan jalan di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit yang kerap dikeluhkan pedagang setempat.
“Untuk perbaikan jalan di PPM inshaAllah akan dilaksanakan Januari 2025 mendatang, lebih tepatnya peningkatan jalan supaya tidak tergenang lagi,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati di Sampit, Selasa.
Hal ini ia sampaikan usai melakukan inspeksi dadakan (sidak) ketersediaan dan stabilitas harga pangan di PPM dan Pasar Ikan Mentaya (PIM) Sampit dalam rangka menyambut Natal dan Tahun Baru 2025.
Dalam kegiatan itu, ia menyempatkan diri meninjau kondisi jalan di kawasan pasar tersebut yang kerap dikeluhkan pedagang. Khususnya, jalan penghubung antara PPM dan PIM Sampit yang banyak berlubang.
Lubang di jalan itu membuat air tergenang, bukan hanya air hujan, tapi juga air limbah dari pedagang ikan, kemudian mengendap dan menimbulkan bau tak sedap. Kondisi itu juga menyebabkan lokasi tersebut tampak kumuh.
“InshaAllah, awal tahun depan akan segera kami tindaklanjuti, sehingga kebersihan di pasar terjaga dan otomatis para konsumen juga nyaman berbelanja, begitu pula para pedagang yang berjualan di pasar,” demikian Irawati.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kotim Fahrujiansyah menyampaikan, pihaknya telah melakukan pergeseran anggaran bersumber dari insentif fiskal (IF) untuk pemeliharaan jalan di kawasan PPM
“Dalam indikatornya dana IF itu bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi dan pasar adalah salah satu objek pertumbuhan ekonomi, sehingga boleh dilakukan pergeseran untuk pemeliharaan jalan itu. Anggarannya yang kami siapkan sekitar Rp280 juta,” tutur Fahrujiansyah.
Ia melanjutkan, berdasarkan rekomendasi dari Bidang Bina Marga rencananya lapisan atas dari jalan itu yang menggunakan material batu sikat akan dikupas atau dibuka dulu hingga bersih, lalu apabila ada yang berlubang akan dicor ulang agar rata.
Baca juga: Wabup Kotim soroti tumpukan sampah di PIM Sampit
Dari kajian lebih lanjut dari bidang terkait, lokasi jalan yang rawan basah seperti di depan PIM tidak cocok menggunakan konstruksi berlapis seperti yang saat ini terjadi, kalau ingin dilapis harus sesuai standar ukuran berdasarkan kualitas cor.
“Yang jelas kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk menindaklanjuti keluhan para pedagang terkait kondisi jalan tersebut, karena kita tau kondisi pasar bisa mempengaruhi minat orang untuk berkunjung atau berbelanja di pasar,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi pasar yang kotor dan kumuh bisa membuat masyarakat enggan untuk berbelanja ke pasar. Hal ini bukan hanya berdampak pada penurunan daya beli dan pendapatan pedagang, tetapi juga penurunan retribusi daerah yang bersumber dari pasar.
Sebaliknya, apabila daya beli masyarakat meningkat otomatis pendapatan pedagang juga akan meningkat, sehingga penerimaan daerah dari retribusi pasar pun akan lebih baik pula.
“Makanya, ini pelan-pelan kami benahi, walaupun masalah pasar ini sangat kompleks dan yang kami tangani bukan cuma PPM dan PIM, tapi juga Pasar Samuda, Pasar Parenggean dan lainnya. Semua itu objek pemasukan daerah yang diharapkan bisa berfungsi secara optimal,” demikian Fahrujiansyah.
Baca juga: Pemkab Kotim periksa stok pangan ke distributor hingga pasar
Baca juga: Lapas Sampit tegaskan komitmen cegah peredaran narkoba
Baca juga: Peduli kesehatan masyarakat, PT Globalindo Alam Perkasa bantu fasilitas Pondok Bersalin Desa di Dusun Rongkang