Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menginstruksikan kepada jajarannya termasuk pemerintah kabupaten dan kota mengantisipasi potensi banjir, terutama di kawasan pertanian atau food estate dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.
"Food estate atau sekarang itu ketahanan pangan nasional di Kalimantan Tengah, di 10 kabupaten/kota kita dipercaya. Jangan sampai food estate ini kebanjiran sehingga gagal panen, waktu debit air naik, curah hujan tinggi dilihat daerah mana yang akan terjadi genangan atau banjir, harus dipantau," tegas Sugianto di Palangka Raya, Senin.
Terutama di dua kabupaten utama lumbung pangan di wilayah Kalimantan Tengah, seperti Kapuas maupun Pulang Pisau, agar hal-hal seperti ini dapat diantisipasi.
Dia mengatakan, hasil dari pemantauan intens di lapangan segera dikoordinasikan dengan pemerintah pusat atau kementerian, yakni di titik mana saja yang rawan, dan perlu diantisipasi guna mencegah terjadinya gagal panen.
"Kita cek, nanti kita koordinasi dengan kementerian. Harus dipantau para bupati supaya menyiapkan pompa air dan lainnya," pintanya.
Baca juga: BPBPK Kalteng kawal penanganan daerah terdampak banjir
Sugianto meminta jajaran pemerintah daerah di Kalimantan Tengah siaga dan mampu bertindak cepat untuk mengantisipasi berbagai hal yang dapat mengganggu aktivitas pertanian.
"Tolong ambil tindakan yang cepat, jangan sampai terjadi dulu (musibah). Harus siapkan langkah-langkah antisipasi," jelasnya di sela rapat koordinasi lintas sektor.
Dia pun menegaskan, pemerintah provinsi siap membantu penanganan di lapangan, sehingga berbagai keperluan terutama terkait dukungan yang dibutuhkan dapat segera disampaikan agar segera ditindaklanjuti.
Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah pada periode Januari 2025, tercatat sebanyak enam kabupaten yang daerahnya terdampak banjir, meliputi Murung Raya, Gunung Mas, Kapuas, Barito Selatan, Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur.
Banjir yang terjadi di enam kabupaten di Kalteng tersebut memberi dampak pada delapan kecamatan, yakni 18 desa atau kelurahan meliputi 4.221 kepala keluarga atau 10.476 jiwa. Murung Raya, Gunung Mas, Pulang Pisau dan Kotawaringin Timur kondisinya sudah surut, sedangkan Kapuas dan Barito Selatan masih belum surut.
Baca juga: Plt Sekda Kalteng tegaskan seleksi calon PHD terbuka dan kompetitif
Baca juga: Pemprov Kalteng terus pacu capaian SPI dari KPK RI
Baca juga: DPMPTSP Kalteng terbaik dalam Penilaian Pelaporan Pertanggungjawaban Bendahara 2024