BMKG Kotim prakirakan awal musim kemarau pertengahan Juni

id BMKG Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, cuaca

BMKG Kotim prakirakan awal musim kemarau pertengahan Juni

Kepala BMKG Kotim Mulyono Leo Nardo ketika menyampaikan terkait prakiraan musim kemarau 2025, Kamis (24/4/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit memprakirakan awal musim kemarau 2025 di wilayah setempat akan terjadi pada pertengahan Juni.

“Berdasarkan prakiraan musim kemarau 2025 untuk daerah Kotim, kami prakirakan mulai pada dasarian II Juni, dari wilayah selatan, tengah lalu utara. Jadi tiga wilayah ini berbeda awal musim kemaraunya,” kata Kepala sekaligus Prakirawan BMKG Kotim Mulyono Leo Nardo di Sampit, Kamis.

Ia menyampaikan bahwa musim kemarau di Kotim akan terjadi secara bertahap, dimulai pada dasarian II Juni 2025. Dasarian adalah satuan waktu yang terdiri dari sepuluh hari. Satuan waktu ini sering digunakan dalam bidang meteorologi dan klimatologi.

Wilayah selatan Kotim menjadi yang pertama dilanda musim kemarau pada dasarian II Juni, lalu meluas ke wilayah tengah pada dasarian III Juni dan berikutnya wilayah utara pada dasarian I Juli.

Kemudian, untuk puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada Agustus 2025, setelah itu secara bertahap akan terjadi transisi menuju musim hujan. Ia juga menyebut bahwa musim kemarau tahun ini lebih singkat dibandingkan tahun sebelumnya.

“Patokan kami adalah tahun sebelumnya dan musim kemarau tahun ini lebih pendek dibandingkan 2024 lalu. Walaupun pendek potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan tetap ada,” lanjutnya.

Mulyono melanjutkan, musim kemarau tahun ini diprediksi normal atau kondisi netral. Namun, hal itu juga menandakan tingkat kekeringan tahun ini sedikit lebih tinggi dibanding musim kemarau sebelumnya.

Baca juga: BPBD Kotim latih kesiapsiagaan pelajar SMPN 8 Sampit hadapi karhutla

Musim kemarau 2024 lalu turut dipengaruhi fenomena La Nina yang ditandai dengan mendinginnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, dapat meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah, sehingga cenderung lebih basah.

Sementara musim kemarau 2025 dalam kondisi normal tanpa ada fenomena yang mempengaruhi, baik itu La Nina maupun El Nino. Kendati demikian, informasi ini hanya sebatas prakiraan yang mungkin berubah tergantung kondisi alam.

“Adapun untuk saat ini untuk wilayah Kotim masih diliputi musim hujan, nanti pada Mei baru memasuki musim pancaroba atau masa peralihan atau transisi antara musim hujan ke musim kemarau,” demikian Mulyono.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Multazam menyampaikan walau musim kemarau tahun ini diprediksi lebih singkat namun pihaknya tetap melakukan persiapan secara 3P (Peralatan, Personel dan Pembiayaan).

“Kami tetap melakukan antisipasi, apalagi berdasarkan informasi dari BMKG bahwa musim kemarau tahun ini cenderung lebih kering yang artinya potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan lebih tinggi,” ucapnya.

Ia juga menekankan, bahwa urusan kebencanaan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait, tetapi merupakan tanggung jawab bersama termasuk masyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk turut menjaga dan mencegah terjadinya kebakaran di lingkungan masing-masing. Lebih khusus, ia meminta agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat menimbulkan dampak luas.

“Kita tentunya berharap karhutla tahun ini bisa ditanggulangi dan ini bukan hanya tanggung jawab BPBD saja, tetapi juga semua unsur karena kebencanaan itu merupakan urusan bersama,” demikian Multazam.

Baca juga: Layanan data BPS Kotim semakin diminati

Baca juga: Banyak manfaat, Program Inklusi Sosial di Kotim diminta diperluas

Baca juga: Pemkab Kotim pelajari keberhasilan peningkatan pelayanan publik di Pontianak