Legislator Kotim: Perlu strategi mendukung lansia tetap sehat dan produktif

id DPRD Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, akhyanoor, kesehatan

Legislator Kotim: Perlu strategi mendukung lansia tetap sehat dan produktif

Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Akhyanoor. ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Akhyanoor menyebut perlunya strategi pembangunan agar warga lanjut usia (lansia) di wilayah setempat tetap sehat dan produktif.

“Perlu strategi pembangunan agar lansia tetap sehat dan produktif, pemerintah daerah diharapkan menyediakan layanan kesehatan yang komprehensif dan menyediakan program-program yang memberdayakan lansia,” kata Akhyanoor di Sampit, Kamis.

Anggota Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini menyampaikan, bahwa pihaknya mengapresiasi meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) di Kotim pada 2024, yakni mencapai 74,38 tahun.

Namun, perlu diingat bahwa dengan meningkatnya UHH pasti akan diikuti dengan berbagai persoalan sosial yang berkaitan dengan kelompok lansia dan masyarakat.

Bukan hanya Kotim, secara umum di Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menghadapi fenomena aging population, yakni meningkatnya jumlah penduduk lansia yang berhubungan dengan peningkatan UHH.

Oleh karena itu, pemerintah daerah harus menyiapkan langkah strategis untuk menghindari dampak negatif dari fenomena ini, mengingat lansia termasuk kelompok rentan.

Baca juga: Bupati Kotim harapkan pendapatan rumah sakit lampaui target

“Beberapa tantangan yang akan dihadapi antara lain adalah kualitas hidup lansia yang perlu dipertahankan, mengingat masalah seperti penurunan kesehatan dan kapabilitas fisik akan terjadi seiring bertambahnya usia,” sebutnya.

Ia melanjutkan, pemerintah harus memahami tiga faktor utama yang menjadikan lansia masuk ke dalam kelompok rentan, yakni tidak produktif secara ekonomi, masalah kesehatan dan membutuhkan pendamping sebagai pengasuh.

Tak sedikit lansia yang mengalami ketidakstabilan finansial, sedangkan kondisi fisik yang tidak lagi prima membuat mereka tidak mampu melakukan pekerjaan berat, sehingga lansia akan tergantung secara ekonomi kepada keluarga atau orang lain.

Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah untuk bisa meningkatkan kualitas hidup lansia melalui berbagai program, seperti peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pemberdayaan lansia, serta pengembangan posyandu lansia.

“Pemberdayaan lansia ini dimaksudkan agar mereka tetap bisa produktif dan juga berdampak pada kesejahteraan mereka, sehingga mereka tidak hanya bergantung kepada orang lain untuk urusan finansialnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, belajar dari pengalaman negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, banyak lansia menghadapi masalah kesepian yang serius, maka diperlukan upaya upaya kolektif antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan sosial yang mendukung bagi para lansia.

“Pemerintah daerah harus siap menjawab tantangan ini dengan menyediakan program-program yang memberdayakan dan menghubungkan para lansia, karena bagaimana pun juga lansia bagian dari masyarakat yang butuh perhatian pemerintah,” demikian Akhyanoor.

Baca juga: Bapenda Kotim targetkan 71 usaha gunakan alat pemantau pajak

Baca juga: BMKG Kotim prakirakan awal musim kemarau pertengahan Juni

Baca juga: BPBD Kotim latih kesiapsiagaan pelajar SMPN 8 Sampit hadapi karhutla